Koilonychia: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Koilonikia atau kuku sendok adalah kelainan bentuk pada kuku dimana kuku terlihat tipis dan lunak, dan berbentuk seperti sendok sehingga mampu menampung setetes air. Banyak penyebab terjadinya koilonikia,... namun yang paling sering adalah akibat anemia defisiensi besi. Jika penyebab koilonikia adalah anemia defisiensi besi, maka penderita juga akan mengalami gejala lain dari penyakit ini, seperti kelelahan, kulit pucat, napas tersengal-sengal, dan kelemahan. Selain anemia defisiensi besi, bentuk kuku ini juga dapat disebabkan oleh adanya trauma pada kuku, kemoterapi atau terapi radiasi terhadap kanker, paparan sering terhadap detergen atau larutan petroleum, dan ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi makanan. Konsultasikan kepada dokter jika Anda merasa tidak yakin apa penyebab kuku Anda berbentuk aneh. Dokter mungkin akan memeriksa riwayat penyakit Anda dan melakukan pemeriksaana darah. Jika tidak ada keterlibatan penyakit sistemik yang ditemukan, mungkin saja bentuk kuku yang tidak biasa disebabkan oleh kerusakan kuku, faktor keturunan atau lingkungan. Bentuk kuku yang tidak disebabkan oleh penyakit sistemik tidak akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Read more

Apa Itu Koilonychia?

Koilonychia adalah kelainan yang terjadi pada kuku atau disebut juga kuku yang berbentuk sendok (cekung). Koilonychia berpengaruh pada bentuk kuku. Tedapat banyak sekali penyebab seseorang bisa mengalami terjadinya koilonychia, tetapi kondisi ini seringkali dikaitkan dengan kurangnya zat besi pada tubuh [1].

Kuku yang tumbuh tidak normal membentuk sebuah cekungan seperti sendok sehingga dapat menampung tetesan air di permukaannya. Hal ini umum terjadi pada bayi yang baru lahir, anak-anak dan bahkan orang dewasa [3,5].

Kondisi ini normal, seringkali terlihat pada kuku bayi dan akan menghilang dengan sendirinya, seiring bertambahnya usia pada bayi [4].

Gejala Koilonychia

Pada umumnya, bentuk kuku yang normal cenderung melengkung ke bawah dan cembung. Permukaan kuku yang terlihat datar bisa menjadi tanda awal koilonychia sebelum membentuk sebuah cekungan. Hal ini lebih sering terjadi pada kuku jari tangan daripada kuku kaki [2].

Selain kurangnya zat besi pada tubuh, seseorang juga mungkin mengalami koilonychia karena memiliki anemia atau rendahnya sel darah merah dari biasanya.

Jika Anemia yang menjadi penyebab koilonychia pada kuku Anda, gejala berikut mungkin juga terjadi seperti [3,4]:

  • Selalu kelelahan
  • Badan yang lemah
  • Sesak napas
  • Kulit yang terlihat pucat
  • Garis Beau
  • Punggungan Vertikal Pada Kuku
  • Pemisahan Kuku.

Penyebab Koilonychia

Selain anemia dan kekurangan zat besi yang kronis, pada umumnya koilonychia juga disebabkan oleh berbagai hal meliputi:

  1. Kurangnya Nutrisi

Kekurangan zat besi merupakan penyebab koilonychia yang sering terjadi, ini merupakan penyakit kekurangan nutrisi yang paling umum di dunia yang sangat berpengaruh pada anak-anak dan wanita yang subur.

Seseorang yang tidak cukup mengonsumsi folat, protein, dan vitamin C dapat mengalami kekurangan zat besi. Seseorang dengan sindrom Plummer-Vinson bisa saja memiliki koilonychia [2]

2. Kondisi Autoimun

Gejala koilonychia karena kurangnya autoimun juga dapat terjadi dengan [2,3]:

3. Eksposur Lingkungan

Para ilmuan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara minyak bumi dengan koilonychia. Resiko koilonychia akan meningkat pada beberapa orang yang mungkin bekerja sebagai penata rambut atau orang-orang yang sering bekerja dengan produk yang mengandung minyak bumi.

Orang yang tinggal di dataran tinggi juga lebih beresiko memiliki koilonychia, sebab semakin tinggi suatu tempat maka memiliki tingkat oksigen yang rendah. Hal ini dapat berpengaruh pada kurangnya zat besi dalam tubuh [1,2,3].

4. Faktor Genetik

Koilonychia juga dapat terjadi karena faktor genetik, meliputi [2]:

  • Hemochromatosis : Seseorang yang menyerap terlalu banyak zat besi dari makanannya.
  • Sindrom kuku-patela : Seseorang yang dapat memiliki masalah dengan kuku, tempurung lutut, tulang pinggul, dan siku.

5. Kondisi Lain

Koilonychia juga berhubungan dengan kondisi berikut [2,3]:

  • Suplai darah rendah ke ekstremitas, seperti penyakit Raynaud
  • Masalah kardiovaskular
  • Hipotiroidisme
  • Penyakit celiac
  • Trauma pada kuku
  • Kemoterapi atau terapi radiasi untuk kanker
  • Sering terpapar pelarut atau deterjen minyak bumi
  • Ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi.

6. Penyakit Atau Hal Lain Yang Mungkin Berkaitan Dengan Koilonychia

Beberapa penyakit atau hal lain yang mungkin berkaitkan dengan koilonychia meliputi [3,4]:

  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Hemochromatosis atau terlalu banyak zat besi
  • Gangguan tiroid
  • Kekurangan vitamin B
  • Penyakit Darier
  • Sindrom LEOPARD
  • Pengobatan
  • Bayi Normal
  • Malnutrisi Sindrom Plummer-Vinson
  • Kekurangan Protein
  • Racun (Pelarut Berbasis Minyak Bumi)
  • Keturunan
  • Trichothiodystrophy.

Faktor Resiko Koilonychia

Orang yang memiliki risiko koilonychia lebih tinggi meliputi [2]:

  • Orang yang telah lanjut usia
  • Orang-orang yang memiliki aliran darah rendah ke jari tangan dan kaki
  • Wanita pada saat menstruasi
  • Orang dengan resiko defisiensi zat besi yang lebih tinggi
  • Para penderita lupus
  • Orang-orang dengan gangguan makan atau malnutrisi
  • Beberapa orang yang mengikuti pola makan vegetarian atau vegan
  • Orang-orang yang bekerja dengan pelarut berbasis minyak bumi.

Pengobatan Koilonychia

Pengobatan untuk koilonychia tergantung pada penyebabnya. Seorang dokter mungkin akan mengambil riwayat medis yang lengkap serta melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin meminta untuk melakukan tes darah.

Menurut The Office of Dietary Supplements (ODS), setidaknya orang dewasa harus mendapatkan jumlah zat besi 8 miligram (mg) untuk laki-laki dan 18 miligram (mg) untuk wanita dalam makanan mereka setiap harinya [2].

Mengatur pola makan yang sehat dapat menjadi solusi untuk pengobatan. Karena mengatur makanan yang mengandung lebih banyak zat besi dapat menghindarkan seseorang dari perubahan kuku yang tidak diinginkan [2].

Untuk anemia yang merupakan penyebab paling umum dari koilonychia, dokter akan membuatkan resep suplemen zat besi dan menyarankan perubahan pada pola makan. Sehingga penderita mendapatkan lebih banyak zat besi dari makanan [3].

Anda harus memastikan untuk selalu mengikuti petunjuk konsumsi suplemen zat besi dengan benar, sehingga tubuh dapat menyerap nutrisi dalam jumlah yang tepat. Jika tubuh tidak menyerap vitamin B-12 dari makanan, dokter mungkin akan menyuntikkan vitamin B-12 secara berkala [3].

Makanan yang akan kaya zat besi untuk mencegah anemia, ini termasuk [2,3]:

  • Daging merah
  • Unggas
  • Makanan laut
  • Kacang polong
  • Sayuran berdaun hijau tua
  • Buah kering, seperti kismis dan apricot
  • Sereal
  • Makanan yang diperkaya nutrisi, seperti roti dan nasi yang diperkaya protein
  • Coklat hitam
  • Buncis dan lentil
  • Tahu
  • Kentang panggang
  • Kacang mete

Pencegahan Koilonychia

Menjaga kuku agar tetap bersih dan pendek perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya koilonychia atau kuku sendok, dan juga untuk menghindari infeksi pada area yang rusak.

Tindakan pencegahan lainnya termasuk [3]:

  • Jangan menggigit kuku atau mencongkelnya
  • Pastikan agar kaki Anda tetap bersih dan kering supaya kuku kaki terpengaruh terhadap penyakit atau masalah kuku lainnya.
  • Jangan gunakan cat kuku saat kuku bermasalah sampai kuku Anda kembali normal.
  • Kenakan sarung tangan untuk melindungi tangan Anda saat sedang bekerja dengan bahan kimia atau mencuci piring.
  • Makan makanan bergizi.

Berikut ini tips untuk merawat kuku dan mencegah terjadinya masalah pada kuku antara lain [2]:

  • Memakai sarung tangan berbahan karet saat sedang menggunakan barang atau sebuah produk yang mengandung senyawa kimia ataupun minyak bumi
  • Menggunakan sikat kuku yang lembut untuk menjaga kebersihan kuku
  • Mengoleskan krim tangan ke kuku untuk membuatnya tetap lembab
  • Memotong kuku setelah mandi atau saat mandi, jika kuku sudah agak lunak
  • Menjaga kuku tetap pendek dan memotong kuku kaki lurus di atas
  • Memotong kembali kuku yang rusak ke tempat kuku itu bergabung dengan kulit, untuk mengurangi risiko pecahnya kuku lebih lanjut
  • Memilih alas kaki yang tidak membuat jari kaki dan kuku terasa kaku.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment