5 Jenis Pengawet Makanan yang Berbahaya bagi Manusia

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Roti, burger, sayur, maupun makanan lainnya yang tidak segera habis akan memiliki ambang waktu basi yang tidak sama satu dengan yang lain. Beberapa orang mengakalinya dengan memasukkan ke dalam kulkas kemudian menghangatkannya kembali. Namun tidak semua jenis makanan dapat diperlakukan dengan sama. Sehingga makanan basi kerap menjadi problematika bagi banyak orang.

Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti pada The Daily Meal dalam Departemen Pertanian Amerika Serikat bahwa makanan pada umumnya hanya akan bertahan selama 2 jam saja pada suhu ruangan. Setelah itu akan banyak bakteri yang menempel pada makanan yang nantinya akan membuat makanan basi. [1]

Yang perlu digaris bawahi adalah tidak semua jenis makanan hanya dapat bertahan pada suhu ruang selama 2 jam saja, beberapa makanan juga bisa tahan lebih lama seperti pizza dan gorengan. Namun untuk menghindari makanan basi, lebih baiknya Anda bisa memberi label dari setiap makanan sisa yang hendak disimpan. [1]

Seiring dengan perkembangan teknologi, teknologi pangan juga mengembangkan inovasi untuk menghindari makanan agar tidak mudah basi. Yakni dengan penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti jenis pengawet makanan. [1]

Penggunaan pengawet makanan ditujukan agar dapat memberikan manfaat yang baik untuk peningkatan mutu produk pangan yang diproduksi. Namun yang perlu di garis bawahi adalah tetap digunakan sesuai aturan yang sebelumnya telah ditetapkan dan sebelumnya perlu diketahui apa fungsi dan kegunaannya demi mencapai tujuan yang diharapkan. [1]

Namun, saat ini tidak sedikit pula kasus terkait produsen yang sering keliru atau salah dalam penggunaan pengawet makanan. Hal tersebut biasanya berupa penggunaan pengawet makanan yang tidak diizinkan untuk pangan (non food grade) atau penggunaan pengawet makanan dengan dosis/takaran yang tidak tepat sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh. [1]

Jenis Pengawet yang Berbahaya untuk Dikonsumsi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pengawet makanan merupakan bahan tambahan untuk menjamin kesegaran dan mutunya. Penggunaan pengawet makanan akan aman dikonsumsi apabila sesuai dengan anjuran. Di luar hal itu ada beberapa jenis pengawet makanan yang berbahaya dikonsumsi bagi kesehatan tubuh, yaitu:

Boraks merupakan zat kimia yang digunakan sebagai anti jamur, pembasmi kecoa, antiseptik, bahan detergen, cat, pestisida, maupun keramik. Namun, boraks belakangan ini diketahui telah ditambahkan ke beberapa jenis makanan seperti dalam bakso, mie basah, kerupuk, maupun pangsit. [1]

Boraks jika ditambahkan ke dalam bahan makanan akan membuat makanan menjadi kenyal. Tentu saja hal tersebut akan sangat berdampak bagi masalah kesehatan tubuh karena boraks bersifat toksik atau beracun untuk semua sel yang berada dalam tubuh. [1]

Bahan makanan yang telah tercampur boraks akan menimbulkan efek negatif untuk sistem saraf, ginjal, maupun hati. Gejala ringan yang ditimbulkan biasanya seperti mual, merasa tidak enak badan, sakit perut, gangguan saluran pencernaan, diare, sakit kepala. [1]

Namun, jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang tentu saja akan meningkatkan risiko kanker, mengganggu sistem reproduksi, dan penurunan kekebalan tubuh. [1]

  • Formalin

Pada dasarnya, formalin digunakan sebagai bahan untuk pembersih lantai, pembersih pakaian, pembasmi serangga, pupuk, parfum, pengawet produk kosmetik, dan pengawet mayat. Hal tersebut karena formalin merupakan larutan tak berwarna dan berbau tajam dan sifatnya yang anti mikroba. [1]

Namun tak jarang beberapa produsen nakal tetap nekat untuk menambahkan bahan kimia yang berbahaya ini pada ikan segar, ayam potong, mie basah, maupun tahu yang tujuannya agar dagangan mereka tidak lekas basi. [1]

Reaksi yang akan ditimbulkan yakni berupa reaksi alergi dan iritasi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, sakit perut, hingga pusing. Terlebih jika tubuh mengkonsumsi formalin dalam jangka waktu yang panjang yakni besar kemungkinan akan meningkatkan penyakit kanker karena formalin merupakan zat berbahaya yang bersifat karsinogenik. [1]

  • Sodium Benzoate atau Natrium Benzoate

Tentu zat ini telah banyak diperdagangkan karena merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk pengawet makanan hampir di semua jenis makanan maupun minuman olahan. Penggunaan zat ini tidak didukung oleh beberapa jenis penelitian yang dimana akan meningkatkan risiko terjadinya kanker. [2]

Tak hanya sodium benzoate atau natrium benzoate yang dikonsumsi secara tunggal saja, melainkan apabila dicampur ke dalam minuman yang rasanya asam seperti vitamin C buatan. Sehingga campuran kedua zat tersebut akan menghasilkan benzena yakni zat kimia yang sifatnya karsinogenik (memicu kanker). [2]

  • Sodium Nitrate atau Natrium Nitrate

Anda tentu pernah atau bahkan sering mengkonsumsi daging olahan seperti sosis, dendeng, ikan maupun daging asap, maupun daging ham. Sayangnya, menurut beberapa penelitian zat kimia jenis ini sodium nitrate atau natrium nitrate mampu meningkatkan risiko penyakit jantung karena efeknya yang dapat merusak pembuluh darah. [2]

Selain itu, nitrat juga dapat meningkatkan risiko terserang diabetes. Hal lainnya yang dapat terganggu adalah dengan banyak mengkonsumsi nitrat mampu meningkatkan risiko arteri cenderung mengeras kemudian menyempit dan membuat aliran darah menjadi tersumbat. [2]

  • TBHQ

TBHQ merupakan zat kimia dengan singkatan yang lumayan panjang yakni, Tertiary butylhydroquinone atau tert-butylhydroquinone yang tidak lain adalah bahan pengawet makanan olahan favorit hampir semua orang. [3]

Anda dapat menemukan zat kimia ini berada pada bahan makanan olahan seperti minyak nabati, biskuit, mie, makanan beku atau frozen food, dan makanan cepat saji. Tujuannya adalah agar jenis makanan yang dihidangkan tidak mudah basi dan memperpanjang umur simpan produk agar tidak lekas bau tengik. [3]

Biasanya penggunaan TBHQ ini tidak hanya sendiri, melainkan sering digunakan bersamaan dengan zat aditif lainnya, antara lain propyl gallate, butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT). [3]

Bukan hanya dugaan saja, melainkan telah dibuktikan dari beberapa penelitian bahwa penggunaan TBHQ ini akan mengganggu kinerja atau bahkan merusak organ tubuh seperti hati, saraf, dan akan meningkatkan pertumbuhan tumor. Selain itu, dampak negatif untuk tubuh adalah dapat mempengaruhi perilaku menjadi hiperaktif dan tidak bisa fokus pada suatu hal (ADHD). [3]

Itulah beberapa jenis zat kimia dalam pengawet makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Baik dalam penggunaan sementara maupun jangka panjang. Untuk menghindari penggunaannya lebih baik membaca terlebih dahulu komposisi dan jenis pengawet yang tertera dalam label kemasan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment