Amankah Ibu Hamil Berpuasa?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Selama kehamilan, tubuh akan berkembang dan mengalami perubahan, dimana perubahan ini akan semakin cepat seiring semakin mendekati waktu persalinan. Berpuasa secara umum tidak dianjurkan dalamkondisi hamil.... Namun beberapa studi memperlihatkan bahwa berpuasa tidak memberikan pengaruh pada berat badan bayi maupun waktu persalinan. Kondisi ini tentu dapat berbeda bagi setiap ibu, karena usia ibu, usia kehamilan, berat badan, dan kesehatan secara umum pada ibu yang dapat berbeda-beda. Konsultasikan kepada dokter kandungan Anda jika Anda ingin menjalankan puasa saat dalam kondisi hamil. Anda mungkin tetap diperbolehkan berpuasa, namun tidak seintens biasanya. Pastikan dokter mengetahui seluruh kondisi kesehatan Anda, sebagai bahan pertimbangan untuk keamanan Anda berpuasa di saat hamil. Read more

Meskipun mendapat keringanan untuk tidak berpuasa, banyak ibu hamil yang tetap menjalankan ibadah ini sepanjang bulan Ramadan.

Diluar konteks puasa, asupan makanan yang kurang selama masa kehamilan bisa mempengaruhi berat badan bayi ketika lahir. Apakah risiko ini juga berlaku ketika ibu memilih untuk menjalankan ibadah puasa?

Pengaruh Puasa Pada Kehamilan

Berdasarkan beberapa penelitian, ditemukan bahwa puasa Ramadan tidak mempengaruhi berat badan, tinggi, ataupun lingkar kepala bayi saat lahir. Selain itu, pada wanita hamil yang sehat dengan asupan gizi yang cukup, ibadah puasa tidak membahayakan pertumbuhan janin. [3]

Tetapi, sebuah jurnal menyebutkan bahwa berpuasa ketika usia kandungan berada di trimester kedua (4 hingga 6 bulan) bisa menyebabkan beberapa risiko, salah satunya persalinan prematur. [4]

Wanita hamil yang berpuasa sebulan penuh saat memasuki trimester kedua diketahui berkaitan dengan risiko 35% lebih tinggi mengalami persalinan prematur dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak berpuasa.

Meskipun ibu hamil tidak disarankan berpuasa di trimester berapapun, tetapi periode yang paling kritis dan tidak disarankan adalah saat kehamilan memasuki usia 22 dan 27 minggu. [4]

Risiko lain yang dikhawatirkan bila ibu hamil berpuasa termasuk: [2, 4]

  • Nafas janin akan lebih sulit dideteksi karena kadar glukosa dalam darah ibu menurun saat puasa. Kondisi ini akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi pergerakan janin.
  • Jumlah asupan nutrisi akan terganggu. Hal ini terutama bisa dialami oleh ibu hamil yang tidak memperhatikan apa yang ia konsumsi saat sahur dan berbuka. Janin akan mengambil cadangan nutrisi dari tubuh ibu. Maka, bila gizi yang tersimpan tidak cukup sejak awal, ibu akan semakin kekurangan gizi.
  • Ibu bisa mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Bila janin tidak mendapatkan cukup zat besi, terutama di trimester ketiga, maka ia berisiko mengalami anemia sebelum usianya satu tahun.
  • Ibu mengalami dehidrasi.

Karena beberapa potensi risiko diatas, sangat penting bagi ibu hamil yang ingin berpuasa untuk lebih dulu berkonsultasi dengan dokter kandungannya. Kondisi tubuh tiap ibu hamil berbeda, dan dokter bisa memberikan saran serta edukasi yang tepat berdasarkan keadaan masing-masing ibu hamil.

Bila Tetap Berpuasa, Amankah?

Banyak penelitian mengenai ibu hamil dan puasa dilakukan atas wanita Muslim yang menjalankan puasa Ramadan. Meskipun boleh tidak berpuasa, namun banyak yang tetap menjalankannya.

Sebuah laporan menyebutkan bahwa wanita hamil yang menjalankan puasa Ramadan mengalami perubahan yang signifikan pada kadar glukosa, insulin, dan trigliserida dalam tubuhnya. Namun, kondisi ini tidak mempengaruhi berat badan lahir bayi maupun perkembangannya dalam rahim. [1, 2, 3]

Meskipun demikian, harus diingat bahwa masa mengandung adalah saat tubuh perlu difokuskan untuk beberapa hal penting, seperti:

  • Membantu janin mencapai berat badan yang ideal
  • Menyediakan nutrisi untuk membantu perkembangan otak dan tubuh janin
  • Menaikkan cadangan lemak maternal untuk digunakan kemudian hari saat menyusui

Pola makan yang berubah selama berpuasa bisa menyebabkan tubuh ibu kekurangan asupan nutrisi yang akan mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin. Berpuasa juga bisa mempengaruhi kadar hormon. [2]

Di trimester pertama, tidak sedikit ibu hamil yang mengalami morning sickness atau mual dan muntah. Bila ini kondisi yang dialami, maka jelas ibu sebaiknya tidak berpuasa karena tubuhnya tidak memungkinkan untuk itu.

Tetapi, diatas semua fakta tadi, efek berpuasa bisa berbeda pada tiap wanita dan bahkan tidak bisa ditebak. Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan efek negatif dari puasa Ramadan pada kehamilan. [1, 2, 3, 4, 5]

Aman atau tidaknya puasa bagi ibu hamil bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia, kondisi kesehatannya secara keseluruhan, serta bagaimana kecukupan nutrisinya didapatkan. Dokter kandungan bisa memberikan saran yang paling baik mengenai hal ini.

Tips Puasa Aman Bagi Ibu Hamil

Jika ibu memutuskan untuk tetap menjalankan puasa, beberapa tips berikut bisa dilakukan untuk menjaga kehamilan tetap aman selama beribadah: [5]

  1. Pastikan asupan makanan saat sahur cukup dengan gizi yang seimbang sesuai yang dibutuhkan ibu hamil.
  2. Hindari beraktivitas fisik terlalu banyak dan jangan sampai merasa terlalu lelah.
  3. Minum air putih yang cukup saat sahur.
  4. Segera berbuka puasa bila tubuh dirasa sangat lemas.
  5. Jika sudah memasuki waktu Maghrib, jangan langsung makan dalam porsi besar. Makan pelan-pelan agar saluran cerna tidak “kaget”.
  6. Konsumsi berbagai jenis makanan sehat saat berbuka puasa.
  7. Atur waktu di siang hari agar tubuh tetap mendapat cukup istirahat.
  8. Hindari stres.

Bila saat berpuasa ibu mengalami gejala-gejala dehidrasi seperti sangat haus, bibir dan mata terasa sangat kering, mual, lemas, sakit kepala, pusing, atau warna urin berubah menjadi lebih gelap, maka ia harus segera berbuka puasa dan menghubungi dokter. [2, 5]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment