Tumor Adnexal : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Tumor Adnexal?

Tumor Adnexal
Tumor Adnexal ( img : Women’s Voices for Change )

Tumor adnexal adalah pertumbuhan sel abnormal pada ovarium, rahim, tuba falopi dan jaringan ikat yang dapat bersifat jinak namun juga dapat bersifat ganas pada beberapa kasus [1,2,6,7,9].

Tumor adnexal juga dikenal dengan istilah adnexal mass atau massa adneksa di mana massa yang dimaksud adalah dalam bentuk benjolan.

Benjolan tersebut bisa padat atau kistik (di dalamnya terkandung cairan); meski demikian, rata-rata kasus tumor adnexal memiliki sifat non-kanker [2,7].

Tinjauan
Tumor adnexal adalah sel-sel abnormal yang bisa bersifat jinak maupun ganas di mana pertumbuhannya terjadi pada ovarium, rahim, tuba falopi, hingga jaringan ikat.

Penyebab Tumor Adnexal

Tumor adnexal dapat terjadi karena sejumlah faktor, namun penyebabnya yang paling umum adalah sebagai berikut.

1. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah sebuah kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi tidak berada pada rahim [2,3].

Sel telur yang telah mengalami pembuahan justru berada pada tuba falopi atau bagian lain di luar rahim sehingga kehamilan tak dapat berjalan dengan normal [3].

Bila sel telur tadi terus tumbuh di tuba falopi, hal ini dapat mengakibatkan pecahnya tuba falopi [3].

Penderita kehamilan ektopik pada pecahnya tuba falopi akan mengalami perdarahan hebat dari vagina sampai dengan nyeri tak tertahankan di bagian perut karena hal tersebut [3,4].

Para wanita penderita kehamilan ektopik dan tidak menanganinya akan berakibat fatal [3,4].

2. Kanker Ovarium

Salah satu jenis kanker yang menjadi momok bagi wanita adalah kanker ovarium, yakni kanker yang menyerang di bagian ovarium [1,5,6].

Tumor yang tumbuh di ovarium berpotensi semakin besar dan menyebar hingga ke area atau jaringan tubuh lainnya.

Jika beberapa gejala kanker ovarium ini terjadi, waspadai tumor adnexal yang berpotensi terpicu oleh kanker ovarium [5,6].

  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Ketidakteraturan siklus menstruasi.
  • Nyeri pada punggung.
  • Heartburn atau nyeri di bagian perut atas.
  • Ketidaknyamanan pada perut karena gangguan pencernaan.
  • Tubuh lebih cepat lelah.
  • Konstipasi atau sembelit (susah buang air besar).

3. Tumor Ovarium Jinak

Tumor ovarium adalah sel-sel abnormal yang tumbuh pada ovarium dan ditandai dengan adanya benjolan karena pertumbuhan tumor tersebut [2,7].

Tumor ini dapat bersifat jinak, namun jika berkembang semakin besar dan meluas, sifatnya dapat berubah menjadi ganas.

Berbeda dari kista, tumor ovarium jinak tidak mengandung cairan di dalamnya dan justru berbentuk benjolan padat [2,7].

Tumor ovarium disebut bersifat jinak ketika sel-sel yang ada di dalam tumor bersifat non-kanker (tidak berpotensi kanker).

Tumor dengan ukuran yang kecil umumnya tidak akan menyebabkan timbulnya gejala, namun gejala baru akan timbul bila tumor semakin besar.

Tumor jinak juga tidak akan menyebar hingga ke organ maupun jaringan tubuh lainnya.

4. Kista Ovarium

Kista ovarium berbeda lagi dari tumor maupun kanker ovarium [6,8].

Kista ovarium ditandai dengan benjolan karena sel-sel abnormal yang tumbuh pada ovarium [8].

Hanya saja, benjolan ini berisikan cairan, berbeda dari tumor jinak yang padat dan tidak mengandung cairan [8].

Kista ovarium ini tergolong sebagai kondisi yang sangat umum dan setidaknya setiap wanita akan mengalaminya sekali dalam hidupnya.

Kista ovarium umumnya tidak menimbulkan keluhan gejala dan tidak menyebabkan rasa sakit [8].

5. Faktor Usia

Tumor adnexal jinak pada umumnya rentan dialami oleh wanita usia muda [7].

Sementara untuk tumor adnexal yang bersifat kanker atau ganas lebih rentan dialami oleh wanita dengan usia di atas 50 tahun [1,2,7].

Wanita pasca menopause memiliki risiko lebih tinggi mengalami tumor adnexal bersifat kanker di mana 15% diantaranya terjadi pada stadium lanjut [7].

Tinjauan
Beberapa kondisi yang mampu menjadi penyebab maupun peningkat risiko tumor adnexal diantaranya adalah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kista ovarium, tumor ovarium jinak, dan faktor usia.

Gejala Tumor Adnexal

Seringkali tumor adnexal tidak menyebabkan gejala, terutama bila benjolan masih dalam ukuran yang kecil.

Jika seorang wanita melakukan pemeriksaan panggul rutin, maka biasanya tumor adnexal akan terdeteksi melalui pemeriksaan panggul [2,8].

Namun pada beberapa kasus, tumor adnexal dapat menyebabkan gejala serupa dengan kanker ovarium; jika pun timbul gejala, maka beberapa keluhan di bawah inilah yang dapat terjadi [2] :

  • Gangguan pencernaan.
  • Sembelit atau susah buang air besar.
  • Sering buang air kecil.
  • Sulit berkemih.
  • Perdarahan pada area lokasi tumbuhnya tumor.
  • Siklus menstruasi tidak lancar.
  • Area panggul terasa sakit.

Ukuran tumor memengaruhi timbul atau tidaknya gejala pada penderita tumor adnexal.

Jika beberapa keluhan tersebut mulai terjadi, segera ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi.

Semakin dini tumor terdeteksi, semakin mudah pula mengobatinya dengan peluang kesembuhan lebih besar.

Tumor Adnexal pada Kondisi Kehamilan

Pada beberapa kasus, wanita hamil yang melakukan USG rutin dapat mengalami tumor adnexal karena terdeteksi saat pemeriksaan [9,10].

Sebenarnya, tumor adnexal pada kebanyakan kasus yang terjadi sama sekali tak berbahaya karena dapat hilang dengan sendirinya [10].

Ketika seorang wanita hamil diketahui mengalami tumor adnexal, pemantauan dapat dilakukan oleh dokter tanpa menanganinya lebih dulu.

Tumor adnexal juga lebih banyak dijumpai pada wanita yang belum mengalami kehamilan atau sebelum hamil [10].

Jika demikian, kondisi tumor adnexal perlu segera memperoleh penanganan agar tidak terjadi komplikasi yang membahayakan.

Dokter merekomendasikan prosedur operasi dan pasien perlu mempertimbangkannya hanya ketika [10,11] :

  • Ukuran tumor tergolong sangat besar dan berpotensi menjadi masalah bagi kehamilan.
  • Dokter mencurigai bahwa tumor adnexal bersifat kanker atau ganas.
  • Tanda-tanda komplikasi terjadi.

Menurut salah satu hasil penelitian tahun 2007, kasus tumor adnexal yang bersifat kanker yang dijumpai pada wanita hamil adalah sekitar 10% [11].

Meski diketahui bersifat kanker, tumor adnexal berada pada stadium awal yang masih dapat disembuhkan [9,11].

Jika kondisi tumor adnexal bersifat kanker dan terdeteksi sejak dini, peluang kesembuhan sang ibu hamil lebih besar dan keadaan janin maupun sang calon ibu akan tetap baik [9,11].

Sekalipun diketahui bersifat kanker atau bersifat ganas, dokter biasanya akan membiarkan kehamilan terus berjalan selama kondisi ibu dan janin aman dan baik [10,11].

Tinjauan
Gejala tumor adnexal ketika tumor tumbuh semakin besar serupa dengan kanker ovarium di mana hal ini meliputi; masalah pencernaan, konstipasi, sering buang air kecil atau justru sulit berkemih, perdarahan internal (di lokasi pertumbuhan tumor), ketidakteraturan siklus menstruasi, hingga nyeri panggul.

Pemeriksaan Tumor Adnexal

Umumnya, tumor adnexal terdeteksi ketika seorang wanita melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi panggulnya.

Namun selain pemeriksaan panggul, sejumlah metode diagnosa yang sekiranya perlu ditempuh oleh pasien agar dapat memastikan kondisi.

  • USG

USG dan pemeriksaan panggul adalah dua metode diagnosa yang paling diperlukan ketika hendak memastikan adanya tumor adnexal [1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11].

Pemeriksaan rutin menjadi pendeteksi dini adanya pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh [2,8].

USG dan pemeriksaan panggul lebih direkomendasikan bagi para wanita yang tidak mengeluhkan gejala apapun [2,8].

Pada kasus tumor adnexal yang terdeteksi melalui pemeriksaan kesehatan rutin, kondisi pasien belum terlalu membutuhkan penanganan [2,8].

Dokter perlu melakukan pemantauan pada kondisi pasien dan mengidentifikasi penyebabnya sebelum menentukan penanganan terbaik untuk tumor tersebut.

  • Tes Laboratorium dan Pemindaian

Selain USG, tes pemindaian lainnya kemungkinan diperlukan, begitu pula dengan tes laboratorium [2,3,9].

Tes-tes lanjutan ini bertujuan utama membantu dokter dalam menentukan penyebabnya sehingga dapat memutuskan perawatan yang terbaik bagi pasien.

  • Tes Kehamilan

Dokter kemungkinan juga menyarankan pasien untuk menempuh tes kehamilan untuk mengetahui apakah kehamilan ektopik tengah dialami oleh pasien [2,3,4,8].

Karena kehamilan ektopik merupakan salah satu pemicu tumor adnexal, hal ini perlu dipastikan agar dokter mampu memberikan pengobatan yang tepat [3,4].

Tinjauan
USG, tes panggul, tes laboratorium, tes kehamilan dan tes pemindaian lainnya adalah metode diagnosa yang kerap diterapkan untuk memastikan kondisi pasien.

Pengobatan Tumor Adnexal

Pengobatan tumor adnexal disesuaikan dengan ukuran tumor, kondisi apakah pasien hamil atau tidak, dan gejala-gejala yang dialami oleh pasien [2].

Tumor yang masih kecil biasanya tidak berbahaya dan bahkan tidak menimbulkan gejala apapun.

Pada kasus ini, pengobatan tidak diperlukan sama sekali oleh pasien dan dokter pun hanya akan melakukan pemantauan terhadap kondisi pasien.

Pemantauan biasanya dilakukan melalui pemeriksaan panggul dan USG secara teratur [2,8,9,10].

Jika pun dibutuhkan penanganan, biasanya dokter akan merekomendasikan prosedur bedah [2,3,4,5,6,7,8,9,11].

Prosedur bedah atau operasi ini sendiri hanya akan direkomendasikan oleh dokter apabila [2,10,11] :

  • Kista berkembang menjadi elemen padat.
  • Gejala yang lebih serius mulai dialami.
  • Ukuran tumor semakin besar dan bersifat kanker.

Prosedur bedah bertujuan mengangkat tumor adnexal yang sudah mulai mengganggu kenyamanan dan kesehatan pasien.

Ketika tumor ini diangkat, dokter akan memeriksanya lebih dulu untuk menentukan apakah sel-sel abnormal tersebut bersifat kanker [2,10,11].

Jika sel-sel abnormal pada tumor adnexal bersifat kanker, selalu ada kemungkinan sel-sel yang tertinggal dalam tubuh pasien akan kembali tumbuh dan menjadi lebih ganas.

Bila diketahui bahwa tumor adnexal bersifat kanker, dokter akan memastikan untuk mengangkat seluruh sel-sel tumor tersebut dari tubuh pasien melalui tindakan operasi.

Tinjauan
Tumor adnexal tidak terlalu mengancam kesehatan penderitanya dan bahkan pada tumor bersifat jinak berpotensi sembuh dengan sendirinya. Namun, metode operasi akan direkomendasikan oleh dokter apabila tumor semakin besar, tumor bersifat kanker, dan gejala yang dialami pasien mulai terasa mengganggu.

Komplikasi Tumor Adnexal

Tumor adnexal, terutama tumor non-kanker umumnya tidak mengancam jiwa penderitanya.

Namun ketika tumor semakin tumbuh dan sifatnya berubah menjadi kanker, beberapa kondisi komplikasi yang berisiko terjadi antara lain [12] :

  • Perdarahan intrasikistik
  • Pecah atau kebocoran intrasikistik.
  • Infeksi, hernia, fistula dan nekrosis adalah bentuk komplikasi yang lebih jarang.
Tinjauan
Karena tumor adnexal rata-rata tidak berbahaya, risiko komplikasinya pun tergolong kecil. Namun bila bersifat kanker dan semakin ganas, perdarahan internal, infeksi, hernia, nekrosis hingga fistula walau jarang terjadi tetap perlu diwaspadai.

Pencegahan Tumor Adnexal

Berbagai faktor penyebab timbulnya tumor adnexal telah diketahui, namun dari seluruh kondisi tersebut ada beberapa yang dapat dicegah namun ada pula yang tidak bisa.

Meski demikian, terdapat sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko timbulnya tumor adnexal.

Pemeriksaan panggul rutin adalah cara terbaik untuk deteksi tumor adnexal dini [2,8,9,10].

Jika terjadi masalah pada keseimbangan hormon, melakukan konsultasi dengan dokter dan menempuh terapi hormon (melalui pil KB) dapat mengatasinya [13].

Ini karena hormon dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan mampu menjadi salah satu pemicu tumor adnexal.

Tinjauan
Pemeriksaan panggul rutin adalah salah satu meminimalisir risiko tumor adnexal, berikut dengan terapi hormon usai berkonsultasi dengan dokter.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment