Tes widal mungkin masih belum begitu familiar di telinga kita, namun alat diagnosis ini memegang peranan yang sangat penting loh. Meskipun begitu, pasti anda pernah mendengar tentang penyakit tifus, tipes atau demam tifoid.
Penyakit satu ini memang kerap menyerang anak-anak, bahkan dewasa dan dapat menyebabkan kondisi komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Penyakit ini juga kerapkali menyerang anak-anak dan tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa [1].
Daftar isi
Fungsi dari Tes Widal
Tes widal sendiri adalah bentuk diagnosis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi demam enterik atau demam tipus yang memicu penyakit tipus. Demam ini sendiri disebabkan oleh bakteri yakni Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi [2].
Tes ini sangat penting digunakan, terutama untuk daerah yang penyakit tifus masih tergolong sebagai penyakit endemik. Meskipun sudah relatif jarang digunakan di negara maju, tes ini sangat penting untuk negara-negara berkembang. Karena semakin cepat tifus diidentifikasi, semakin besar kemungkinan pencegahan komplikasi dapat dicegah [3].
Seberapa Sering Tes Widal Dilakukan
Tes widal bekerja dengan cara mendeteksi antibodi spesifik yang bekerja setelah bakteri Salmonella menyerang tubuh dan biasanya antibodi ini disalurkan melalui aliran darah. Tes widal mendeteksi antibodi tersebut melalui sampel serum dari pasien yang menderita tifus [1].
Masalahnya antibodi jenis ini akan terdeteksi pada serum pasien setelah infeksi berjalan sekitar 6 hari ke atas setelah gejala tifus muncul seperti demam [1].
Tes widal harus dilakukan minimal 2 kali. Karena tes widal pertama biasanya dapat bereaksi terhadap serangkaian infeksi termasuk penyakit malaria. Oleh karena itu diperlukan tes kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal [4].
Alasan untuk Melakukan Test Widal
Ada beberapa alasan yang menyebabkan kenapa tes widal ini wajib dilakuan diantaranya adalah [2, 3] :
- Sangat dibutuhkan untuk mendeteksi dini penykit tifus atau demam tifus di daerah endemik dengan cepat dan hasil maksimal
- Semakin cepat dideteksi maka semakin cepat penyakit ini bisa ditangani dan mencegah komplikasi terjadi
- Tes widal lebih murah dan mudah diakses
- Tes ini juga lebih mudah dilakukan
- Pada daerah yang relatif tidak memiliki sumber peralatan kesehatan yang maju, tes widal lebih mungkin dilakukan dan tidak makan banyak waktu
- Biaya yang dikeluarkan untuk tes widal relatif murah untuk negara berkembang
Prosedur dari Tes Widal
Ada 2 prosedur yang dapat diambil pada tes widal, yakni uji geser dan juga uji tabung. Dengan catatan sebelum tes dilakukan yang harus dilakukan pertama kali adalah persiapan seperti [1, 2] :
- Serum yang disimpan pada suhu 2-8° dan tidak boleh dipanaskan dan tidak aktif
- Lima jenis antigen (antigen S. Typhi O, S. Typhi H, S. Paratyphi AH, S. Paratyphi BH)
- Kontrol positif widal
- Stik aplikator
- Kartu tes widal
- Garam
- Tes tabung
- Rak tabung
Prosedur untuk kedua metode tersebut pada dasarnya kurang lebih melibat beberapa prosedur di bawah ini [1, 4] :
- Menyiapkan sampel darah
- Tambahan setetes serum
- Tambahan antigen seperti yang telah dijelaskan di atas, antigen S. Typhi O, S. Typhi H, S. Paratyphi AH, S. Paratyphi BH
- Mencampurkan serm dengan antigen
- Putar sampel selama 1 menit
- Hal ini akan ditandai dengan adanya penggumpalan atau aglutinasi atau tidak
- Jika penggumpalan terjadi kurang dari 1 menit kemudian dilanjutkan dengan tes kualitatif dengan menggunakan uji geser dan tes kuantitatif dengan menggunakan uji tabung untuk memperkirakan kuantitatif titer antibodi
- Hasil dari tes biasanya akan menunjukkan apakah reaktif atau non-reaktif
Hasil dari Tes Widal
Untuk mengetahui hasil dari tes widal sendiri dibutuhkan interpretasi diantaranya adalah sebagai berikut [1, 2, 4, 7] :
- Pada anak-anak usia 5 tahun ke bawah, titer antibodi O akan meningkat dibandingkan dengan titer antibodi H. Sebaliknya pada orang dewasa cenderung berkebalikan.
- Pada minggu pertama infeksi, 70% dari pasien dewasa akan menunjukkan peningkatkan titer antibodi.
- Untuk menginterpretasikan hasil dari tes widal sebaiknya setleah masa inkubasi tertentu agar didapatkan hasil yang optimal.
- Titer antibodi yang lebih besar dari 1 : 80 dapat dikategorikan sebagai hasil signifikan yang dinyatakan positif terdapat infeksi Salmonella.
- Dikarenakan antibodi biasanya akan berkembang pada akhir minggu pertama infeksi, dan titer akan meningkat pada minggu ke 2, 3, dan 4 dan kemudian menurun secara bertahap. Ada kemungkinan tes widal pertama akan menunjukkan hasil negatif oleh karena itu dibutuhkan tes kedua.
- Sebelum menafsirkan hasil dari tes widal juga perlu diketahui level antibodi pada populasi tersebut untuk mengetahui titer dasar. Antigen O dengan titer 100 dan antigen H dengan titer 200 atau lebih dianggap penting.
Ada beberapa hal yang perlu dijadikan catatan saat menafsirkan tes widal, diantaranya adalah [1, 4, 5] :
- Pada pasien yang pernah mendapatkan perawatan antibiotik, kemungkinan hasil yang didapatkan pada tes widal tidak akan menunjukkan peningkatan titer.
- Pasien yang mendapatkan vaksin Salmonella biasanya akan menunjukkan reaksi palsu positif saat dilakukan tes widal pertama. Dan biasanya akan dapat terlihat setelah tes kedua dilakukan di minggu berikutnya.
- Pada pasien yang sudah mendapatkan vaksin tidak akan menunjukkan peningkatan titer pada tes kedua, sedangkan pada pasien yang belum pernah di vaksin justru akan menunjukkan peningkatan.
- Pasien yang sebelumnya mengalami demam tifus biasanya akan memiliki antibodi terhadap Salmonella dan mungkin menunjukkan reaksi palsu negatif pada minggu pertama, sedangkan pada tes selanjutnya akan menunjukkan peningkatan titer.
- Ada beberapa penyebab peningkatan pada titer O dan H selain tifus yakni salmonellosis kronis, infeksi salmonella jenis lain, schistosomiasis, penyakit liver kronis, dan penyakit autoimun.
Risiko dari Tes Widal
Meskipun memiliki banyak kelebihan diantaranya mudah digunakan, murah, dan relatif cepat dilakukan namun WHO sendiri menyarankan untuk tidak terlalu berpegangan pada tes ini sepenuhnya [3]. Namun ada beberapa catatan terkait tes widal diantaranya :
- Hal ini dikarenakan risiko dari tes widal sendiri yang dapat memberikan hasil tidak akurat karena beberapa pengaruh dalam proses atau prosedurnya. Bahkan beberapa studi menunjukkan bahwa hasil dari tes widal sendiri terdapat kesalahan [6].
- Sampai saat ini belum ada risiko fisik yan dapat disebakan oleh tes widal. Namun pada kasus yang jarang sekali terjadi, karena pada tes ini dibutuhkan tusukan jarum, terdapat beberapa efek seperti luka berdarah yang sulit sembuh, terbentuknya hemtoma, lebam atau infeksi pada area yang ditusuk dengan jarum [6].