Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Pada awal berpuasa, frekuensi buang air kecil dapat menjadi meningkat pada beberapa orang. Hal ini dikarenakan cadangan karbohidrat yang disimpan pada otot dan hati mengandung air. Ketika cadangan ini... berkurang akibat bepuasa, kandungan air pun akan ikut dibuang. Cegahlah dehidrasi saat berpuasa dengan minum yang cukup saat sahur dan berbuka. Read more
Sedikit banyak, metabolisme tubuh akan berubah ketika kita berpuasa. Asupan makanan dan minuman di siang hari berkurang, dan ini tentu akan berdampak pada sistem pembuangan tubuh.
Bila kita minum banyak cairan saat sahur, kemungkinannya kita akan buang air kecil cukup sering dan banyak di pagi harinya. Tetapi, bagaimana bila frekuensi buang air meningkat sepanjang hari padahal sedang berpuasa? Normalkah ini?
Memahami Sistem Pembuangan Urin
Saluran urin bertanggung jawab untuk membuang kelebihan air dan limbah dari tubuh. Sistem pembuangan urin ini terdiri dari beberapa organ, termasuk ginjal, kandung kemih, uretra, dan ureter.
Ginjal bertugas menyaring darah untuk menghasilkan air kecil, yang kemudian disalurkan ke kandung kemih melalui tabung otot kecil yang disebut ureter.
Kandung kemih adalah sebuah organ kosong yang secara perlahan akan membesar ketika terisi urin. Diperkirakan bahwa kandung kemih bisa menampung hingga 475 ml urin. Saat kandung kemih mulai penuh, ia akan mengirim sinyal ke otak untuk memberi tahu sudah saatnya buang air kecil. [1]
Akhirnya, urin akan dibuang dari tubuh melalui uretra dengan melemaskan sphincter internal dan eksternal, yaitu otot yang mengendalikan aliran urin.
Rata-rata, sebagian besar orang mengeluarkan sekitar 800 ml hingga 2 liter urin setiap hari. [1]
Puasa dan Frekuensi Buang Air Kecil
Pembuangan urin berperan penting dalam metabolisme lemak. Ini karena saat tubuh mendapat asupan kalori yang lebih sedikit dari jumlah yang dibutuhkannya, lemak yang tersimpan di seluruh tubuh akan dipecah dan digunakan sebagai energi. [1, 2, 3, 4]
Hasil dari proses ini kemudian dibuang dari tubuh melalui urin, keringat, tinja, serta paru-paru.
Saat kita berpuasa, dimana tubuh tidak mendapat makanan selama waktu tertentu, frekuensi buang air kecil akan meningkat terutama di hari-hari pertama.
Bagaimana bisa? Bukankah tubuh tidak diberi minum selama berpuasa? Darimana datangnya urin yang banyak tadi? Itu mungkin beberapa pertanyaan yang Anda ingin tanyakan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, urin bisa terjadi dari pecahnya cadangan lemak.
Tubuh menyimpan energi sebagai glukosa untuk digunakan sebagai tenaga jangka pendek, dan mengubah kelebihan glukosa menjadi lemak sebagai cadangan energi jangka panjang.
Tetapi, tubuh tidak bisa menyimpan banyak glukosa karena bentuknya berupa larutan yang berat. Ini sebabnya ia diubah menjadi lemak, karena lebih efektif untuk dibakar menjadi tenaga.
Saat berpuasa, tubuh akan menggunakan glukosa tanpa ada asupan pengganti. Glukosa (yang larut dalam air) digunakan sebagai energi sementara airnya dibuang melalui urin. Ketika kadar glukosa sudah menipis, tubuh akan dipaksa untuk mulai membakar lemak. [1, 4]
Sebagian besar berat badan yang hilang di hari-hari pertama puasa berasal dari air yang tersimpan di tubuh dari larutan glukosa.
Bila menu sahur dan berbuka tidak terdiri dari banyak karbohidrat, maka urin yang dibuang di hari-hari selanjutnya berasal dari pembakaran lemak. Ciri-cirinya, urin akan berwarna kuning gelap. Ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. [1, 2, 4]
Tetapi, bila saat berbuka dan sahur tubuh diberi banyak asupan karbohidrat, misalnya dari minuman dan makanan tinggi gula, nasi putih, dan semacamnya, maka di siang hari frekuensi buang air kecil akan naik karena pembuangan air dari proses penggunaan glukosa. [4]
Kesimpulan
Sering buang air kecil saat berpuasa bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, terutama bila Anda sehat. Kondisi ini hanyalah proses alami tubuh untuk membuang air dari proses penggunaan glukosa yang berasal dari karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh.
Tubuh membutuhkan energi sepanjang hari, bahkan saat berpuasa, yang artinya cadangan glukosa akan terus terpakai dan “ampas”-nya harus dibuang. Dari sinilah datangnya urin yang banyak tadi.
Tetap jaga tubuh terhidrasi dengan minum air putih yang cukup, karena ini penting terutama saat berpuasa. Jangan kemudian, karena takut sering buang air kecil, jumlah asupan cairan dikurangi. Lebih baik kurangi makanan manis serta yang mengandung karbohidrat sederhana saat sahur dan berbuka.