Daftar isi
Apa Itu Dermopati Diabetik ?
Dermopati Diabetik merupakan suatu kondisi di mana kulit dari pasien penderita diabetes mengalami gangguan berupa munculnya bintik-bintik tulang kering hingga bisul [1, 2].
Lesi Dermopati Diabetik ini mungkin akan muncul pada kulit yang berada di area lengan, paha dan perut. Mekanisme kemunculannya pun hingga kini belum benar-benar diketahui secara pasti [1].
Gejala Dermopati Diabetik
Gejala Dermopati Diabetik diketahui akan berbeda-beda pada masing-masing orang. Secara umum, gejala yang mungkin muncul antara lain [3]:
- Muncul bercak berwarna coklat kemerahan dalam bentuk bulat atau oval
- Bercak mungkin akan terlihat seperti bekas luka berukuran satu sentimeter atau kurang
- Lesi tidak hanya muncul di tulang kering melainkan juga di bagian tubuh lain seperti paha, lengan
- Lesi dapat berupa lesi tunggal maupun lesi kelompok
- Lesi tidak terasa terbakar
- Lesi tidak perih
- Lesi tidak gatal
- Lesi tidak mengandung cairan
- Lesi tidak menular
Jumlah dari lesi ini mungkin dapat dijadikan acuan tingkat keparahan Dermopati Diabetik itu sendiri. Perlu juga diketahui bahwa, Dermopati Diabetik ini bukan hal yang berbahaya dan tidak menular [3].
Walaupun, keberadaan dari lesi ini mungkin akan dapat mempengaruhi dan bahkan membuat penderitanya tidak nyaman dan tidak percaya diri [3].
Penyebab Dermopati Diabetik
Penyebab Dermopati Diabetik sendiri hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan kasus yang telah terjadi, Dermopati Diabetik banyak diderita oleh penderita diabetes [4].
Bahkan, menurut data, 55 % dari keseluruhan penderita diabetes mungkin memiliki lesi Dermopati Diabetik. Khusunya pada penderita diabetes yang berusia 50 keatas maupun penderita diabetes yang sudah lama [4].
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki diketahui lebih sering mengalami Dermopati Diabetik dibandingkan dengan perempuan [4].
Sejauh ini, para ahli menduga bahwa, kondisi medis diabetes dapat menyebabkan perubahan pada pembuluh darah kecil. Dermopati Diabetik mungkin dapat muncul akibat perubahan pembuluh darah kecil tersebut [4].
Selain itu, faktor-faktor lain mungkin juga dapat berkontribusi dalam menyebabkan Dermopati Diabetik, termasuk [4]:
- Kerusakan termal pada area kulit yang membentuk lesi
- Proses penyembuhan luka yang lebih lambat karena penurunan aliran darah
- Degenerasi saraf
- Komplikasi diabetes
Faktor Risiko Dermopati Diabetik
Faktor-faktor berikut ini mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami diabetes [4, 5]:
- Menderita diabetes dalam waktu yang lama
- Usia tua atau lebih dari 50 tahun
- Berjenis kelamin laki-laki
- Kondisi diabetes tidak terkontrol dengan baik
- Mengalami cedera
Diagnosis Dermopati Diabetik
Diagnosis Dermopati Diabetik mungkin akan dapat dengan mudah dilakukan oleh dokter pada penderita diabetes, khususnya setelah melakukan pemeriksaan fisik pada kulit [3].
Mengingat, lesi Dermopati Diabetik ini bentuknya cukup khas dengan lokasi-lokasi munculnya juga. Adapun dokter dalam pemeriksaan fisik akan melihat beberapa hal termasuk [3]:
- Bentuk lesi
- Warna lesi
- Ukuran lesi
- Lokasi area kulit tempat lesi muncul
Jika gejala Dermopati Diabetik muncul pada bukan penderita diabetes, maka Dermopati Diabetik ini dapat menjadi gejala awal dari diabetes itu sendiri. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki lesi Dermopati Diabetik, mungkin menderita diabetes [3].
Dermopati Diabetik sebagai bentuk dari gejala awal diabetes ini dapat terlihat dengan munculnya gejala awal diabetes lain seperti [3]:
- Sering buang air kecil
- Lebih mudah haus
- Kelelahan
- Pandangan yang kabur
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
- Sensasi kesemutan di anggota tubuh
Tes lain mungkin juga diperlukan untuk mendiagnosis secaraa benar Dermopati Diabetik. Khususnya pada pasien yang belum didiagnosis menderita diabetes sebelumnya [3].
Pengobatan Dermopati Diabetik
Pengobatan untuk Dermopati Diabetik hingga kini belum ditemukan. Mengingat, kondisi Dermopati Diabetik ini bukan kondisi yang berbahaya atau menimbulkan rasa sakit yang membutuhkan pengobatan [3, 4].
Adapun lesi maupun kondisi kulit Dermopati Diabetik mungkin akan dapat sembuh dengan sendirinya. Penyembuhan ini mungkin akan berbeda-beda pada masing-masing orang [4].
Pada beberapa kasuh, lesi Dermopati Diabetik ini mungkin dapat sembuh setelah berbulan-bulan namun ada juga kasus yang membutuhkan waktu lebih lama bahkan lebih dari satu tahun lamanya [3, 4].
Bahkan, pada beberapa kasus tertentu, ada juga lesi Dermopati Diabetik yang permanen atau tidak dapat hilang meskipun sudah berlangsung lama [3].
Jika lesi Dermopati Diabetik mengganggu penampilan dan membuat rasa percaya diri berkurang, maka beberapa hal berikut ini mungkin dapat dilakukan [3, 4]:
- Penggunaan pelembab agar kulit tidak kering
- Menggunakan lotion dari bahan kolagen atau gliserin untuk menyamarkan kulit
- Menerapkan riasan untuk menutupi lesi
- Mengelola diabetes dengan baik sesuai dengan arahan dokter
- Mencegah komplikasi diabetes
Selain itu, mempraktikkan tips perawatan kulit yang tepat berikut ini mungkin juga akan dapat memperbaiki atau menjaga kondisi kulit [2]:
Mencuci tangan adalah hal yang mendasar untuk menjaga kesehatan tubuh. Mengingat, banyak penyakit yang mungkin terjadi karena tangan yang tidak bersih.
Mencuci tangan pun tidak boleh sembarangan, melainkan harus dilakukan dengan tepat. Cuci tangan sebaiknya dilakukan menggunakan sabun yang netral dan lembut.
Selain itu, setelah cuci tangan, pastikan juga membilasnya hingga bersih. Proses pengeringan pun harus dilakukan dengan lembut, khususnya kulit jari-jari kaki, bawah lengan dan di mana air dapat terjebak.
- Menggunakan Lotion Pelembab Kuli
Penggunaan lotion pelembab kulit dapat membantu kulit agar tetap lembab sehingga kulit kering dapat dihindari. Untuk lotion pelembab kulit ada baiknya berkonsultasi dengan dokter agar memperoleh yang tepat.
- Menjaga Kulit Tetap Terhidrasi
Menjaga kulit tetap terhidrasi diketahui dapat memberikan manfaat secara menyeluruh pada kesehatan kulit. Caranya pun mudah, yaitu dengan mengonsumsi air secara cukup dan menggunakan produk-produk yang dapat menghidrasi kulit.
- Menggunakan Pakaian Yang Tepat
Pakaian juga merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan kulit. Mengingat, pakaian memiliki kontak secara langsung dengan kulit.
Pakaian yang tepat sebaiknya berbahan dasar katun dan cukup longgar agar gesekan dengan kulit tidak terjadi dengan parahnya. Dan, sirkulasi udaranya pun juga akan baik.
- Menggunakan Pelindung Kaki
Penggunaan kaos kaki maupun sepatu dapat melindungi penderita neuropati dan merawat kulit kaki.
- Berkonsultasi Dengan Dokter Kulit
Bagian yang terpenting dalam perawatan kulit adalah selalu mengawasi perkembangan kondisi kulit dan mengonsultasikannya dengan dokter kulit.
Dengan demikian, dokter dapat memberikan saran yang tepat untuk menangani kondisi kulit yang terjadi. Konsultasi ini juga dapat mempermudah proses penyembuhan maupun pencegahan kondisi kulit yang menjadi parah.
Pencegahan Dermopati Diabetik
Pencegahan terhadap Dermopati Diabetik hingga kini masih belum diketahui caranya. Mengingat, mekanisme maupun penyebab terjadinya pun hingga kini masih belum diketahui secara pasti [3].
Pencegahan Dermopati Diabetik pada penderita diabetes tidak diketahui caranya, namun pencegahan Dermopati Diabetik pada orang yang tidak menderita diabetes mungkin dapat dilakukan [3].
Adapun berikut ini merupakan beberapa cara yang mungkin dapat setidaknya menurunkan risiko Dermopati Diabetik muncul pada orang yang tidak menderita diabetes [3]:
- Menghindari trauma atau cedera
- Menggunakan pelindung tulang kering
- Menggunakan pelindung kaki
- Menggunakan kaos kaki sampai lutut
Beberapa hal tersebut sangat disarankan untuk dilakukan oleh orang-orang yang berolahraga maupun memiliki risiko cedera tinggi. Dengan demikian, Dermopati Diabetik yang disebabkan oleh cedera akan dapat dicegah [3].
Selain itu, pemantauan dan penanganan pada kondisi diabetes mungkin juga akan sangat membantu dalam mencegah Dermopati Diabetik terjadi [3].
Mengingat, jika kondisi diabetes tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan banyak komplikasi yang lebih serius daripada Dermopati Diabetik, termasuk [3]:
- Kerusakan saraf
- Peningkatan risiko stroke atau serangan jantung
Untuk itu, manajemen diabetes mungkin juga akan sangat membantu mengontrol kondisi dan mengurangi risiko terbentuknya Dermopati Diabetik. Adapun penderita diabetes mungkin dapat [3]:
- Mempertahankan manajemen glikemik yang baik
- Mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter
- Melakukan konsultasi dengan rutin, khususnya jika gula darah tetap tinggi
- Melakukan olahraga setidaknya 30 menit (tiga hingga lima kali dalam satu hari)
- Konsumsi makanan bergizi sesuai dengan anjuran dokter
- Menjaga berat badan tetap sehat
- Berhenti merokok
- Berhenti mengonsumsi produk tembakau lain
- Mengurangi stres
Meskipun kontrol pada kadar gula darah mungkin tidak akan berpengaruh pada lesi yang sudah muncul. Namun, pengontrolan terhadap gula darah ini dinilai dapat mencegah berkembangnya lesi di waktu yang akan mendatang [4].