Rhytidectomy: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Rhytidectomy atau lebih populer dengan istilah face lift adalah sebuah prosedur kosmetik untuk melawan penuaan dengan cara mengencangkan jaringan dibawah kulit pipi, rahang, dan leher. Prosedur ini dilakukan... dengan membuat sayatan kulit kemudian "mengangkat" lapisan jaringan di bawah kulit agar wajah dan leher terlihat lebih kencang. Face lift memiliki beberapa risiko seperti memar, bekas luka, dan cedera saraf. Konsultasikan dengan lengkap kepada dokter sebelum Anda memutuskan untuk melakukan face lift. Dokter akan menanyakan tentang riwayat penyakit Anda, apakah ada obat-obatan yang Anda konsumsi rutin, melakukan pemeriksaan wajah, dan menyamakan persepsi tentang ekspektasi hasil yang akan didapatkan dari prosedur ini. Jika Anda memutuskan untuk melakukan face lift, ikuti semua prosedur dan petunjuk dokter mulai dari sebelum tindakan sampai perawatan setelah tindakan dilakukan. Tindakan face lift tidak memberikan hasil yang permanen. Anda juga dapat berkonsultasi kepada dokter berapa lama ekspektasi hasil face lift Anda dapat bertahan. Read more

Fungsi Rhytidectomy

rhytidectomy
Sumber gambar: Carlos Spera Plastic Surgery

Rhytidectomy, atau pengencangan wajah (face lift), adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan kulit wajah agar terlihat lebih muda. Prosedur ini dapat mengatasi otot, kulit, serta lemak yang berlebih dan kendur di wajah, leher, serta garis rahang.[1]

Selama prosedur ryhtidectomy, lipatan kulit di setiap sisi wajah ditarik ke belakang, dan jaringan di bawah kulit dibedah untuk mengembalikan kontur wajah ke bentuk yang lebih muda.

Selain itu, kulit yang berlebih juga akan dihilangkan. Fokus dari prosedur rhytidectomy adalah menghilangkan tanda-tanda penuaan dari bagian bawah wajah.[1,2]

Tetapi, rhytidectomy tidak dapat menghentikan proses penuaan atau mengurangi kerutan halus dan flek hitam akibat paparan sinar matahari.[2]

Kandidat terbaik untuk operasi pengencangan wajah adalah pasien yang menunjukkan tanda-tanda penuaan wajah, seperti kulit mengendur dan lemak berebih di leher. Selain itu, kandidat rhytidectomy meliputi:[3,4]

  • Individu sehat yang tidak memiliki kondisi medis yang dapat mengganggu penyembuhan luka atau pemulihan setelah operasi
  • Bukan perokok
  • Individu yang memiliki ekspektasi realitis mengenai hasil prosedur

Persiapan Rhytidectomy

Sebelum menjalani rytidectomy dokter akan mengambil foto wajah pasien dari berbagai sudut, memeriksa struktur tulang, bentuk wajah, distribusi lemak dan kualitas kulit pasien untuk menentukan opsi terbaik dari operasi pengencangan wajah.[2]

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu pasien persiapkan sebelum prosedur, yaitu:[2]

  • Berhenti mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin
  • Berhenti merokok selama beberapa minggu
  • Memberitahu dokter mengenai riwayat kesehatan, obat-obatan, vitamin, dan suplemen herbal yang sedang dikonsumsi
  • Pasien akan diminta untuk menghindari makan apa pun setelah tengah malam sebelum prosedur
  • Pasien kemungkinan akan diminta untuk mencuci wajah dengan sabun anti bakteri di pagi hari setelah operasi
  • Pastikan ada kerabat atau keluarga yang menemani selama dan setelah prosedur

Prosedur Rhytidectomy

Pada umumnya, prosedur rhytidectomy meliputi:[4]

  • Dokter akan membuat sayatan di dekat pelipis lalu mengitari daun telinga dan kembali ke kulit kepala bagian bawah di belakang telinga.
  • Kemudian, lemak dan kulit berlebih akan diangkat atau didistribusikan kembali dari wajah, lalu otot dan jaringan ikat di bawahnya akan dikencangkan.
  • Jika pasien juga melakukan pengencangan leher, maka kelebihan kulit dan lemak akan diangkat. Kulit leher kemudian dikencangkan dan ditarik ke atas serta ke belakang. Tindakan ini sering dilakukan melalui sayatan tepat di bawah dagu.
  • Dokter kemudian menutup sayatan dengan staples bedah atau jahitan larut.

Setelah perawatan wajah, pasien mungkin mengalami:[2]

  • Nyeri ringan sampai sedang
  • Drainase dari sayatan
  • Pembengkakan
  • Memar
  • Mati rasa

Proses pemulihan biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 minggu, dan pasien dapat melakukan aktivitas normal setelah 4 minggu pasca prosedur.[5]

Sayatan harus dijaga tetap bersih dan kering, ikuti petunjuk dokter dalam merawat bekas operasi dan biasanya jahitan akan dilepas sekitar 5 hingga 10 hari setelah operasi.[5]

Sebuah tabung kecil mungkin akan ditempatkan di bawah kulit di belakang salah satu atau kedua telinga pasien untuk mengalirkan darah atau cairan berlebih. Dalam beberapa hari pertama setelah operasi, pasien diwajibkan untuk:[2]

  • Istirahat dengan posisi kepala terangkat
  • Minum obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter
  • Mengoleskan kompres dingin ke wajah untuk meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan

Pasien dianjurkan untuk memulai gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang dan olahraga yang cukup, menghindari penggunaan rokok, konsumsi alkohol, stres, paparan sinar matahari, dan kontak dengan polutan untuk memperpanjang tampilan kulit yang awet muda.[5]

Segera hubungi dokter jika pasien mengalami salah satu gejala berikut:[2]

  • Nyeri hebat di satu sisi wajah atau leher dalam 24 jam setelah operasi
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Detak jantung tidak teratur

Risiko Rhytidectomy

Rhytidectomy termasuk tindakan medis yang cenderung aman, namun seperti prosedur lainnya, rhytidectomy juga memiliki risiko-risiko yang mungkin akan terjadi pada pasien.[5]

Risiko tersebut meliputi:[5,2]

  • Pendarahan
  • Memar
  • Reaksi anestesi
  • Kerusakan saraf wajah yang mengendalikan otot, biasanya bersifat sementara
  • Hematoma (penumpukan di bawah kulit yang menyebabkan pembengkakan)
  • Infeksi
  • Rambut rontok di sekitar lokasi sayatan, tetapi hal ini jarang terjadi
  • Mati rasa, yang dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu
  • Jaringan parut
  • Nekrosis kulit, atau kematian jaringan
  • Ketidakrataan antara dua sisi wajah
  • Bekas luka yang melebar atau menebal

Kondisi medis tertentu atau kebiasaan gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti:[2]

  • Mengonsumsi obat atau suplemen pengencer darah, karena dapat memengaruhi kemampuan darah untuk menggumpal dan meningkatkan risiko hematoma setelah operasi.
  • Memiliki penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi, karean dapat meningkatkan risiko penyembuhan luka yang lama, hematoma, dan komplikasi jantung.
  • Merokok, karena merokok secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyembuhan luka yang lama, hematoma, dan kulit yang menipis setelah posedur.
  • Pola makan tidak sehat sehingga berat badan naik turun, hal ini memengaruhi bentuk wajah dan kondisi kulit, sehingga hasil operasi mungkin tidak memuaskan atau hanya bertahan dalam waktu yang singkat.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment