Sebagai orang tua, menemani anak tumbuh dan berkembang memang menjadi hal yang paling membahagiakan. Melihat anak mulai belajar hal-hal kecil, mulai belajar berjalan maupun berbicara.
Namun, setiap anak tentu memiliki waktu yang berbeda dalam mencapai kemampuan motoriknya. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Umumnya bayi mulai dapat berjalan antara usia 9 hingga 15 bulan [3].
Beberapa orang tua mungkin merasa khawatir jika anak mereka terlambat berjalan, terlebih jika ada anak seusianya yang sudah mulai bisa berjalan. Namun, terkadang jika kita perhatikan dalam keterampilan motorik lainnya anak anda sudah bisa melakukannya [1].
Misalnya, beberapa anak terlambat bisa berjalan tapi lebih cepat bisa berbicara, atau sebaliknya. Dalam hal ini keterlambatan anak dalam menguasai kemampuan motoriknya tidak harus terlalu dikhawatirkan.
Berikut adalah penyebab anak terlambat bisa berjalan:
- Terdapat Masalah pada Otot
Masalah pada otot di antaranya ialah distrofi otot. Kondisi ini merupakan penyakit neuromuskular herediter yang bersifat progresif. Distrofi otot biasanya menyebabkan kelemahan pada otot [2].
Masalah lainnya di antaranya ialah atrofi otot yang merupakan kondisi genetik di mana terjadi pada saraf dan mengganggu kontrol seseorang terhadap tubuhnya. Kekurangan vitamin D serta kalsium bisa menjadi penyebabnya. Karena vitamin D memainkan peran penting dalam perkembangan tulang anak [2].
Fungsi tiroid yang buruk juga dapat menyebabkan tonus otot yang buruk, otot yang lemah sehingga menyebabkan keterlambatan dalam berjalan [2].
- Kepribadian Anak
Faktor lainnya ialah kepribadian anak itu sendiri. Tentunya setiap anak itu memiliki kepribadian yang berbeda-beda bahkan sedari mereka kecil sekalipun. Beberapa anak mungkin lebih takut saat belajar bejalan, mereka lebih berhati-hati dan memilih untuk tidak terburu-buru saat belajar berjalan [3].
Anak yang sangat berhati-hati seringkali enggan mengeksplorasi cara-cara baru dalam belajar berjalan. Mereka terkadang kurang aktif dan tidak memiliki motivasi untuk berdiri. Hal itulah yang menyebabkan beberapa anak terlambat berjalan [4].
- Faktor Lingkungan
Selain faktor kepribadian, faktor lingkungan juga amat menentukan keberhasilan anak mencapai kemampuannya agar bisa berjalan. Anak yang berada di lingkungan di mana ia tidak diberi kesempatan untuk bergerak, bermain di lantai dan menggunakan keterampilan motorik kasar mereka lainnya juga dapat mengalami keterlambatan berjalan [3].
Berdasarkan hal tersebut penting agar bayi diberi kesempatan untuk bergerak dan bermain dan tidak selalu berada dalam gendongan, ditempatkan di kursi atau kereta dorong yang nantinya malah membatasi kemampuan mereka untuk bergerak [3]
- Prematur
Beberapa bayi yang lahir prematur diperkirakan akan mengalami keterlambatan perkembangan anak-anak seusia mereka. Biasanya bayi yang lahir prematur terlambat 2 hingga 3 bulan dalam perkembangan motoriknya. Termasuk keterlambatan berjalan, namun tak perlu dikhawatirkan selama tidak terdapat kekakuan atau postur otot yang tidak sesuai [2].
Bayi prematur sering mencapai keterampilan motoriknya seperti duduk, berdiri dan berjalan 1 hingga 2 bulan lebih lambat dari biasanya, bahkan terkadang lebih dari yang diperkirakan [2].
- Terdapat Sindrom Genetik
Terkadang keterlambatan berjalan yang dalam hal ini disertai dengan keterlambatan keterampilan motorik lainnya mungkin merupakan tanda atau gejala dari kelainan genetik seperti sindrom barth, sindrom rett, sindrom down, dan lainnya [3].
Jika kelainan ini menjadi hal yang dicuragai, untuk menentukan penyebab keterlambatan motorik kasar pada anak direkomendasikan untuk melakukan analisis genetik [3].
- Faktor Keturunan
Faktor anak yang terlambat bisa berjalan juga di antaranya karena salah satu atau kedua orang tua mereka mungkin memiliki riwayat keterlambatan berjalan selama masa kanak-kanak awal mereka [2].
Dalam hal ini, kemungkinan beberapa anak mereka memiliki kondisi yang sama. Namun, hal ini bukan merupakan hal yang serius dan tidak perlu dikhawatirkan, terlebih jika mereka mulai bisa berjalan pada usia 2 tahun [3].
Itulah beberapa alasan mengapa anak terlambat berjalan. Tentunya perlu ada latihan, pembiasan serta dukungan dari orang tua agar anak dapat mencapai salah satu keterampilan motoriknya yang dalam hal ini adalah berjalan.
Cara Membantu Anak Belajar Berjalan
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membantu anak belajar berjalan.
- Melakukan Latihan Secara Bertahap
Tentu kita tahu bahwa sebelum anak mulai belajar berjalan terlebih dahulu ia sudah harus bisa duduk dengan tegak. Hal ini karena pada dasarnya anak membutuhkan ontot inti yang kuat untuk menopang saat berdiri dan berjalan [5].
Pada saat anak berlatih untuk duduk pun, kita sebagai orang tua mungkin mempertimbangkan terlebih dahulu untuk melatih anak duduk di bangku kecil, roller busa, kursi kubus dan lainnya. Sama halnya dengan membimbing anak belajar berjalan [5].
- Belajar Berjalan Tanpa Alas Kaki
Pada saat pertama anak belajar berjalan dianjurkan untuk tidak menggunakan alas kaki. Hal ini agar anak mendapatkan informasi dari kakinya saat mereka belajar berjalan [5, 6].
Mereka akan merasakan tekstur permukaan yang berbeda seperti kayu keras, karpet, rumpun dan otak mereka akan menyesuaikan cara otot dan persendian mereka untuk bertindak [5, 6].
Namun jangan sampai lupa untuk membersihkan area anak belajar berjalan agar tidak ada benda asing yang akan melukai anak saat belajar berjalan [5, 6].
- Beri Dukungan pada Anak untuk Terus Berjalan
Anak mungkin membutuhkan motivasi ekstra untuk bergerak. Sebagai orang tua cobalah untuk duduk di lantai bersama mereka, kemudian ambilah salah satu mainan di depan mereka hingga anak-anak menghampiri mainan tersebut [5].
Saat mobilitas anak meningkat, pertimbangkan untuk menempatkan mainan di area ruangan untuk melihat apakah apakah mereka akan berpindah dari satu mainan ke mainan lainnya [5].
Aktivitas ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan motorik yang pada akhirnya dibutuhkan saat berjalan. Pada dasarnya, orang tua memberi alasan anak untuk bergerak ke seluruh tempat mereka berada [5].
- Eksplor Gaya Belajar
Ketika anak mencoba mengambil barang-barang, kaki mereka harus menopang dan menyeimbangkan tubuh. Mencoba memindahkan mainan anak ke permukaan yang lebih tinggi seperti di atas sofa atau di atas meja dapat membantu anak belajar berjalan dengan variasi yang berbeda [5, 6].
Menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah dapat membuat anak berada dalam posisi jongkok. Jongkok adalah gerakan penting yang membangun kekuatan tubuh bagian bawah dan mengajarkan anak untuk memindahkan berat badan sambil berdiri [5].
- Gunakan Mainan sebagai Pegangan
Untuk membujuk anak berani berjalan sendiri tanpa pegangan dari orang tua dapat dilakukan dengan memberikan satu atau dua macam mainan kepada mereka. Saat anak memegang suatu benda, mereka tidak mencoba tidak mencari dukungan dan lebih cenderung mengandalkan keseimbangan tubuh bagian bawah saja [5].
Itulah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membantu anak belajar berjalan. Tentu butuh proses yang teratur serta dukungan orang tua yang senan tiasa mendampingi anak-anaknya agar tujuan yang diinginkan pun dapat tercapai.