Sosiopat merupakan suatu sindrom yang dicirikan dengan perilaku buruk seumur hidup[1]. Estimasi prevalensi dari sosiopat di antara populasi umum ialah sekitar 1-4%[2].
Daftar isi
Apa itu Sosiopat?
Sosiopat merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan gangguan kepribadian antisosial. Sosiopat tidak dapat memahami perasaan orang lain.
Mereka sering kali melanggar peraturan atau membuat keputusan impulsif tanpa merasa bersalah untuk bahaya yang mereka sebabkan[3, 4].
Sosiopat mendeskripsikan pola perilaku antisosial dan sikap, meliputi manipulasi, menipu, agresi, dan kurangnya empati terhadap orang lain[3, 5].
Individu sosiopat sering melanggar hukum atau melakukan tindak kejahatan. Mereka dapat berbohong, bertindak kasar atau impulsif, dan memiliki masalah dengan penggunaan obat dan alkohol. [3]
Mereka juga biasanya tidak dapat memenuhi tanggung jawab terhadap keluarga, kerja atau sekolah[3].
Perbedaan Sosiopat dan Psikopat
Sosiopat berbeda dari psikopat. Perbedaan utamanya ialah pada kesadaran. Psikopat tidak memiliki kesadaran ketika melakukan pelanggaran, sedangkan sosiopat biasanya memiliki kesadaran tapi lemah. Sosiopat mengetahui perilaku melanggar namun tidak menghentikannya[1, 5, 6].
Sosiopat ialah individu dengan perilaku penipuan tidak berperasaan yang terbentuk terutama akibat faktor lingkungan, seperti kekerasan saat anak-anak atau pemaparan pada perilaku buruk dari orang lain. Psikopat merupakan bawaan lahir dan tidak dapat diubah. Psikopat lebih berisiko melakukan tindak kekerasan[5].
Sosiopat rentan terhadap perilaku impulsif dan sering kali terlihat terganggu atau secara mental tidak stabil, sementara psikopat dingin dan memperhitungkan, terkadang bahkan luwes[1].
Sebagaimana umumnya kondisi gangguan mental, gangguan kepribadian antisosial berada dalam suatu spektrum. Gangguan dapat bersifat ringan seperti sering berbohong dan mengganggu orang lain.
Psikopat diduga sebagai ujung ekstrim dari spektrum antisosial, karena sebenarnya semua psikopat adalah antisosial, tapi tidak semua antisosial berkepribadian psikopat[1].
Fakta Sosiopat
- Salah satu studi mengestimasikan bahwa sebanyak 3,8% penduduk Amerika dapat memenuhi kriteria diagnosis dari sosiopat[1].
- Menurut penelitian terbaru oleh American Psychiatric Association, sekitar 70% sosiopat berasal dari keluarga yang tidak memiliki ayah[7].
- Berdasarkan beberapa studi, gangguan kepribadian antisosial lebih umum pada laki-laki daripada wanita, dengan pria 3-5 kali lebih banyak didiagnosis daripada wanita[2].
- Sosiopat termasuk kondisi kronis dengan presentasi seumur hidup, namun memiliki moderasi yang ditunjukkan dengan bertambahnya usia, dengan rata-rata hilangnya gangguan pada usia 35 tahun[2].
Penyebab Sosiopat
Sosiopat diduga disebabkan oleh kombinasi dan interaksi dari genetik dan pengaruh lingkungan[2, 3].
Berbagai studi telah menunjukkan estimasi yang berbeda dari penurunan sosiopat, dengan rentang mulai 38% hingga 69%[2].
Studi menunjukkan bahwa jika anak tidak ditunjukkan kasih sayang dan bahwa tidak ada kedekatan emosional yang diekspresikan oleh orang tuanya, anak tersebut dapat mengalami disfungsi yang dapat ditunjukkan pada kecenderungan perilaku sosiopat di hidupnya nanti[7].
Para peneliti ilmu saraf menemukan bahwa banyak orang yang didiagnosis dengan gangguan kepribadian antisosial mengalami abnormalitas neurologis di dalam lobus frontal otak.
Lobus frontal merupakan bagian otak yang menjadi pusar penilaian dan pengendalian diri[7]. Perubahan dalam fungsi otak juga dapat diakibatkan selama perkembangan otak[3].
Prevalensi gangguan kepribadian antisosial di antara narapidana kurang dari 50%. Prevalensi di antara pasien dengan ketergantungan alkohol dan obat-obatan lain juga lebih besar dibandingkan populasi umum. [8]
Hal ini mengindikasikan hubungan antara gangguan kepribadian antisosial dengan ketergantungan obat dan alkohol[8].
Faktor Risiko Sosiopat
Beberapa faktor tertentu berpotensi meningkatkan risiko berkembangnya gangguan kepribadian antisosial, meliputi [2,3,9]:
- Diagnosis gangguan perilaku anak. Gangguan perilaku ditandai dengan perilaku antisosial yang berlangsung lama dan kurangnya menghargai orang lain saat masa anak-anak dan remaja. Gangguan perilaku anak merupakan prekursor dari sosiopat. Di antara anak-anak dengan gangguan perilaku, 25% anak perempuan dan 40% anak laki-laki akan memenuhi kriteria diagnosis untuk gangguan kepribadian antisosial (sosiopat).
- Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kepribadian lainnya atau gangguan kesehatan mental
- Menjadi korban kekerasan atau diabaikan selama masa anak-anak
- Kehidupan keluarga yang tidak stabil, keras, atau kisruh selama masa anak-anak
Ciri-Ciri Sosiopat
Karakter penentu dari kepribadian sosiopat ialah mereka terlihat sangat pintar, menyenangkan, dan luwes, saat cukup awal berkenalan atau berhubungan tapi kemudian menjadi jelas bahwa terdapat penipuan dan manipulasi yang berlangsung dan hampir konstan[7].
Karakter penentu sosiopat ialah tidak adanya kesadaran, kurangnya kompas moral yang biasanya menghindarkan seseorang dari melanggar peraturan umum dan memperlakukan orang lain dengan sopan[5].
Berikut beberapa ciri sosiopat[3, 7]:
- Pesona superfisial dan kecerdasan yang bagus
- Memiliki kepercayaan diri tinggi, keangkuhan, dan menjadi pusat perhatian
- Bersikap tidak tahu malu dan percaya diri
- Jarang merasa bersalah atau malu
- Tidak menunjukkan penyesalan, tidak menghargai baik dan buruk
- Terus berbohong atau menipu untuk memanfaatkan orang lain
- Peningkatan perasaan dari kekuasaan mereka sendiri
- Menjadi terus menerus tidak bisa diandalkan
- Menjadi impulsif, agresif, dan ceroboh
- Kegagalan untuk memenuhi norma sosial
- Tidak mengalami delusi dan tanda pikiran tidak rasional lainnya
- Tidak mengalami tegang atau kecemasan
- Tidak memiliki penyesalan dan rasa malu
- Perilaku antisosial tanpa alasan jelas
- Egosentrisitas atau rasa yang melambung dari harga diri
- Tidak dapat memahami konsep atau mengembangkan kapasitas untuk mencintai
- Tidak bereaksi terhadap perasaan orang lain
- Impulsif atau gagal melakukan perencanaan ke depan
- Tidak memiliki empati untuk orang lain
- Tidak dapat membaca perasaan orang lain
- Memiliki hubungan yang buruk
- Terus menerus melanggar hak orang lain melalui intimidasi dan ketidakjujuran
- Terus menerus tidak bertanggung jawab
Orang dewasa dengan gangguan kepribadian antisosial biasanya menunjukkan gejala dari gangguan perilaku pada usia 15 tahun[3].
Dampak yang Ditimbulkan Sosiopat
Komplikasi, konsekuensi atau dampak dan masalah akibat gangguan kepribadian antisosial atau sosiopat meliputi[2, 3]:
- Pelecehan pasangan atau pelecehan anak atau pengabaian
- Masalah dengan penggunaan alkohol atau obat-obatan
- Dipenjara akibat melakukan tindak kriminal
- Perilaku pembunuhan atau bunuh diri
- Memiliki gangguan kesehatan mental lain seperti depresi atau kecemasan
- Status sosial dan ekonomi rendah dan tidak memiliki tempat tinggal
- Mati muda, biasanya akibat kekerasan
- Tidak memenuhi tanggung jawab terhadap keluarga, rekan kerja, dan orang dekat
Diagnosis Sosiopat
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) disebutkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian antisosial menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap perasaan orang lain atau pelanggaran hak orang lain[4].
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial atau sosiopat dapat tidak menyadari perilakunya dan hidup dengan kondisinya tanpa terdiagnosis[4].
Kriteria untuk diagnosis gangguan kepribadian antisosial menurut DSM-5 ialah sebagai berikut[2, 9]:
- Tidak menghargai dan melanggar hak orang lain sejak usia 15 tahun, sebagaimana diindikasikan oleh satu dari tujuh ciri berikut:
- Kegagalan untuk mematuhi peraturan dan norma dengan berperilaku yang mana mengakibatkan tindak kriminal atau mendapat perintah penangkapan kriminal
- Membohongi, menipu, dan manipulasi, untuk keuntungan atau kesenangan pribadi
- Perilaku impulsif
- Mudah marah dan agresi, ditunjukkan dengan sering menyerang orang lain, atau terlibat perkelahian
- Pengabaian secara terang-terangan terhadap keselamatan diri dan orang lain
- Tidak memiliki rasa tanggung jawab
- Kurangnya penyesalan untuk tindakannya
- Orang tersebut berusia setidaknya 18 tahun
- Memiliki riwayat gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun
- Dan perilaku antisosial tidak terjadi dalam konteks skizofrenia atau gangguan bipolar
Selain memeriksa perilaku berdasarkan kriteria, berikut beberapa langkah diagnosis sosipat lainnya[4]:
- Mengevaluasi perasaan, pikiran, pola perilaku, dan hubungan pribadi pasien
- Berbicara dengan orang-orang yang dekat dengan pasien mengenai perilakunya
- Mengevaluasi riwayat kesehatan pasien untuk kondisi lain
Cara Mengatasi Sosiopat
Sosiopat atau gangguan kepribadian antisosial sering kali memerlukan penanganan jangka lama dan tindak lanjut. Perawatan dapat tidak berhasil jika orang tersebut tidak menghendaki pengobatan atau tidak bekerjasama dalam penanganan[4].
Berikut beberapa perawatan untuk sosiopat:
Psikoterapi
Psikoterapi meliputi berbicara dengan terapis atau konselor mengenai pikiran dan perasaan yang memperburuk perilaku sosiopat.
Terapi juga dapat meliputi terapi manajemen marah, perilaku kasar, dan ketergantungan obat atau alkohol[4].
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif membantu pasien untuk berpikir lebih hati-hati mengenai tindakannya dan responnya terhadap orang lain dan situasi. Terapi ini tidak dapat menyembuhkan sosiopat, namun dapat membantu mengembangkan perilaku positif yang tidak berbahaya.
Terapi ini juga membantu pasien menerima bahwa dirinya memiliki gangguan kepribadian dan meyakinkan pasien untuk menjadi proaktif dalam mengatasi perilakunya[4].
Terapi bukan ditujukan untuk mengembangkan rasa hati nurani, yang mana sulit dilakukan mengingat sifat dasar gangguan, teknik terapi difokuskan pada argumen rasional dan utilitarian untuk mencegah pengulangan kesalahan di masa lalu[10].
Pengobatan
Tidak ada obat spesifik untuk mengatasi sosiopat, tapi pemberian obat dianjurkan untuk menangani kondisi kambuhan [2, 4]. Berikut beberapa obat yang dapat digunakan[2]:
- Antipsikosis
Antipsikosis generasi kedua dapat digunakan untuk menagagani perilaku agresif. Antipsikosis sebagai terapi garis pertama untuk mengatasi agresi meliputi risperidone (2-4 mg/hari), quetiapine (100-300 mg/hari).
Terapi garis kedua dan ketiga untuk agresi meliputi SSRI (selective reuptake inhibitor), sertraline (100-200 mg/hari) atau fluoxetine (20 mg/hari), dan penstabil mood (seperti lithium dan carbamazepine).
- Antikonvulsan
Antikonvulsan dapat membantu menangani perilaku impulsif, meliputi oxcarbazepine dan carbamazepine.
Cara Menjaga Hubungan dengan Sosiopat
Jika seseorang dengan kepribadian sosiopat atau antisosial menimbulkan bahaya pada diri kita, memutus hubungan dengan orang tersebut dapat menjadi cara paling sehat untuk mengatasi perilakunya[1, 4].
Pada beberapa kasus, memutuskan hubungan dapat sulit dilakukan, misalnya jika sosiopat adalah anggota keluarga atau teman dekat. Salah satu cara untuk mengembangkan hubungan positif dengan sosiopat ialah dengan mengikuti terapi berpasangan[4].
Berikut beberapa kiat untuk menjaga hubungan dengan sosiopat[4]:
- Mengakui bahwa mereka mungkin tidak dapat benar-benar memahami perasaan kita
- Menjelaskan pada orang sosiopat bagaimana perilakunya berdampak pada orang lain dan menimbulkan bahaya
- Membuat batasan yang benar-benar jelas dengan sosiopat
- Menawarkan konsekuensi tertentu untuk perilaku berbahaya mereka
Pencegahan Sosiopat
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kepribadian sosiopat berkembang. Orang tua, atau orang-orang terdekat mungkin dapat menyadari tanda-tanda awal, mengingat gangguan kepribadian ini diduga berakar dari masa anak-anak.
Identifikasi gangguan pada anak-anak dengan risiko tinggi, seperti anak yang menunjukkan gangguan perilaku, diikuti dengan penanganan dini dapat membantu pencegahan sosiopat[3].