Kotoran telinga atau serumen atau earwax umumnya berwarna kuning atau kecoklatan dan saat disentuh terasa lengket dan lunak [1,2].
Pada liang telinga, terdapat kelenjar keringat dan kelenjar lemak yang keduanya akan menghasilkan serumen atau kotoran telinga ini [1].
Namun jika kotoran telinga tampak kemerahan, itu artinya kotoran telinga bercampur dengan darah [2].
Pada beberapa kasus hal seperti ini biasa dan tidak berbahaya, namun sebaiknya tetap mengenali apa saja kemungkinan penyebab kotoran telinga berdarah.
Daftar isi
1. Gaya Hidup atau Kebiasaan Tertentu
Memiliki kebiasaan berolahraga air seperti renang tanpa disadari mampu memengaruhi kondisi telinga [2].
Pada beberapa orang, telinga dengan kotoran berdarah bisa saja merupakan tanda adanya cedera atau infeksi dari olahraga air tertentu yang kerap dilakukan [2,3,4].
Selain renang, terbiasa melakukan perjalanan dengan pesawat, melakukan scuba diving dan mendaki adalah pemicu perubahan tekanan pada telinga [2,5].
Kondisi ini disebut juga dengan istilah barotrauma yang mampu menyebabkan pecahnya gendang telinga sehingga terjadi perdarahan di dalam telinga [2,5].
Selain olahraga, kebiasaan membersihkan bagian dalam telinga secara berlebihan dan cenderung dengan terburu-buru ataupun kasar bisa mengakibatkan kotoran yang terambil bercampur darah [2].
Jika terjadi luka di dalam telinga saat membersihkannya secara kasar, tidak heran bila kotoran telinga tampak berdarah [2].
2. Cedera di Saluran Telinga
Cedera yang tidak disengaja pada saluran telinga dapat menjadi salah satu alasan utama mengapa kotoran telinga berdarah [2,6].
Pada anak-anak, hal ini berisiko sangat tinggi karena mereka cenderung suka memasukkan benda-benda kecil ke dalam telinga, terutama mainan.
Jika tanpa pengawasan orang tua, hal ini bisa menimbulkan cedera pada telinga anak, seperti luka yang akan membuat kotoran telinga keluar bersama darah [2,6,7].
Membersihkan telinga menggunakan kuku jari tangan juga berpotensi membuat luka di liang telinga dan kemudian menyebabkan kotoran telinga bercampur darah [2,7].
Atau, beberapa cedera telinga bisa terjadi karena sejumlah faktor seperti berikut [2] :
- Benturan atau pukulan pada area samping kepala atau tepat di telinga.
- Terjatuh sehingga telinga terkena dampaknya.
- Kecelakaan mobil.
- Kecelakaan saat melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik.
Seringkali hal ini tidak berbahaya karena cedera tergolong ringan, meski demikian tetap waspadai adanya tanda infeksi seperti keluar cairan dari telinga, nyeri di telinga, serta pembengkakan pada bagian dalam telinga.
3. Infeksi Telinga
Infeksi telinga khususnya bagian tengah atau disebut dengan otitis media merupakan infeksi yang kerap dialami anak-anak, terutama usia bayi [8].
Meski demikian, tak menutup kemungkinan infeksi telinga terjadi pada orang dewasa, yakni dengan gejala seperti [2,8] :
- Cairan keluar dari telinga
- Telinga terasa sakit
- Sakit kepala
- Pendengaran terganggu
- Kotoran telinga berdarah (apabila telinga bagian tengah mengalami perdarahan)
- Telinga berbau
Pada anak, gejala tidak sejelas gejala pada orang dewasa, terutama jika anak masih berusia kurang dari 3 tahun [2,8].
Namun beberapa gejala ini patut diperhatikan dan diwaspadai oleh para orang tua [9] :
- Sering menangis dan lebih rewel
- Sering menggaruk-garuk atau menarik-narik telinga
- Cairan keluar dari telinga
- Tidak bisa tidur
- Selera makan menurun
- Penurunan respon terhadap suara
Infeksi telinga biasanya ditandai pula dengan demam serta sakit kepala hebat, jika demikian maka sudah saatnya ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat [8,9].
4. Gendang Telinga Pecah
Gendang telinga pecah merupakan kondisi lainnya yang berpotensi menyebabkan perdarahan di dalam telinga sehingga kotoran telinga pun tercampur darah [2,10].
Meski gendang telinga pecah bisa disebabkan oleh faktor kecelakaan dan kebiasaan mengorek telinga yang salah, beberapa faktor lain bisa mendasari [10].
Mendengar suara keras, seperti suara tembakan atau ledakan tidak hanya mengagetkan tapi juga bisa berdampak pada gendang telinga pecah [10].
Suara keras yang berasal dari putaran lagu atau musik bervolume tinggi pun mampu menjadi faktor lain yang sebaiknya diwaspadai.
Beberapa hal lain yang juga mendasari pecahnya gendang telinga adalah [2,10] :
- Tekanan antara telinga tengah dan luar yang biasanya terjadi saat naik pesawat, berenang, menyelam, atau mendaki gunung.
- Infeksi telinga.
- Pernah mengalami gendang telinga pecah.
- Memiliki riwayat operasi telinga.
Bila kotoran telinga berdarah terlalu sering terjadi ditambah dengan mual, muntah, telinga terasa sakit, keluar cairan dari telinga hingga gangguan fungsi pendengaran, segera ke dokter memeriksakan diri [10].
5. Kolesteatoma
Terjadinya pertumbuhan kulit abnormal dan tidak terkontrol pada bagian telinga tengah mirip tumor, kondisi ini dinamakan kolesteatoma [11].
Kolesteatoma berpotensi bertambah besar yang biasanya ditandai dengan keluarnya cairan dari telinga di mana cairan ini biasanya berbau [11].
Selain itu, kolesteatoma juga menimbulkan sejumlah gejala seperti [11] :
- Rasa sakit pada bagian belakang telinga
- Sering pusing
- Area dalam telinga terasa adanya tekanan dan rasa gatal
- Pendengaran kurang berfungsi
- Otot wajah dapat menjadi kaku pada beberapa penderita
Terdapat risiko perdarahan di bagian tengah telinga tempat tumbuhnya kulit abnormal ini sehingga kotoran telinga yang dikeluarkan bercampur darah [2].
6. Kanker Telinga
Kanker telinga adalah salah satu kondisi yang langka namun tetap dapat memungkinkan terjadi dan menjadi penyebab kotoran telinga berdarah [2,12].
Ketika kanker telinga bersifat ganas, penyebarannya akan cukup cepat hingga ke bagian saluran telinga dan telinga bagian tengah yang kemudian menimbulkan rasa sakit dan perdarahan [12].
Bila kotoran telinga berdarah disertai dengan rasa sakit di telinga hingga gangguan pendengaran, temui dokter dan tempuh pemeriksaan telinga segera.