Kejang Saat Tidur; Penyebab dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kejang saat tidur disebut juga kejang nokturnal. Kondisi ini bisa menyebabkan tindakan yang tidak biasa pada penderitanya di malam hari, misalnya terbangun tanpa alasan atau mengompol, selain juga menyentak-nyentakkan tubuh saat tidur.

Kejang saat tidur biasanya termasuk sejenis kejang yang disebut tonic-clonic. Sebagian besar orang yang mengalami kejang seperti ini adalah penderita epilepsi.

Mengenal Kejang Nokturnal

Kejang saat tidur adalah hal yang jarang terjadi dan biasanya menandakan orang tersebut menderita epilepsi.

Beberapa penderita epilepsi mengalami kejang hanya saat tidur sementara beberapa yang lainnya mengalami kejang di siang hari maupun malam hari. Orang yang kejang hanya di malam hari adalah mereka yang mengalami kejang nokturnal. [1, 2, 3, 4]

Diperkirakan sekitar 12 persen penderita epilepsi mengalami kejang jenis ini.

Kejang nokturnal bisa mengganggu tidur selain juga berdampak pada kemampuan berkonsentrasi dan mempengaruhi performa kerja atau belajar. Kejang nokturnal juga berkaitan dengan meningkatnya risiko SUDEP (sudden unexpected death in epilepsy) atau kematian mendadak pada epilepsi, yang jarang terjadi. [2]

Penyebab Kejang Saat Tidur

Kejang pada penderita epilepsi seringkali sangat dipengaruhi siklus tidur dan bangun.

Saat tidur, tubuh hanya mengalami satu perubahan kesadaran pikiran – dari terjaga ke tidur. Tetapi saat sedang tidur, ada banyak tingkatan perubahan kesadaran, yang disebut fase-fase tidur.

Diyakini bahwa perubahan kesadaran inilah yang memberikan dampak pada aktivitas otak pada penderita epilepsi. Beberapa jenis kejang utamanya terjadi pada fase tertentu dalam tidur.

Kejang saat tidur dipicu oleh perubahan aktivitas kelistrikan di otak saat ia berpindah dari satu fase ke fase lainnya, serta antara tidur dan terbangun. Misalnya, saat terjaga, gelombang otak kita tetap dalam keadaan konstan, tetapi ketika tidur ada banyak perubahan yang terjadi. [1, 2, 3, 4]

Ketika kita beristirahat di malam hari, otak akan melalui fase-fase berikut:

  • Terjaga lalu perlahan mulai mengantuk
  • Tidur ringan atau “tidur ayam” ke tidur nyenyak
  • Tidur REM (rapid eye movement)

Siklus ini berlangsung 3 hingga 4 kali dalam semalam.

Kejang tidak terjadi saat fase REM, tapi bisa terjadi di fase lain dalam siklus tidur, dan seringkali saat “tidur ayam”. Kejang nokturnal juga bisa terjadi ketika tiba-tiba terbangun atau berpindah posisi saat tidur di malam hari.

Kelelahan di siang hari, stres, serta kurang tidur bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kejang saat tidur pada penderita epilepsi.

Pengobatan dan Cara Mengatasi

Kejang saat tidur berpotensi menimbulkan bahaya serta meningkatkan risiko meninggal karena epilepsi. Mengalami kejang saat tidur juga bisa mengakibatkan cedera.

Orang yang mengalami kejang di malam hari cenderung memiliki kadar oksigen darah yang rendah saat dan setelah kejang berlangsung. Mereka juga kemungkinan akan terus mengalami aktivitas otak yang tidak normal setelah kejang.

Meskipun hal ini terdengar menakutkan, tetapi biasanya bisa diobati. Mengendalikan kejang bisa secara signifikan mengurangi risiko penderitanya untuk mengalami komplikasi.

Pengobatan yang tepat akan tergantung dari jenis kejang yang dialami, penyebabnya, serta faktor-faktor kesehatan lainnya. Pengobatan yang mungkin dilakukan termasuk: [1, 2, 3, 4]

  • Konsumsi obat antikejang
  • Menghindari pemicu kejang, misalnya kurang tidur
  • Mengonsumsi makanan tinggi lemak, rendah karbohidrat, atau menjalankan diet ketogenic
  • Menggunakan vagus nerve stimulator, atau implan yang dipasang melalui pembedahan yang berfungsi mengirimkan rangsangan listrik ke otak

Orang yang mengalami kejang saat tidur juga perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak mengalami cedera, termasuk: [1, 2, 3, 4]

  • Memilih ranjang yang rendah atau meletakkan kasur di lantai
  • Memasang matras pengaman, seperti yang digunakan untuk senam lantai, di sebelah tempat tidur
  • Menggunakan lampu tidur yang dipasang di dinding, bukan yang diletakkan di meja
  • Menjauhkan furnitur dan benda-benda tajam dari tempat tidur
  • Tidak tidur sendirian, atau memasang monitor supaya bisa dipantau orang lain jika terjadi kejang

Mencegah Terjadinya Kejang Saat Tidur

Penderita epilepsi perlu melakukan konsultasi dengan dokter untuk membahas mengenai masalah tidur yang umum mereka alami. Bagi yang kejangnya sering terjadi di saat tidur, maka salah satu langkah pencegahannya – di samping perawatan dengan obat – juga melakukan perubahan gaya hidup agar pemicu kejang bisa dikurangi.

Kebiasaan-kebiasaan sehat tersebut termasuk: [3, 4]

  • Menjadwalkan tidur yang teratur. Pergi tidur di jam yang sama setiap hari bisa membantu memastikan tubuh mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Jadikan tidur sebagai prioritas dan usahakan untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pecan.
  • Buat rutinitas malam hari. Hal ini berguna untuk membantu tubuh merasa lebih santai dan tenang menjelang waktu tidur, sehingga otak bisa beristirahat dengan lebih cepat. Matikan semua peralatan elektronik dan redupkan lampu kamar 30 menit sebelum tidur.
  • Perbaiki kebiasaan di siang hari. Apa yang dilakukan di siang hari bisa mempengaruhi kualitas tidur di malam hari. Ini sebabnya membiasakan diri untuk hidup sehat bisa membuat istirahat di malam hari menjadi lebih baik. Hindari merokok, minum alkohol, serta mengonsumsi minuman berkafein serta makan terlalu dekat ke waktunya tidur.

Penderita kejang nokturnal juga perlu menghindari pemicu kejang dengan melakukan manajemen stres, tidur yang cukup, serta memastikan untuk cukup beristirahat di siang hari agar tidak kelelahan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment