Daftar isi
Apa Itu Anaplasmosis?
Anaplasmosis merupakan suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri di mana bakteri ini disebarkan oleh kutu.
Anaplasma phagocytophilum adalah nama bakteri yang menyebabkan anaplasmosis yang kemudian membuat penderita mengalami sejumlah gejala seperti nyeri otot dan demam.
Karena kutu adalah sejenis parasit yang bertahan hidup dengan cara berada di tubuh hewan tertentu lalu mengisap darahnya, maka kutu sangat mudah menyebarkan penyakit.
Meski demikian, anaplasmosis sendiri adalah jenis infeksi bakteri yang langka dengan kasus paling tinggi terjadi di musim panas, yaitu antara bulan Juni dan Juli.
Tinjauan Anaplasmosis adalah jenis penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Anaplasma phagocytophilum di mana bakteri ini paling kerap dibawa dan disebarkan oleh kutu tertentu.
Penyebab Anaplasmosis
Anaplasmosis adalah sebuah kondisi yang dapat terjadi pada manusia maupun hewan yang disebabkan utamanya oleh bakteri.
Bakteri Anaplasma phagocytophilum dapat menginfeksi karena disebarkan oleh kutu, seperti kutu rusa ataupun kutu Barat berkaki hitam [1,2,5,6].
Beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko seseorang terkena anaplasmosis antara lain adalah [1,2,3,4,5,6] :
- Sering menghabiskan waktu di luar ruangan, khususnya di area hutan atau area bersemak di mana ada banyak kutu yang berada di sana.
- Tinggal di wilayah di mana kutu-kutu penyebar bakteri penyebab anaplasmosis banyak dijumpai.
- Menempuh prosedur transfusi darah sehingga berpotensi tertular infeksi bakteri ini, hanya saja hal ini tergolong langka.
Kutu baru dapat menyebarkan bakteri penyebab anaplamosis ketika menempel atau tinggal pada kulit manusia selama 4-24 jam [1,5].
Jadi ketika kutu dihilangkan segera dari tubuh dengan cara membersihkan diri usai bepergian di area bersemak dan berhutan, hal ini dapat menjadi langkah pencegahan penyebaran bakteri dan penularan infeksinya.
Tinjauan - Penyebab utama anaplasmosis adalah bakteri Anaplasma phagocytophilum yang dibawa oleh kutu. Kutu pembawa bakteri ini bila menggigit manusia maka akan menyebabkan infeksi anaplasmosis. - Sering menghabiskan waktu di luar (area berhutan atau bersemak), tinggal di wilayah penuh rumput, tanaman, pepohonan dan semak, serta menempuh prosedur transfusi darah dapat meningkatkan risiko infeksi.
Gejala Anaplasmosis
Gejala anaplasmosis baru akan timbul 1-2 minggu usai digigit kutu yang telah terinfeksi bakteri penyebab anaplasmosis.
Karena gigitan kutu tidak selalu menimbulkan rasa sakit, maka seringkali seseorang tak sadar bahwa dirinya digigit oleh kutu.
Gigitan kutu pun terkadang tidak terlalu nampak jelas sehingga penanganan infeksi bisa jadi kurang cepat.
Bahkan pada beberapa kasus, gigitan kutu penyebar bakteri penyebab infeksi tak menimbulkan gejala apapun.
Hal ini juga disebut dengan kondisi anaplasmosis asimptomatik (tanpa gejala) walaupun telah terjadi infeksi.
Namun untuk kasus anaplasmosis dengan gejala, perlu untuk mengenali sejumlah gejala seperti di bawah ini [1,2,3,5,6] :
- Sakit kepala berat
- Nyeri dan pegal pada otot
- Demam
- Tubuh menggigil
- Diare
- Tubuh kelelahan ekstrem
- Tidak nafsu makan
- Batuk
- Mual yang dapat disertai dengan muntah-muntah
- Kebingungan atau menjadi linglung
- Pada kasus yang jarang, timbul ruam pada permukaan kulit
Kondisi-kondisi tersebut tergolong sebagai gejala awal anaplasmosis, namun ada pula gejala yang lebih serius seperti dibawah ini [1,6] :
- Perdarahan
- Masalah pernapasan
- Gagal fungsi pada organ tubuh tertentu
Gejala yang sangat serius dan berat tersebut umumnya berkaitan dengan adanya kondisi medis lain yang menyertai anaplasmosis.
Sekalipun gejala anaplasmosis dapat seserius itu, akibatnya sangat jarang menjadi fatal karena anaplasmosis adalah kondisi yang dapat di diobati dan disembuhkan.
Lansia dan orang-orang yang memiliki masalah imun atau imun lemah berpeluang lebih besar dalam mengalami gejala anaplasmosis berat.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Tidak semua jenis kutu dapat menyebabkan anaplasmosis, maka sebenarnya tak perlu harus ke dokter setiap kali terdapat kutu pada tubuh.
Namun bila timbul gejala-gejala yang mirip dengan tanda anaplasmosis dalam waktu 1-2 minggu pasca tergigit kutu, segera ke dokter.
Orang-orang yang mengalami gejala yang mirip dengan penyakit Lyme juga sebaiknya segera memeriksakan diri.
Deteksi dan penanganan dini akan memperbesar peluang penderita untuk sembuh dan pulih dengan cepat.
Tinjauan Beberapa gejala awal anaplasmosis yang perlu dikenali antara lain adalah sakit kepala berat, nyeri dan pegal pada otot, demam, tubuh menggigil, diare, tubuh kelelahan ekstrem, tidak nafsu makan, batuk, mual yang dapat disertai dengan muntah-muntah, linglung, dan ruam pada permukaan kulit (jarang terjadi).
Pemeriksaan Anaplasmosis
Ketika merasakan dan mendapati adanya gejala anaplasmosis, segera ke dokter untuk menempuh pemeriksaan.
Di bawah ini adalah beberapa metode diagnosa yang akan dokter gunakan dalam memastikan bahwa gejala pasien benar-benar mengarah pada anaplasmosis dan bukan penyakit lainnya.
- Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Dokter mengawali proses diagnosa dengan memeriksa fisik pasien lebih dulu [1,5,6].
Selain itu, dokter biasanya bertanya pada pasien seputar riwayat medis yang dimiliki untuk mengetahui apakah pasien menderita suatu penyakit tertentu.
Dokter juga perlu menanyakan riwayat gejala pada pasien, maka pasien juga sebaiknya menginformasikan kepada dokter mengenai apakah belum lama ini mengalami gigitan serangga atau kutu.
Pasien juga perlu memberi tahu dokter apakah belum lama berada di luar ruangan, khususnya area hutan dan bersemak.
- Tes Antibodi
Tes antibodi adalah metode diagnosa penunjang yang diperlukan dan akan dokter rekomendasikan untuk mengonfirmasi infeksi pada tubuh pasien [1,6].
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa antibodi yang melawan infeksi.
Hanya saja, tes antibodi umumnya tidak menunjukkan hasil positif sampai beberapa hari atau beberapa minggu setelah tubuh pasien terinfeksi.
- PCR (Polymerase Chain Reaction)
Metode pemeriksaan ini juga merupakan tes penunjang untuk membantu dokter dalam mendeteksi bakteri penyebab anaplasmosis [1,5,6].
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian dianalisa lebih detail di laboratorium.
- Tes Darah Putih
Sel-sel darah putih pasien akan diperiksa melalui pengambilan sampel sel darah putih lebih dulu [1,6].
Pemeriksaan laboratorium ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang kerap kali terdapat dan terlihat di sel-sel darah putih.
Gejala anaplasmosis sendiri sangat sulit didiagnosa, terutama bila gejala tergolong ringan dan cenderung menyerupai gejala penyakit lain yang sangat umum.
Jika memang perlu, pasien kemungkinan dirujukkan ke dokter spesialis penyakit infeksi agar diagnosa yang didapat lebih akurat.
Tinjauan Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, tes antibodi, tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dan tes sel darah putih merupakan serangkaian metode diagnosa yang perlu ditempuh oleh pasien.
Pengobatan Anaplasmosis
Dokter biasanya segera memberikan pengobatan setelah dugaan anaplasmosis menjadi lebih kuat usai hasil pemeriksaan keluar.
Pemberian obat antibiotik adalah penanganan utama untuk pasien anaplasmosis karena kondisi infeksi disebabkan oleh bakteri [1,2,3,6,7].
Antibiotik berupa doxycycline umumnya diresepkan untuk meredakan gejala dalam waktu 24 jam [6,7].
Pada kasus anaplasmosis yang sudah sangat serius, dokter memberikan antibiotik intravena di rumah sakit.
Namun pada kondisi ini, pasien akan lebih lama mengalami pemulihan, terutama jika imun lemah, mengalami gangguan imun, atau menderita penyakit kronis lainnya [1].
- Terapi antibiotik umumnya perlu digunakan selama 14-21 hari tergantung dari dosis dan anjuran dokter; konsultasikan hal ini lebih jauh dengan dokter yang menangani agar tak terjadi kesalahan.
- Terapi antibiotik untuk anak dengan usia di bawah 8 tahun dan dalam kondisi terinfeksi juga oleh Borrelia burgdorferi, penggunaan antibiotik perlu dilanjutkan 3 hari setelah demamnya turun agar menghindari perubahan warna pada gigi.
- Antibiotik juga perlu diganti setelahnya dengan cefuroxime atau amoxicillin untuk penggunaan 14 hari.
- Terapi antibiotik untuk pasien anaplasmosis yang juga memiliki kondisi infeksi penyakit Lyme, perlu dilanjutkan selama 10 hari.
Meski telah diobati, terdapat kemungkinan bahwa pasien kembali mengalami anaplasmosis.
Dalam waktu 3 hari menjalani terapi antibiotik, pasien tidak selalu mengalami kemajuan dalam kondisinya; jika hal ini terjadi, pemeriksaan perlu kembali ditempuh karena adanya dugaan infeksi Babesia [1].
Dibutuhkan pemantauan kondisi oleh dokter agar segala risiko perkembangan gejala dapat segera terdeteksi dan diatasi dengan tepat [6].
Tinjauan Doxycycline adalah jenis antibiotik utama yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengobati anaplasmosis. Namun ada kemungkinan dokter juga akan memberikan pengobatan lain jika terdapat kondisi medis lain yang dialami pasien.
Komplikasi Anaplasmosis
Anaplasmosis dapat mengakibatkan sejumlah kondisi serius apabila sampai terlambat ditangani, yaitu [1,6] :
- Gangguan pada otak yang menyebabkan tubuh kejang, linglung, hingga koma.
- Syok septik
- Gagal ginjal
- Gagal napas
- Gagal jantung
- Perdarahan hebat
Penderita anaplasmosis yang memiliki masalah kesehatan lain, seperti HIV AIDS dan kanker akan memiliki risiko lebih besar dalam mengalami komplikasi-komplikasi tersebut [6].
Penderita anaplasmosis yang menempuh transplantasi organ pun memiliki risiko komplikasi sama besar.
Gangguan imun pun dapat memperbesar peluang penderita anaplasmosis mengalami berbagai komplikasi tersebut.
Jika risiko komplikasi yang telah disebutkan terjadi, penanganan tambahan seperti cuci darah, tambahan oksigen dan pemberian cairan adalah yang paling dibutuhkan pasien.
Pada sebagian kecil kasus anaplasmosis dengan komplikasi-komplikasi tersebut, kematian adalah akibatnya.
Tinjauan Risiko komplikasi anaplasmosis yang dapat terjadi adalah gangguan pada otak yang menyebabkan tubuh kejang, linglung, hingga koma; syok septik; gagal ginjal; gagal napas; gagal jantung; hingga perdarahan yang berlebihan.
Pencegahan Anaplasmosis
Terdapat sejumlah cara untuk mencegah agar anaplasmosis tidak terjadi, yaitu terutama tidak kontak dengan kutu.
Agar tak digigit oleh kutu pembawa dan penyebar bakteri berbahaya, berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan [6] :
- Mengenakan pakaian berwarna terang agar serangga atau kutu yang menempel akan lebih kelihatan.
- Mengenakan pakaian berlengan panjang sekaligus celana panjang, terutama bila beraktivitas di tempat yang banyak tanaman, semak, pohon, atau rumput.
- Menghindari berjalan di dekat area bersemak dan berumput.
- Menghindari berada di hutan maupun rumput tinggi.
- Menggunakan pembasmi serangga.
- Menerapkan produk antiserangga pada pakaian dan sepatu setiap hendak bepergian atau beraktivitas di luar ruangan.
- Mengecek apakah kutu menempel pada diri sendiri, anak, hingga hewan peliharaan setiap sehabis beraktivitas di luar ruangan, khususnya di area berumput dan bersemak.
- Mengecek hewan peliharaan yang akan masuk ke dalam rumah apakah terdapat kutu di tubuhnya.
- Mengurangi semak dan rumput yang tumbuh dengan lebat.
- Mandi dan berganti pakaian setiap sehabis berkegiatan di luar ruangan dan cek pakaian sebelum dicuci apakah terdapat kutu yang menempel di sana.
- Melakukan berbagai upaya pencegahan yang telah disebutkan di atas terutama saat musim panas.
- Mengambil gambar kutu yang hendak dibuang dan tunjukkan kepada dokter untuk mengetahui apakah kutu tersebut termasuk kutu berbahaya penyebar penyakit.
- Segera ke dokter ketika 1-2 minggu pasca sadar telah tergigit kutu gejala mulai timbul.
Tinjauan - Melindungi diri saat berada di luar ruangan, terutama di area berumput dan bersemak atau di area yang berpotensi menjadi sarang serangga dan kutu adalah pencegahan terbaik. - Mengecek keberadaan kutu pada tubuh sendiri dan hewan peliharaan sebelum masuk ke dalam rumah dan segera membersihkan diri juga merupakan langkah pencegahan infeksi yang dianjurkan.