Hernia hiatus adalah kondisi dimana sebagian dari organ perut naik ke dada. Hal ini sangat umum terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun. Hernia hiatus biasanya tidak membutuhkan perawatan jika tidak menyebabkan masalah.
Daftar isi
Apa itu Hernia Hiatus?
Hernia hiatus terjadi bila bagian atas perut terdorong naik melewati diafragma dan masuk ke rongga dada.
Diafragma adalah sebuah otot besar yang terletak antara perut dan dada. Otot ini digunakan untuk membantu pernapasan. Dalam keadaan normal, perut berada di bawah diafragma, tetapi pada penderita hernia hiatus, sebagian dari perut naik melewati otot ini melalui bukaan yang disebut hiatus. [1, 2]
Hiatus, pada keadaan normalnya, adalah jalan bagi esofagus (pipa yang menyambungkan mulut dengan perut) untuk masuk ke perut yang terletak tepat di bawah diafragma.
Hiatus mempersempit bukaan ke arah perut dan membantu mencegah naiknya isi perut ke arah yang salah, misalnya ke atas, yang biasa disebut sebagai reflux. Jika area hiatus lemah, fungsinya untuk menahan isi perut juga melemah, salah satu akibatnya adalah hernia hiatus. [4]
Kondisi ini seringnya terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, dan dialami hingga 60 persen orang ketika mereka memasuki usia 60 tahun, menurut Asosiasi Kesadaran Kanker Esofagus. [1]
Jenis Hernia Hiatus
Ada dua jenis utama hernia hiatus: [1, 3]
- Sliding Hernia Hiatus (Sliding Hiatal Hernia)
Normalnya, esofagus (jalan makanan yang menghubungkan mulut dengan perut) memanjang melalui hiatus dan menempel di perut.
Pada sliding hernia hiatus, perut dan bagian bawah esofagus naik ke dada melalui diafragma.
Ini adalah jenis yang paling banyak dialami oleh penderita hernia hiatus, biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak membutuhkan perawatan.
- Hernia Paraesofageal (Paraesophageal Hiatal Hernia)
lebih berbahaya dibanding jenis sliding. Esofagus dan perut tetap berada di tempat yang seharusnya, tetapi sebagian dari perut tertekan melalui hiatus kemudian diam disitu.
Pada kondisi ini, ada risiko tertutupnya aliran darah ke perut. Jika hal ini terjadi, maka bisa menyebabkan kerusakan serius dan harus dianggap sebagai keadaan darurat.
Penyebab Hernia Hiatus
Penyebab pasti dari sebagian besar kasus hernia hiatus tidak diketahui. Pada beberapa orang, cedera atau kerusakan organ bisa membuat jaringan otot menjadi lemah. Hal ini menyebabkan bagian dari perut terdorong melalui diafragma. [1, 3]
Sebab lainnya adalah terlalu banyak terjadi tekanan yang berulang pada otot di sekitar perut. Tekanan ini bisa terjadi karena: [1, 3]
- Batuk
- Muntah
- Mengejan saat buang air besar
- Mengangkat benda berat
- Kehamilan
Beberapa orang juga lahir dengan hiatus yang ukurannya lebih besar dibanding normal sehingga lebih mudah bagi perut untuk naik melalui bukaan ini.
Faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hernia hiatus termasuk:
- Obesitas
- Pertambahan usia
- Merokok
Gejala Hernia Hiatus
Pada umumnya hernia hiatus jarang menimbulkan gejala, bahkan pada jenis paraesofageal. Tetapi, bila timbul gejala, maka biasanya disebabkan oleh asam lambung, cairan empedu, atau udara yang masuk ke esofagus.
Gejala-gejalanya termasuk: [1, 2, 3]
- Heartburn, rasa panas di dada akibat naiknya asam lambung, yang akan terasa semakin parah bila berbaring
- Sedikit makanan atau cairan naik lagi ke tenggorokan dan terasa pahit dan asam di lidah
- Nyeri dada atau nyeri epigastrik
- Kesulitan menelan
- Bersendawa
- Nafas berbau tidak sedap
- Mual
- Kembung
- Nafas terasa sesak
Bila gejala-gejala darurat dari hernia paraesofageal berikut terjadi, maka harus segera dibawa ke UGD:
- Nyeri yang sangat parah di dada atau perut
- Muntah-muntah
- Tidak bisa buang air besar atau kentut
Diagnosa Hernia Hiatus
Ada beberapa tes yang bisa digunakan untuk mendiagnosa hernia hiatus: [1, 3]
- X-ray Barium
Dokter akan meminta pasien untuk minum cairan yang mengandung barium sebelum pengambilan gambar X-ray. Cairan ini akan memberikan siluet yang jelas pada bagian saluran cerna atas.
Gambar yang muncul di layar memungkinkan dokter untuk melihat lokasi perut. Jika keluar melalui diafragma, maka pasien mengalami hernia hiatus.
- Endoskopi
Dokter juga bisa menggunakan endoskopi sebagai tes. Sebuah selang kecil akan dimasukkan melalui tenggorokan dan terus turun hingga melewati esofagus dan mencapai perut. Melalui cara ini dokter bisa melihat apakah perut terdorong naik melalui diafragma atau tidak.
- Manometri Esofageal
Tes ini juga menggunakan sebuah selang yang akan dimasukkan melalui tenggorokan namun digunakan untuk memeriksa tekanan di esofagus saat pasien menelan.
Pengobatan Hernia Hiatus
Jika pasien tidak mengalami keluhan atau gejala, maka perawatan biasanya tidak dibutuhkan.
Bila pasien mengalami asam lambung naik, dokter akan menyarankan penggunaan obat untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul. Obat-obatan tersebut termasuk: [1, 2, 3, 4]
- Antacid, untuk melemahkan asam lambung
- Proton pump inhibitor atau H-2 receptor blocker, untuk menjaga agar perut tidak menghasilkan terlalu banyak asam lambung
- Prokinetik, untuk membuat otot sphincter (otot yang menahan asam lambung agar tidak naik ke esofagus) menjadi lebih kuat. Obat ini juga membantu kerja otot di esofagus dan membantu mengosongkan perut.
Dokter mungkin juga menyarankan pembedahan jika pasien mengalami hernia paraesofageal agar aliran darah ke perut tidak terhambat.
Pembedahan bisa dilakukan untuk:
- Membangun kembali otot esofagus yang melemah
- Mengembalikan bagian perut yang naik ke tempatnya semula dan memperkecil ukuran bukaan hiatus
Banyak pembedahan hernia hiatus menggunakan metode yang disebut laparoskopi. Pada metode ini, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil (sepanjang 5 hingga 10 mm) di perut.
Kemudian, melalui sayatan-sayatan ini, alat yang disebut laparoskop akan dimasukkan dan merekam gambar yang akan terlihat melalui layar monitor sehingga dokter bisa melihat keadaan di dalam tubuh pasien. [1, 2, 3, 4]
Prosedur dengan invasi minimal ini lebih rendah risiko infeksinya, lebih sedikit menimbulkan nyeri dan bekas luka, serta lebih cepat masa pemulihannya dibandingkan pembedahan tradisional yang terbuka.
Cara Mencegah Hernia Hiatus
Karena sebagian besar penyebab hernia hiatus tidak diketahui, dan sebagian lagi berhubungan dengan kondisi-kondisi yang tidak bisa dihindari (bawaan lahir dan cedera), maka pencegahan terbaik yang bisa dilakukan adalah yang berhubungan dengan menjaga kesehatan pencernaan.
Mengubah Pola Makan
Naiknya asam lambung adalah penyebab terbesar timbulnya gejala-gejala hernia hiatus. Mengubah pola makan bisa mengurangi terjadinya gejala-gejala ini.
Makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering bisa membantu mengatur produksi asam lambung. Hindari pula makan besar mendekati waktu tidur
Beberapa jenis makanan yang bisa memicu heartburn juga sebaiknya dihindari, seperti: [1, 3, 4]
- Makanan pedas
- Makanan berminyak dan berlemak
- Coklat
- Makanan yang terbuat dari tomat
- Kafein
- Bawang
- Buah-buahan asam
- Alkohol
Mengubah Kebiasaan Sehari-hari
Cara lain untuk mengurangi timbulnya gejala termasuk: [1, 3, 4]
- Berhenti merokok
- Meletakkan kepala di posisi yang lebih tinggi dari perut saat tidur
- Tidak membungkuk atau rebahan setelah makan
- Tidak menggunakan ikat pinggang atau pakaian yang terlalu ketat sehingga menyebabkan tekanan pada perut
- Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar
- Minta bantuan bila akan mengangkat benda berat
- Kurangi berat badan yang berlebih