Anhedonia adalah jenis gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mendadak tidak ingin melakukan kegiatan yang biasanya menjadi kegemarannya. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan. [1,2,3]
Kehilangan ketertarikan pada hal yang disukai seperti yang dialami oleh penderita anhedonia ini adalah gejala utama depresi. Namun, benarkah penderita anhedonia juga menderita gangguan jiwa? [1,2]
Faktanya, semua penderita anhedonia adalah penderita depresi. Sebagian diantaranya mungkin juga penderita kelainan jiwa, namun tidak semua penderita anhedonia menderita kelainan jiwa. [1,2]
Daftar isi
Gejala Anhedonia
Secara umum, penderita anhedonia dibedakan menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah social anhedonia yang membuat penderitanya menghindari kegiatan sosial. [2,3]
Lalu ada juga jenis kedua yaitu physical anhedonia. Anhedonia yang satu ini membuat penderitanya tidak dapat merasakan kepuasan teknis dari kegiatan fisik seperti seks, menari, atau berolahraga. [2,3]
Selain gejala umum yang membedakan keduanya, berikut ini ada juga beberapa gejala umum anhedonia: [1,2]
- menghindari kegiatan sosial
- kehilangan libido untuk berhubungan seksual
- sulit mengekspresikan perasaan/ emosi
- sulit beradaptasi dalam situasi-situasi sosial
- sering menunjukkan ekspresi palsu
- sering mengalami sakit tiba-tiba.
Penyebab Anhedonia
Sebagai kondisi gangguan psikologis yang berkaitan dengan depresi, seringkali Anhedonia dikaitkan dengan kondisi depresi sebagai penyebabnya. [1,2,3]
Namun tidak semua penderita anhedonia mengalami depresi, dan sebaliknya penderita depresi mengalami anhedonia. Keduanya mungkin muncul bersamaan dalam beberapa kasus, tapi tidak selalu pasti terjadi. [1,2,3]
Penyebab anhedonia lebih dihubungkan pada kelainan sistem kerja otak. Aktivitas otak ada banyak jenis dan fungsinya, salah satunya adalah fungsi untuk merespon perasaan bahagia. [2,3]
Kerja normal otak untuk merespon kebahagiaan adalah dengan memroduksi hormon dopamine. Hormon ini dihasilkan pada bagian prenatal cortex dan akan membuat manusia harusnya merasakan kepuasan dari kebahagiaan. [2,3,4]
Namun pada penderita anhedonia, kerja bagian dari prenatal cortex over aktif. Akhirnya kepuasan dari kebahagiaan yang biasa dialaminya menjadi tidak bisa dirasakan dengan maksimal lagi. [3]
Lalu untuk jenis anhedonia yaitu social anhedonia, biasanya sangat dihubungkan dengan penyakit schizoprenia. Jadi penderita social anhedonia kemudian sangat beresiko menderita schizoprenia juga. [1]
Faktor Resiko Anhedonia
Beberapa kondisi dapat membuat resiko terkena anhedonia semakin tinggi. Jadi bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit tertentu dan kejadian seperti di bawah ini, maka waspadalah dengan resiko anhedonia ini. [2,3]
- sejarah keluarga menderita depresi
- menderita penyakit kronis
- mengalami peristiwa traumatis dan membuat stress
- sejarah mengalami pengabaian atau penganiayaan
- kelainan makanan
Kapan Penderita Anhedonia Harus ke Dokter?
Setiap pasien anhedonia disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, seketika merasakan gejala pertama. Gejala pertama yang harus diwaspadai adalah tidak lagi menyukai apa yang biasanya disukai. [1]
Jika merasakan gejala tersebut, maka tidak ada salahnya langsung memeriksakan diri dan mengikuti perawatan yang diarahkan. Berbagai perawatan tersebut akan sangat membantu untuk mengurangi dampak dari anhedonia. [1,3]
Setelah memeriksakan diri ke dokter, barulah akan dilakukan diagnosis untuk menentukan jenis anhedonia dan macam pengobatan apa yang harus dilakukan.
Diagnosis Anhedonia
Saat memeriksakan diri ke dokter, maka proses diagnosa akan dimulai. Cara dokter mendiagnosis anhedonia pada diri seseorang adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan pendahuluan yang bersifat umum. [2]
Misalnya, dokter akan menanyakan bagaimana perasaan pasien hari ini. Melalui satu pertanyaan itu, maka pertanyaan-pertanyaan lain akan diajukan oleh dokter sambil mencatat semua tanda dan gejala yang muncul. [2]
Itulah sebabnya sangat penting untuk mengungkapkan segalanya saat pemeriksaan. Keterbukaan akan sangat membantu dokter mendiagnosa keluhan yang dialami oleh pasien. [2]
Tidak jarang, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik jika ditemukan gejala secara fisik. Tidak hanya itu, dokter juga mungkin akan mengambil tes darah untuk mengetahui produksi hormon yang mungkin mempengaruhi perasaan yang mirip muncul pada penderita anhedonia. [2]
Pengobatan Anhedonia
Diagnosa anhedonia telah dilakukan oleh dokter, maka pasien selanjutnya akan menerima pengobatan yang sesuai. Sampai saat ini, belum ada jenis pengobatan pasti dari gejala anhedonia ini. Semua pengobatan yang dilakukan, harus disesuaikan lagi dengan kondisi yang dialami penderitanya. [1]
Secara umum, pengobatan yang dilakukan akan sama dengan pengobatan untuk mengatasi depresi. Pemberian obat-obatan seperti anti-depressan sangat mungkin diresepkan oleh dokter pada penderita anhedonia. [1,2]
Cara pengobatan lain yang bisa dilakukan untuk pasien anhedonia adalah Electroconvulsive therapy (ECT). ECT adalah jenis terapi yang sampai sejauh ini paling efektif untuk mengatasi berbagai gejala depresi. [2]
Masih ada satu lagi cara untuk mengobati pasien anhedonia adalah dengan menyuntikkan ketamine. Suntik ketamine diketahui dapat meredakan gejala anhedonia hanya dalam waktu 40 menit. Sangat cepat dan dibutuhkan untuk penanggulangan pasien. [1,3,4]
Pencegahan Anhedonia
Agar dapat terhindar dari resiko anhedonia, ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai masing-masing cara tersebut:
- Istirahat
Cara mencegah anhedonia yang pertama dapat dilakukan adalah dengan cukup istirahat. Depresi sangat berkaitan dengan kelelahan luar biasa yang merusak kesehatan jiwa. Oleh sebab itu, berikan waktu istirahat yang cukup untuk dapat terhindar dari anhedonia. [5]
- Tekad
Jika memiliki tekad untuk terhindar dari resiko anhedonia, maka lebih mudah juga untuk menghindari anhedonia. Tekad akan membuat Anda memiliki tujuan akhir yang jelas dalam hidup, sehingga tidak lagi terjebak dalam jeratan depresi dan anhedonia. [5]
- Asupan Gizi
Nutrisi yang cukup dan baik juga sangat mampu mencegah anhedonia terjadi. Setidaknya, ada dua manfaat dari kecukupan nutrisi dalam tubuh.
Pertama, tubuh menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Lalu yang kedua, nutrisi yang baik juga bisa menekan perilaku tidak normal dari otak yang menyebabkan anhedonia. [5]
- Pola Pikir
Satu lagi cara mencegah anhedonia adalah dengan mengubah pola pikir. Pola pikir yang selalu mengejar kepuasan maksimal, akan membuat di suatu hari kepuasan itu menjadi tidak berarti lagi. Jadi selalu jaga kesehatan tubuh agar terhindar dari anhedonia ya!