Seiring bertambahnya usia, daya tahan tubuh serta kekuatan otot berkurang. Hal ini bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan. Salah satunya penyakit hernia hiatus atau dikenal juga dengan hiatal hernia yang umum diderita orang berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, penyakit hernia hiatus mampu menyerang wanita hamil dan obesitas. [1][2][3]
Hernia hiatus merupakan kondisi di mana bagian perut naik ke dada melalui lubang diafragma sehingga terlihat menyebabkan adanya tonjolan di antara kerongkongan dan perut. Faktor utama penyebab hernia hiatus ialah melemahnya otot di sekitar wilayah dekat diafragma. Ini memungkinkan sebagian lambung naik ke atas ke dalam kerongkongan. [1][2][3][4][5]
Pada kondisi tubuh normal, posisi rongga dada dan rongga perut terpisah. Keduanya dipisahkan oleh selaput tipis yang menghubungkan kerongkongan dan diafragma. Secara umum, hernia hiatus tidak menyebabkan masalah besar pada kesehatan. Namun, ketika kondisi hernia hiatus di dalam tubuh bertambah parah dapat menyebabkan nyeri dada, maag, atau GERD. [4][5]
Daftar isi
1. Maag atau GERD
Gejala dari hernia hiatus sulit untuk dideteksi, tetapi banyak penderita hernia hiatus mengalami gejala awal seperti penyakit maag atau GERD. Kondisi ini mengakibatkan sebagian isi perut atau makanan naik kembali ke kerongkongan.
Refluks asam persisten yang terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu menyebabkan kondisi penderita maag semakin parah, sehingga menyebabkan sensasi terbakar dalam dada. Gejala maag semakin parah bisa memicu GERD. [6]
2. Kesulitan Menelan
Masalah tenggorokan seperti kesulitan menelan kerap bersinggungan dengan pencernaan. Sayangnya, kebanyakan orang tidak ambil pusing terkait masalah kesehatan semacam ini. Perlu diketahui bahwa penyakit hernia hiatus bisa dimulai melalui gejala kecil seperti ini.
Seseorang dengan penyakit hernia hiatus akan merasa tidak nyaman atau sulit menelan makanan seperti ada yang menyangkut di kerongkongan. Rasa tidak nyaman ini juga bisa dimulai dari refluks asam pada penyakit maag atau GERD, serta kram di kerongkongan. Sebagian gejala ini dapat berpengaruh pada tekstur makanan tertentu, seperti padat atau kering. [7]
3. Nyeri Dada
Gejala GERD pada hernia hiatus acap kali menyebabkan nyeri dada. Gejala nyeri dada membuat penderita merasa seperti sesak, tertekan, atau sakit yang dapat menjalar hingga ke leher atau lengan. Terkadang nyeri dada pada hernia hiatus juga menyebabkan sesak napas, mual, dan berkeringat. [8]
Nyeri dada pun disebabkan karena posisi perut dalam tubuh yang kurang normal. Posisi perut yang terperangkap di dalam diafragma ini menyebabkan sakit yang cukup menyiksa penderitanya. Apabila mengalami kondisi medis seperti ini, kamu dapat memeriksakan segera ke dokter.
4. Perut Kembung dan Sesak Napas
Perasaan kembung setelah makan memang tidak nyaman, tetapi sering kali gejala kembung ini menjadi sinyal yang menandakan bahwa kondisi tubuh kurang sehat atau sedang terkena suatu penyakit. Di antaranya hernia hiatus yang banyak dialami di usia 50 tahun ke atas.
Perut kembung nyatanya ikut menekan diafragma tubuh. Oleh karena itu, kebanyakan kondisi perut kembung setelah makan menyebabkan seseorang merasa sesak napas. Diafragma membantu pernapasan sedangkan kondisi perut kembung justru menekan dan membatasi pergerakan diafragma. [9]
5. Muntah
Gejala dari hernia hiatus sering datang bersamaan. Nyeri dada, maag, dan perut kembung tidak jarang berujung muntah. Hal ini bisa disebabkan oleh reaksi gas dalam tubuh. Pasalnya, hernia hiatus erat kaitannya dengan sistem pencernaan di dalam tubuh.
Apabila gejala hernia hiatus bertambah parah, bisa menyebabkan organ menetap pada posisi yang tidak seharusnya. Kondisi seperti ini disebut dengan hernia inkarserata yang mengakibatkan seseorang mengalami masalah pencernaan seperti sakit perut, mual, dan muntah.
6. Pendarahan Area Pencernaan
Pendarahan area pencernaan atau dikenal dengan gastro-intestinal bleeding merupakan suatu gejala yang kerap dialami penderita hernia hiatus. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran hernia hiatus dan kantung hernia. Pendarahan di area pencernaan ini bisa menyebabkan muntah darah dan tinja berwarna merah atau gelap. [11]
7. Bersendawa
Sendawa merupakan efek samping yang kerap terjadi pada pasien hernia hiatus pasca operasi. Pasien hernia hiatus akan mengalami gejala ini selama beberapa bulan. Biasanya, gejala sendawa juga diiringi dengan gejala lain seperti kembung, kentut, dan kesulitan menelan. Apabila gejala sendawa pasca operasi ini tidak hilang dalam kurun waktu yang lama, besar kemungkinan bahwa pasien hernia hiatus membutuhkan operasi kembali. [2]
8. Palpitasi
Palpitasi merupakan kondisi di mana jantung berdetak dengan sangat kencang, cepat, serta tidak teratur. Sebagian besar orang yang mengalami palpitasi akan merasa jantungnya berdebar-debar. Gejala jantung berdebar pada hernia hiatus dapat dilihat melalui leher, tenggorokan, serta dada seseorang. [10]
Palpitasi menjadi gejala yang tidak perlu dikhawatirkan apabila hanya berlangsung selama beberapa detik atau menit. Sebab, gejala ini tidak selalu menandakan bahwa seseorang menderita hernia hiatus. Palpitasi bisa juga muncul ketika seseorang mengonsumsi kafein secara berlebihan.
Pengobatan Penyakit Hernia Hiatus
Belajar hidup sehat menjadi cara paling mudah untuk mencegah penyakit hernia hiatus di masa tua nanti. Makan-makanan sehat dan bergizi, berolahraga rutin, mengurangi gula, serta tidak merokok merupakan langkah kecil yang berdampak besar dalam upaya menghindari hernia hiatus.
Penyakit hernia hiatus tidak memiliki gejala pasti. Diagnosis dokter terhadap penyakit hernia hiatus pun tidak bisa sembarangan. Seseorang perlu menjalani tes menggunakan sinar X atau endoskopi supaya dokter bisa mendeteksi penyakit ini. [1]
- Hernia hiatus ringan
Hernia hiatus ringan dapat diobati dengan antasida yang bertujuan untuk melemahkan asam lambung. Selain itu, dokter biasanya memberikan Proton-pump inhibitor (PPIs), H2-receptor antagonist (H2RA), dan alginates. Dengan demikian, proses produksi asam di lambung akan lebih terjaga. [1]
- Hernia hiatus besar
Hernia hiatus besar memerlukan tindakan operasi atau pembedahan sebagai langkah pengobatan. Pembedahan ini hanya dilakukan saat hernia terperangkap di dada dan tersangkut di hiatus diafragma atau berputar untuk menyebabkan volvulus. Pembedahan juga dianjurkan untuk pasien hernia hiatus yang memiliki komplikasi sehingga hanya mengonsumsi obat dianggap tidak cukup, seperti obstruksi kerongkongan, sakit parah, atau pendarahan. [1]
Pembedahan terhadap penyakit hernia hiatus dilakukan dengan prosedur laparoskopi. Prosedur ini dianggap lebih nyaman dibandingkan teknik pembedahan lain meski hasil yang didapatkan sama. Pembedahan pada penyakit hernia hiatus pun memiliki efek samping. [1]