8 Penyebab Kelebihan Cairan dalam Tubuh dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kelebihan cairan dalam tubuh atau hipervolemia merupakan suatu kondisi ketika terdapat terlalu banyak cairan di dalam tubuh. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, termasuk kelainan pada jantung, kelainan pada ginjal, sirosis, atau kehamilan [1, 2].

Kelebihan volume cairan dalam tubuh terjadi ketika tubuh tidak dapat membuang kelebihan cairan dan menahan terlalu banyak cairan di dalam tubuh. Masalah yang mendasari kelebihan cairan ini yaitu adanya natrium yang terlalu tinggi di dalam tubuh. Natrium menyebabkan tubuh menjadi retensi pada cairan dan menahan cairan di dalam tubuh [3].

Beberapa gejala yang dapat ditemukan ketika seseorang memiliki kelebihan cairan dalam tubuh, yaitu [1, 4]:

Kelebihan cairan dalam tubuh atau hipervolemia dapat terjadi sebagai akibat dari:

1. Gagal Ginjal

Ginjal merupakan organ ekskresi yang berfungsi untuk Ginjal berperan dalam pembuangan kelebihan cairan dan zat-zat sisa lain dari dalam tubuh. Pada individu dengan gagal ginjal kronis, ginjal kehilangan fungsi jaringannya  [5].

Penurunan atau hilangnya fungsi ginjal sejalan dengan menurunnya fungsi ginjal untuk mengatur cairan dalam tubuh dan homeostasis elektrolit. Masalah ini selanjutnya mengakibatkan adanya  peningkatan volume cairan dalam tubuh [6].

2. Gagal Jantung

Gagal jantung merupakan keadaan ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika kemampuan pompa darah jantung menurun, ginjal merupakan salah satu organ yang terdampak [5].

Organ ginjal menjadi tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Respon yang diberikan oleh ginjal yaitu  dengan meningkatkan produksi renin, yang selanjutnya memicu produksi aldosteron yang lebih tinggi, dan sering kali akan diikuti dengan retensi sodium dan cairan pada tubuh [7].

3. Kerusakan pada Jaringan Hati 

Penumpukan cairan pada abdomen merupakan komplikasi yang paling umum terjadi bagi orang dengan komplikasi atau sirosis hati [8]. Hati berperan dalam memproses nutrisi dan menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh. Ketika hati tidak dapat bekerja dengan baik, dapat terjadi penumpukan cairan pada perut atau abdomen [4, 9]

4. Pemberian Cairan Intervena (IV)

Cairan intravena (IV) merupakan cairan yang diberikan ketika seseorang mengalami dehidrasi atau ketika tubuh tidak dapat mengkonsumsi cukup cairan, misalnya pada keadaan pasca operasi[10].

Kebanyakan cairan IV mengandung sodium dan air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dan menyeimbangkan kadar sodium dalam tubuh. Terlalu banyak cairan IV yang masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan hipervolimia, khususnya pada individu dengan masalah kesehatan lain [10].

5. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik merupakan kelainan pada ginjal yang sering kali disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil di ginjal dan  ditandai dengan adanya kandungan protein dalam urin. Pembuluh darah ini berfungsi untuk menyaring sisa metabolisme dan kelebihan cairan dalam tubuh, ketika pembuluh darah rusak, tubuh menjadi tidak dapat membuang kelebihan cairan dan terjadi kelebihan cairan dalam tubuh [1, 11].

6. Kehamilan 

Terdapat peningkatan cairan tubuh sebesar 25-52% selama masa kehamilan. Ketika masa kehamilan, terdapat perubahan hormonal seperti peningkatan level estrogen dan progesteron, peningkatan level plasma aldosteron dan aktivitas renin. perubahan -perubahan tersebut mengakibatkan retensi sodium dan peningkatan volume cairan dalam tubuh [12]

7. Obat-oabatan

Obat-obatan yang mengakibatkan perubahan hormonal juga dapat menyebabkan kelebihan cairan dalam tubuh. Pil KB, terapi penggantian hormon, dan pengobatan hormonal sejenisnya dapat menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak garam dan cairan [10].

Beberapa jenis obat-obatan antidepresan, obat untuk tekanan darah, dan obat-obatan anti inflamasi non steroid juga dapat memicu hipervolimia ringan [10].

8. Konsumsi Garam Berlebihan

Konsumsi terlalu banyak natrium dapat menyebabkan tubuh retensi terhadap cairan yang lebih lanjut dapat mengakibatkan hipervolemia ringan atau kembung. Mengkonsumsi satu jenis makanan asin atau tinggi natrium tidak akan berdampak besar secara langsung pada individu yang sehat. Kelebihan natrium dalam tubuh terjadi ketika asupan natrium yang dikonsumsi lebih tinggi dari yang diekskresikan  [9, 13].

Ginjal yang normal dan sehat dapat mengekskresikan natrium dalam jumlah yang besar. Kelebihan natrium pada tubuh umumnya menunjukkan adanya gangguan regulasi aliran darah ginjal, gangguan ekskresi natrium, misalnya pada individu dengan masalah kesehatan tertentu atau pada kelompok usia tertentu khususnya pada anak-anak dan lansia[10].

Pada individu dengan gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan hati harus mengkonsumsi diet rendah garam untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kelebihan volume cairan dalam tubuh [10].

Cara Mengatasi Kelebihan Cairan dalam Tubuh

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi kelebihan cairan dalam tubuh yaitu:

  • Diuretik 

Obat-obatan jenis diuretik berfungsi untuk membuang kelebihan cairan di dalam tubuh dengan meningkatkan produksi urin [2, 9].

  • Dialisis 

Dialysis adalah suatu prosedur yang bertujuan untuk membuang produk sisa dari tubuh ketika ginjal sudah tidak mampu melakukan perannya sebagai organ sekresi. Pada proses dialysis, darah disirkulasikan melalui suatu alat untuk membuang produk sisa metabolisme, kelebihan cairan, dan kelebihan garam dalam tubuh [14].

Parasentetis merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk mengeluarkan kelebihan cairan yang berada pada abdomen melalui tabung kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh [1, 15].

  • Mengurangi asupan garam 

Diketahui bahwa natrium dalam garam berperan penting sebagai penyebab kelebihan cairan dalam tubuh, sehingga sangat penting untuk membatasi jumlah garam yang dikonsumsi [5].

Pada pasien gagal ginjal yang tengah menjalani dialisis tetap perlu menjaga asupan garam. Terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat meningkatkan kemungkinan kelebihan cairan dan membuatnya lebih sulit untuk mengeluarkan cairan ketika proses dialisis [5].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment