Kerokan merupakan teknik pengobatan tradisional yang sering digunakan untuk mengatasi tidak enak badan seperti masuk angin. Kerokan dikenal sebagai pengobatan yang murah dan mudah tapi memiliki efek penyembuhan yang cepat[1].
Teknik kerokan yang dikenal di Indonesia dilakukan dengan mengerok bagian tubuh dengan uang logam. Metode kerokan dilakukan dengan cara menekan dan menggeserkan uang logam secara berulang-ulang di permukaan kulit sampai muncul bilur-bilur berwarna merah[2].
Untuk melakukan kerokan biasanya diperlukan cairan sebagai pelicin seperti minyak herbal, losion kulit, atau balsam. Bagian tubuh yang dikerok biasanya meliputi punggung, leher belakang, dada, lengan dan tungkai atas[2].
Di beberapa negara Asia terdapat teknik serupa kerokan, seperti Cao Gio di Vietnam dan Gua Sha di Cina. Gua Sha di Cina dilakukan menggunakan batu jade, sering disebut sebagai jade stone therapy[1, 2].
Sebagian besar budaya Asia Tenggara percaya bahwa metode kerokan memiliki efek penyembuhan[2].
Daftar isi
Manfaat Kerokan
Kerokan sering kali menjadi pengobatan pilihan karena memberi efek hangat. Efek tersebut timbul karena gesekan yang dihasilkan saat mengerok akan memperlebar pembuluh kapiler sehingga meningkatkan aliran darah pada daerah yang dikerok. Oleh karenanya kerokan mampu meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme energi[1].
Suatu studi tahun 2012 menunjukkan bahwa kerokan mengarah pada peningkatan temperatur yang berlangsung lama (60 menit) pada jaringan yang berdekatan. Efek kerokan pada yang mempengaruhi bagian meluas di bagian dalam kulit menyebabkan lebih banyak dilatasi pembuluh darah dan meningkatkan volume aliran darah pada jaringan yang berdekatan[3].
Dengan menstimulasi sirkulasi pada otot di bawah kulit, kerokan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antioksidan yang membantu mengurangi peradangan. Efek relaksasi dan peningkatan sirkulasi oleh kerokan akan diteruskan ke lapisan otot yang lebih dalam. Hal inilah yang menyebabkan kerokan memiliki efek yang efektif[4].
Studi juga menunjukkan bahwa kerokan memiliki efek meredakan rasa sakit pada myalgia dan sakit kronis serta dapat meningkatkan stasis darah dan meringankan inflamasi[1, 3].
Selain mengatasi gejala masuk angin, kerokan juga dikenal memiliki berbagai manfaat seperti[5, 6]:
- Meringankan sakit kepala. Suatu studi menunjukkan bahwa perawatan kerokan selama 14 hari dapat mengurangi gejala sakit kepala kronis.
- Meringankan sakit leher dan pegal-pegal. Kerokan dapat meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan metabolisme. Suatu stuci menunjukkan bahwa perawatan dengan teknik Gua Sha lebih efektif merawat sakit leher dibandingkan perawatan dengan hot pack.
- Mengurangi pembengkakan payudara selama menyusui. Pembengkakan payudara terjadi ketika payudara terlalu penuh dengan susu. Biasanya dialami oleh ibu menyusui pada minggu pertama atau ketika ibu jauh dari bayi karena suatu alasan. Kondisi ini menyebabkan payudara bengkak dan sakit, sehingga bayi sulit untuk menyusu.
- Meringankan sindrom Tourette (meliputi gejala gerakan secara tidak sadar)
- Mengurangi gejala menopause (meliputi insomnia, periode menstruasi yang tidak teratur, kecemasan, keletihan, dan sensasi panas/hot flash)
Apakah Kerokan Aman untuk Ibu Hamil?
Tubuh ibu mengalami berbagai perubahan selama kehamilan. Banyak ibu hamil memiliki keluhan seperti pusing, lemas, tidak nafsu makan, perut kembung, dan tidak enak badan. Keluhan yang dialami serupa dengan gejala masuk angin yang biasa diatasi dengan kerokan[5].
Efek dari kerokan selama kehamilan belum banyak dipelajari. Sehingga risiko melakukan kerokan pada ibu hamil belum diketahui dengan pasti[7, 8].
Umumnya, dianjurkan untuk tidak melakukan kerokan maupun teknik pengobatan seperti memijat selama trisemester pertama kehamilan. Hal ini dikarenakan trisemester pertama memiliki tingkat risiko tertinggi terjadinya keguguran[7].
Sekitar 80% keguguran terjadi pada trisemester pertama, yaitu antara minggu 0 hingga 13 kehamilan. Keguguran dipengaruhi berbagai faktor, meliputi genetik (abnormalitas pada kromosom), infeksi, masalah anatomis, dan gangguan pembekuan darah[9].
Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan hubungan antara kerokan atau pijat dengan keguguran, sebaiknya ibu hamil menghindari melakukan kerokan selama trisemester pertama kehamilan untuk mencegah risiko potensial[7, 8].
Cara Mengantisipasi Risiko Kerokan untuk Ibu Hamil
Selama kehamilan, tubuh ibu mengalami peningkatan volume darah secara dramatis, hingga sebanyak 50%. Darah yang mengalir ke kaki sering kali menjadi lamban. Selain itu, kadar antikoagulan (zat penggumpal darah) akan meningkat secara alami[8].
Perubahan pada sistem sirkulasi darah tersebut membuat ibu hamil berisiko mengalami penggumpalan darah pada kaki bagian bawah, biasanya betis atau paha bagian dalam. Untuk keamanan, sebaiknya tidak melakukan kerokan atau menekan kuat pada bagian tersebut[8].
Kerokan dapat menimbulkan perubahan warna pada kulit, karena menggosok atau mengerok kulit dengan koin logam menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil (pembuluh kapiler) di dekat permukaan kulit. Terkadang kerokan dapat menyebabkan memar dan pendarahan ringan[5].
Untuk ibu hamil, kerokan sebaiknya dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi pendarahan dan rusaknya kulit. Sebab pendarahan dan kerusakan pada kulit dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi[5].
Infeksi ialah masuknya mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam tubuh. Terjadinya infeksi pada ibu hamil dapat mempengaruhi bayi dalam kandungan. Infeksi tertentu dapat ditularkan ke bayi melalui plasenta dan dapat mengarah pada keguguran[9].
Selain itu, terdapat dugaan bahwa melakukan kerokan saat hamil dapat memicu kontraksi dini akibat stimulasi hormon oksitosin. Oleh karenanya, dianjurkan untuk tidak melakukan kerokan selama trisemester pertama dan trisemester ketiga kehamilan. Jika merasa perlu, sebaiknya dilakukan dengan perlahan dan menghindari menekan berlebihan, terutama pada bagian perut[4].
Keamanan penggunaan minyak esensial untuk kerokan selama kehamilan tidak diketahui secara pasti, serta terdapat kemungkinan memicu kontraksi rahim. Sebaiknya ibu hamil menghindari penggunaan selama trisemester pertama kehamilan. Untuk memastikan keamanan, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai minyak esensial yang digunakan untuk kerokan[8].
Kapan Ibu Hamil Sebaiknya Menghindari Kerokan?
Penelitian mengenai keamanan teknik pengobatan tradisional seperti kerokan dan pijat pada ibu hamil masih belum memadai. Sehingga untuk keamanan, ibu hamil sebaiknya tidak melakukan kerokan ataupun pijat secara berlebihan[7].
Teknik pengobatan seperti kerokan dan pijat sebaiknya dihindari jika ibu hamil mengalami kondisi berikut[7, 8]:
- Mual, muntah, atau morning sickness
- Memiliki risiko tinggi mengalami keguguran
- Memiliki kehamilan berisiko tinggi seperti solusio plasenta (plasenta sedikit terlepas dari dinding uterus) atau persalinan prematur
- Preeklamsia atau tekanan darah tinggi
- Memiliki gangguan pembekuan darah