Amblyopia (Mata Malas) : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Amblyopia (Mata Malas)?

Amblyopia (Mata Malas)
Amblyopia / Mata Malas ( img : Orchard Park Optometry )

Amblyopia merupakan jenis gangguan kesehatan pada mata yang ditandai dengan penurunan ketajaman penglihatan terutama di salah satu sisi mata dan paling berpotensi terjadi pada anak-anak [1,2,3,4,5,8,10,11,14].

Ketika mata dan otak tidak terhubung dengan normal, fungsi penglihatan terancam menurun.

Amblyopia juga disebut dengan istilah mata malas di mana kedua sisi mata menghasilkan fokus serta kualitas pandangan yang tidak sama.

Jika kondisi mata dan otak tak terhubung dengan baik, maka otak hanya akan bekerja menerjemahkan penglihatan dari mata yang sehat, sementara sisi penglihatan yang terganggu (mata malas) terabaikan.

Mata malas yang tidak memperoleh penanganan tepat yang serius dapat berakibat pada kondisi kebutaan.

Tinjauan
Amblyopia adalah kondisi ketajaman mata yang menurun di salah satu sisi mata karena tak terhubungnya koneksi saraf mata dan otak pada anak-anak.

Fakta Tentang Amblyopia

  1. Prevalensi amblyopia adalah 3% dari populasi global di mana ketajaman penglihatan adalah sisi satu-satunya yang terpengaruh [1].
  2. Prevalensi amblyopia di India diperkirakan sebesar 4,3% karena tingginya kasus masalah kesehatan mata di sana [2].
  3. Di Asia sendiri, prevalensi kasus amblyopia mencapai 1,81% dan di Yogyakarta, Indonesia sendiri prevalensi penyakit mata ini adalah 0,35% [3].
  4. Di Indonesia, data nasional untuk prevalensi amblyopia belum diketahui secara spesifik namun kelainan refraksi pada anak sekolah di Indonesia adalah 10% per 66 juta anak [4].
  5. Di Indonesia kasus amblyopia rata-rata terjadi pada anak dengan usia balita dengan prevalensi kasus 2,7% pada anak usia ± 6 tahun di DKI Jakarta dan 2% pada usia anak SD di Manado [4].
  6. Prevalensi astigmatisme pada anak di Indonesia mencapai 14,9%, hipermetropia 4,6%, dan miopia 11,7% [4].
  7. Risiko amblyopia jauh lebih tinggi pada anak laki-laki daripada anak perempuan [4].

Penyebab Amblyopia

Mata malas atau amblyopia adalah sebuah kondisi yang berkembang karena koneksi saraf dari salah satu mata ke otak mengalami gangguan atau kelainan [1].

Hal ini menyebabkan pembentukan koneksi saraf tersebut tidak terjadi secara sempurna di masa tumbuh kembang anak.

Saraf yang mengoneksikan antara lapisan tipis retina pada bagian belakang mata ke otak mengalami gangguan sehingga sinyal visual yang didapat oleh mata dengan penglihatan buruk tidak akan sempurna dan cenderung kabur atau keliru.

Karena hal tersebut, kemampuan kerja sama antar kedua mata berkurang, sementara otak mengabaikan sinyal mata yang buruk tadi sehingga ketidaksinkronan kedua mata akan terus berlanjut.

Beberapa kondisi yang mampu menjadi penyebab anak mengalami mata malas atau amblyopia antara lain adalah ;

  • Strabismus Amblyopia

Ketidakseimbangan otot mata dapat menyebabkan mata malas dan dalam hal ini mata juling dapat menjdi penyebab amblyopia terjadi [1,5].

Ini karena ketidakseimbangan otot akan mencegah kedua mata bekerja bersama dengan baik dan normal.

Kondisi strabismus ini umumnya diturunkan dalam keluarga atau bersifat genetik.

  • Gangguan Refraksi / Amblyopia Refraktif

Refraksi antar kedua mata yang berbeda mampu membuat sisi mata dengan penglihatan yang lebih jernih cenderung lebih dominan dalam menjalankan fungsinya [1,3,4,5].

Gangguan refraksi yang dimaksud di sini adalah seperti astigmatisme, rabun dekat, dan rabun jauh.

Umumnya, penggunaan kacamata atau lensa korektif menjadi alat bantu penderita dalam mengatasi gangguan refraksi tersebut.

Katarak yang terjadi pada masa kanak-kanak juga meningkatkan risiko amblyopia karena terjadinya pengapuran pada lensa sehingga mengganggu penglihatan [1,3].

Namun ketika katarak ini menyerang hanya di salah satu sisi mata saja, risiko mata malas pada anak semakin besar.

Terkulainya kelopak mata dapat menjadi salah satu sebab mata malas karena mampu menghalangi penglihatan anak [6].

  • Luka Kornea Mata

Bagian depan mata yang terdapat luka (ulkus kornea) juga mampu menjadi salah satu penyebab mata malas [6].

Gangguan penglihatan dapat terjadi karena adanya luka dan memicu amblyopia jika tidak segera diatasi.

Namun selain beberapa faktor kondisi kesehatan yang mampu menyebabkan mata malas seperti di atas, terdapat faktor lain.

Di bawah ini adalah faktor yang mampu meningkatkan risiko seorang anak mengalami amblyopia [5,7,8] :

  • Gangguan tumbuh kembang.
  • Faktor keturunan (anggota keluarga terutama salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat mata malas).
  • Bayi lahir prematur.
  • Bayi lahir dengan berat badan rendah dan cenderung kurang dari normal.
Tinjauan
- Koneksi salah satu saraf pada mata ke otak yang tak terhubung dengan baik karena adanya gangguan perkembangan pada anak adalah penyebab amblyopia.
- Selain itu, strabismus amblyopia, gangguan refraksi mata, katarak, penurunan kelopak mata, dan ulkus kornea dapat menjadi penyebabnya.
- Faktor keturunan, bayi prematur / lahir dengan berat badan rendah, dan gangguan tumbuh kembang menjadi faktor pemicu lainnya.

Gejala Amblyopia

Beberapa kondisi yang umumnya terjadi menjadi tanda bahwa anak menderita amblyopia antara lain adalah [3,9,10] :

  • Gerakan salah satu mata dapat ke luar atau ke dalam / mata juling.
  • Kerja kedua mata tidak bersamaan.
  • Salah satu mata lebih sipit.
  • Kesulitan dalam memperkirakan jarak.
  • Tidak mampu melihat obyek dengan tiga dimensi.
  • Memiringkan kepala supaya mampu melihat obyek lebih jelas.

Biasanya, gejala-gejala ini juga disertai dengan hasil tes penglihatan yang buruk.

Namun karena kasus ini lebih banyak terjadi pada anak, perlu diketahui bahwa anak jarang menyadari bahwa mata mereka sedang terganggu.

Anak lebih sulit dalam menjelaskan apakah penglihatan mereka terganggu sehingga hal ini menjadi lebih sulit untuk terdeteksi.

Maka dari itu, daftar gejala di atas perlu diperhatikan oleh orang tua dan jika memang keluhan-keluhan di atas terjadi, segera bawa anak ke ahli pediatrik oftalmologi (dokter spesialis mata anak) untuk memeriksakannya.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Para orang tua yang melihat ketidaknormalan pada mata anak, seperti gerakan mata yang ke sana dan ke sini beberapa minggu setelah lahir, sebaiknya tanyakan langsung kepada dokter.

Minta dokter untuk memeriksa kondisi penglihatan anak, terutama jika di dalam keluarga memiliki riwayat mata juling, katarak, dan berbagai kondisi gangguan mata lainnya.

Hanya saja, hanya anak usia antara 3-5 tahun yang sudah boleh dan direkomendasikan untuk menempuh pemeriksaan mata lengkap [1,13].

Tinjauan
Mata juling, salah satu mata lebih sipit, ketidakmampuan melihat benda 3D, kepala miring, dan kinerja kedua mata tidak bersamaan adalah gejala utama dari kondisi amblyopia.

Pemeriksaan Amblyopia

Ketika orang tua melihat adanya ketidakwajaran pada kondisi penglihatan sang anak, segera bawa dan periksakan ke dokter mata agar pemeriksaan mata dapat ditempuh [5,10,11].

Dokter pertama-tama akan memeriksa mata anak, seperti mengecek apakah gerakan mata anak ada yang tidak normal.

Dokter perlu tahu kondisi kedua mata dan perbedaan keduanya dalam menjalankan fungsinya.

Dalam hal ini, umumnya dokter akan menggunakan obat tetes mata sebagai pelebar mata, namun biasanya penglihatan akan kabur selama beberapa jam hingga sepanjang hari.

Dokter biasanya mempertimbangkan usia anak dan tahap perkembangan anak sebelum memutuskan melakukan pemeriksaan mata.

  • Anak Usia < 3 Tahun

Anak di bawah 3 tahun akan diperiksa menggunakan alat pembesar yang dilengkapi cahaya yang berguna sebagai pendeteksi katarak [12].

Selain itu, dokter juga akan memeriksa kemampuan anak dalam memperbaiki tatapan atau pandangannya.

Dokter perlu mengetahui seberapa baik gerakan mata anak dalam mengikuti obyek atau benda bergerak (dokter dapat menggunakan cahaya untuk melihat apakah kedua mata anak mengikutinya).

  • Anak Usia 3 Tahun ke Atas

Dokter umumnya merekomendasikan pemeriksaan mata lengkap hanya pada anak dengan usia yang sudah mencapai 3 tahun atau lebih [1,5,10,13].

Tes untuk anak usia 3 tahun ke atas adalah dengan menggunakan huruf-huruf maupun gambar yang membantu dokter dalam mengevaluasi kondisi penglihatannya.

Setiap dihadapkan pada huruf atau gambar, anak akan diminta menutup salah satu sisi matanya secara bergantian.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik dan mata adalah diagnosa yang perlu ditempuh anak agar dokter dapat mengetahui kondisi gerakan mata. Namun pemeriksaan mata yang diterapkan tergantung dari usia anak.

Pengobatan Amblyopia

Segera setelah orang tua mendapati bahwa kondisi mata anak mengalami ketidakberesan, pemeriksaan dini perlu dilakukan.

Hal ini akan membantu anak dalam mendapatkan penanganan sedini mungkin untuk mendukung perkembangan dan pembentukan koneksi mata dan otak anak sebelum usianya 7 tahun.

Pengobatan amblyopia tentunya disesuaikan dengan kondisi yang mendasari, namun beberapa metode pengobatan di bawah ini adalah yang paling umum digunakan untuk mengatasi kasus amblyopia.

  • Tetes Mata

Dokter kemungkinan memberikan tetes mata atropine kepada pasien dengan tujuan agar sisi mata yang normal dan sehat memiliki penglihatan yang kabur secara sementara [1,5,9].

Atropine ini diresepkan oleh dokter dan penggunaannya dianjurkan setiap hari atau hanya pada akhir pekan; konsultasikan aturan pakainya secara spesifik.

Meski begitu, tetap waspadai beberapa efek samping penggunaan atropine, seperti iritasi mata dan fotofobia.

  • Kacamata

Penggunaan kacamata khusus untuk mengatasi amblyopia tidak selalu bisa diterima dengan mudah oleh anak [1,5,9,10,13].

Orang tua perlu mengawasi dan menjaga agar anak tetap mengenakan kacamata ini dengan baik supaya hasil pengobatan sesuai dengan yang diharapkan.

Penggunaan kacamata lebih direkomendasikan bagi anak dengan kondisi astigmatisme, rabun jauh atau rabun dekat yang berakibat pada mata malas.

  • Penutup Mata

Alat penutup mata khusus akan diberikan oleh dokter dan dipasangkan di bagian mata yang normal [1,5,9,10,11,13].

Hal ini bertujuan memberikan rangsangan bagi sisi mata yang mengalami amblyopia supaya lebih berkembang fungsi penglihatannya.

Penggunaan penutup mata untuk anak-anak tentu akan lebih sulit karena mereka biasanya enggan mengenakannya karena tidak nyaman.

Namun, penggunaan penutup mata ini diketahui memiliki efektivitas tinggi untuk perkembangan penglihatan anak.

Untuk hasil maksimal, penting untuk memasangkannya pada anak 2-6 jam per hari setiap hari.

Umumnya, penutup mata ini dapat dikombinasi bersama kacamata.

  • Operasi

Prosedur bedah hanya akan dianjurkan oleh dokter apabila anak mengalami amblyopia karena penurunan kelopak mata (kelopak mata terkulai) [1,6,7,8,9,13].

Amblyopia yang juga disebabkan oleh mata juling serta katarak perlu diatasi dengan prosedur operasi untuk memperbaiki mata.

  • Terapi Lainnya

Ada kemungkinan dokter menggunakan terapi lain, yaitu melalui aktivitas menggambar, bermain permainan di komputer, serta bermain puzzle [14].

Belum terbukti bahwa efektivitas dari terapi ini benar-benar tinggi, namun penelitian masih berjalan untuk membuktikan cara ini ampuh sebagai solusi amblyopia.

Berapa lama perkembangan perawatan dapat dialami anak?

Jika pengobatan diterapkan dengan tepat, maka biasanya penglihatan anak dapat menjadi lebih baik dalam hitungan minggu [1,5,13].

Meski demikian, ada pula yang membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun (6 bulan-2 tahun) hingga perawatan yang ditempuh memberikan hasil terbaik.

Selama dan seusai pengobatan, penting bagi orang tua untuk membawa anak ke dokter secara rutin untuk memantau perkembangan gejalanya.

Pengawasan dokter tetap harus dilakukan untuk meminimalisir kekambuhan mata malas.

Jika diketahui kondisi ini timbul kembali, maka pengobatan harus ditempuh lagi oleh pasien.

Tinjauan
Penanganan amblyopia disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya. Namun biasanya, obat tetes mata, pemasangan penutup mata, kacamata korektif, operasi atau terapi melalui permainan adalah metode penaganan yang digunakan.

Komplikasi Amblyopia

Satu-satunya komplikasi amblyopia yang paling berbahaya dan perlu diwaspadai adalah kebutaan permanen [1].

Kehilangan penglihatan secara permanen dapat terjadi apabila amblyopia terlambat mendapat penanganan.

Pencegahan Amblyopia

Deteksi dini amblyopia merupakan cara utama dalam mencegah supaya gejala tidak berkembang semakin serius saat anak tumbuh semakin besar [1,5].

Deteksi dini akan membantu anak memperoleh penanganan dini untuk faktor-faktor yang mendasari mata malas.

Selain itu, pemeriksaan mata secara rutin pada penderita juga penting untuk pencegahan kembalinya kondisi amblyopia.

Tinjauan
Pencegahan dapat dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi komplikasi atau perburukan gejala, yaitu melalui deteksi dan penanganan dini serta pemeriksaan mata rutin.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment