Asthenozoospermia: Penyebab, Cara Mengobati dan Mencegahnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Motilitas sperma merupakan kemampuan sperma untuk bergerak aktif atau berenang menuju sel telur. Sperma yang sehat mampu berenang dengan kecepatan 25 mikrometer per detik. Seseorang yang memiliki motilitas sperma buruk disebut dengan asthenozoospermia.[1,2]

Diperkirakan 15-20 persen dari pasangan yang dipercaya di seluruh dunia dipengaruhi oleh ketidaksuburan. Dari jumlah tersebut, sekitar 30-40 persen tidak subur karena faktor pria, termasuk motilitas sperma. 20 persen lainnya tidak subur karena kombinasi faktor pria dan wanita.[3]

Penyebab Asthenozoospermia

Penyebab asthenozoospermia ada bermacam-macam, antara lain yaitu:[2,4]

  • Kerusakan pada testis, tempat memproduksi dan menyimpan sperma. Kerusakan ini dapat diakibatkan oleh infeksi, kanker testis, operasi testis, kelainan sejak lahir, dan cedera.
  • Penggunaan steroid anabolik (obat-obatan untuk menambah massa otot) mampu mengurangi jumlah dan motilitas sperma.
  • Konsumsi zat terlarang, seperti seperti ganja dan kokain, serta beberapa pengobatan herbal, juga dapat memengaruhi kualitas air mani.
  • Merokok dapat menurunkan motilitas sperma, terutama jika seseorang merokok 10 batang per hari.
  • Mengonsumsi alkohol.
  • Varikokel, suatu kondisi pembuluh darah yang membesar di skrotum.

Seorang pria yang berisiko mengalami asthezoopermia adalah yang pekerjaannya dapat menyebabkan trauma berulang pada daerah panggul seperti pengemudi, pelukis, atlet, dan anggota militer.[2]

Gejala Asthenozoospermia

Gejala asthenozoospermia yang disebabkan oleh varikokel biasanya adalah rasa sakit di daerah skrotum. Rasa sakit tersebut dapat bertambah setelah duduk, berdiri, atau mengangkat beban yang berat.[5]

Selain itu, tidak ada gejala yang bisa dirasakan secara fisik, untuk memastikannya pasien perlu melakukan uji kesuburan dan analisis semen agar mengetahui apakah sperma tersebut fertil (subur) atau infertil (tidak subur).[6]

Diagnosa Asthenozoospermia

Dalam mendiagnosa asthenozoospermia, dokter akan melakukan uji analis semen atau air mani. Uji ini merupakan tindakan medis dasar yang dapat mendeteksi 9 dari 10 pria dengan masalah kesuburan. [4]

Uji tersebut menilai pembentukan sperma, serta bagaimana pergerakan sperma dalam cairan mani.[4]

Sampel uji didapatkan dengan masturbasi. Pasien diminta untuk tidak melakukan hubungan seksual antara 2 dan 7 hari sebelum mengambil sampel untuk meningkatkan volume air mani.[4]

Uji analisis air mani dapat dilakukan di rumah sakit, apabila pasien mengumpulkan sampel uji tersebut di rumah maka sampel harus disimpan pada suhu kamar dan dikirim ke rumah sakit dalam waktu 30 hingga 60 menit.[2]

Apabila kurang dari 40% sperma yang bergerak, maka pasien dianggap memiliki motilitas sperma rendah.[2]

Selain motilitas sperma, dokter juga dapat menggunakan analisis air mani untuk menguji:[2,7]

  • Kesehatan saluran kelamin pria
  • Organ aksesori (sistem reproduksi pria, yang mencakup kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral atau cowper)
  • Ejakulasi

Uji ini tidak memiliki efek samping.[2,4]

Cara Mengobati Asthenozoospermia

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi asthenozoospermia, tergantung dari penyebabnya.

Bagi seseorang yang didiagnosa memiliki motilitas sperma rendah akibat mengonsumsi alkohol, rokok, atau obat-obatan tertentu dapat memulai untuk gaya hidup sehat untuk mengatasinya. seperti:[2]

Mengonsumi suplemen dan vitamin E dalam jumlah tertentu juga dapat membantu mengatasi asthenozoospermia, namun sebelum melakukannya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.[2]

Namun, apabila penyebab asthenozoospermia adalah masalah medis, seperti kadar hormon yang rendah atau varikokel, pengobatan seperti hormon perangsang folikel dapat menjadi opsi untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan operasi.[2]

Cara Mencegah Asthenozoospermia

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah asthenozoospermia adalah mulai hidup sehat sedini mungkin. Hindari mengonsumsi rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.[4]

Segera lakukan diet dan olahraga jika indeks massa tubuh telah mencapai 25 atau lebih dan gunakan celana dalam yang longgar karena dapat meningkatkan kualitas sperma. Tindakan ini membantu suhu sekitar testis tetap berada di angka 34,4 derajat Celsius, lebih rendah ketimbang suhu tubuh.[4]

Selain itu, istirahat yang cukup dan segera bangun atau bergerak setelah terlalu lama duduk juga dapat memperkecil risiko terkena asthenozoospermia.[4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment