5 Bahaya Menahan Kentut yang Harus Diwaspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Menahan kentut atau buang gas pada beberapa situasi dan kondisi tertentu memang merupakan pilihan terbaik.

Berada di tengah publik, seperti di sebuah rapat penting, di sebuah pesta, atau situasi lain dengan banyak orang di sekitar akan menjadi ajang mempermalukan diri sendiri apabila hasrat untuk buang angin tak dapat ditahan.

Hanya saja, semakin banyak udara yang terjebak di dalam perut dan berusaha menahannya hanya akan merugikan kesehatan.

Jika menjadikan aksi menahan kentut sebagai sebuah kebiasaan di mana pun itu, berikut ini adalah deretan bahaya yang perlu diwaspadai.

1. Perut Kembung

Ketika kentut ditahan, otomatis gas yang tak terbuang akan tertahan di dalam perut [1].

Perut berpotensi menjadi mudah kembung karenanya dan sebagai akibatnya ketidaknyamanan akan terus dirasakan di bagian perut [1,2].

Namun saat berhasil membuang gas tersebut, biasanya perut tidak lagi kembung dan penderita bisa merasa lega [1,2].

2. Peritonitis

Peritonitis mampu menjadi salah satu efek atau bahaya dari menahan kentut yang dibiasakan [3,4,5].

Peritonitis adalah istilah untuk kondisi radang di peritoneum (jaringan lapisan dinding bagian dalam perut) [3,4,5].

Peritoneum adalah bagian yang mencakup organ-organ dalam perut dan ketika terkena radang, biasanya infeksi jamur atau bakteri adalah penyebab utamanya [3,4,5].

Beberapa gejala peritonitis yang perlu dikenali dan segera diatasi adalah [3,4,5] :

  • Perut bergas
  • Diare
  • Sakit perut (terutama saat disentuh atau ketika perut bergerak)
  • Jantung berdebar
  • Buang air kecil dengan volume urine sedikit
  • Sembelit
  • Sering haus
  • Nafsu makan turun
  • Tubuh melemas
  • Demam
  • Mual disertai muntah

Ketika menahan kentut menjadi suatu kebiasaan, risiko peritonitis akan semakin tinggi [5].

Segera ke dokter untuk memeriksakan diri jika gejala-gejala tersebut terjadi, sebab ada kemungkinan infeksi menyebar sampai pada peredaran darah.

3. Wasir

Menahan kentut jika menjadi kebiasaan atau dilakukan terlampau sering juga dapat meningkatkan risiko wasir [1].

Menahan kentut supaya gas atau angin tidak keluar akan menyebabkan organ dubur bergerak sedikit berlebihan [1].

Pelebaran pembuluh darah bisa terjadi ketika gerakan pada organ dubur justru membuat tegang otot-otot dubur [1].

Hal ini kemudian mengakibatkan terjadinya wasir, dengan gejala sebagai berikut [6] :

  • Bagian luar anus terdapat benjolan
  • Setiap usai buang air besar akan keluar lendir dari dubur
  • Keluar darah dari anus setiap buang air besar
  • Area anus mengalami rasa sakit atau gatal

Walau jarang dijumpai, wasir bisa menjadi efek bahaya dari seringnya menahan kentut.

Jika tidak segera ditangani, wasir yang terjadi dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang lama-kelamaan justru memicu perdarahan lebih hebat.

4. Keracunan Gas

Kentut yang terlalu sering ditahan bisa berakibat pada keracunan gas karena gas yang tak terbuang menjadi penyebab rongga usus mengalami tekanan parsial.

Intensitas tekanan parsial ini akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tekanan parsial dalam darah.

Jika gas ini sampai memasuki pembuluh darah dinding usus, terdapat pula risiko bahwa gas bisa menyebar sampai ke seluruh jaringan tubuh.

5. Divertikulitis

Divertikulitis adalah bahaya lain yang berpotensi terjadi ketika menahan kentut [1,7].

Divertikulitis adalah radang yang menyerang kantung-kantung di sepanjang saluran pencernaan yang disebut dengan divertikula [1,7,8].

Jenis radang ini pada tahun sekitar 1970-an menjadi efek bahaya dari menahan kentut yang perlu diwaspadai [7].

Divertikulitis sendiri adalah suatu radang yang bisa menyebabkan sejumlah gejala, seperti [8] :

  • Sakit perut (akan lebih parah terutama saat tubuh sedang bergerak atau tepat setiap sehabis makan)
  • Feses keluar bersama darah setiap buang air besar
  • Perut terasa penuh karena bergas
  • Diare atau sembelit (terkadang bisa terjadi keduanya)

Jika tak segera mendapatkan penanganan, divertikulitis ini dapat menjadi jauh lebih buruk dan berpotensi menjadi penyebab infeksi. Jika infeksi sudah terjadi, maka beberapa kondisi ini menjadi gejala lanjutannya [8] :

  • Perdarahan dari anus
  • Feses keluar bersama lendir dan/atau darah setiap buang air besar
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut hebat
  • Demam

Hanya saja hingga kini belum diketahui secara pasti perkembangan kaitan antara menahan kentut dengan terjadinya divertikulitis karena keterbatasan penelitian mengenai hal tersebut [1].

Apakah Menahan Kentut dapat Mengakibatkan Kematian?

Hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa menahan kentut dapat menyebabkan seseorang meninggal [1].

Hanya saja, efek secara langsung pasti bisa dirasakan oleh penderita, seperti ketidaknyamanan di perut secara jangka panjang atau rasa nyeri perut yang terus-menerus [1].

Tak hanya nyeri dan ketidaknyamanan pada perut bisa dirasakan dalam waktu lama, ada kemungkinan juga kondisi tersebut semakin parah [1].

Adakah Cara Menahan Kentut yang Aman?

Seberapapun ingin menahan agar tidak kentut, hal ini bisa berisiko buruk bagi kesehatan; cepat atau lambat pun gas akan keluar dari tubuh, baik melalui sendawa maupun kentut [1].

Dokter pun tidak memiliki saran atau cara aman apapun untuk menahan kentut [1].

Mengeluarkan gas melalui kentut secara perlahan akan meminimalisir suara yang juga akan keluar [1].

Setidaknya dengan cara tersebut angin akan tetap bisa keluar dari tubuh dan tidak akan menyebabkan ketidaknyamanan pada perut [1].

Jika khawatir menahan kentut bisa berbahaya bagi kesehatan pencernaan, segera pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan “urusan” tersebut supaya lega [1].

Membuang angin adalah keputusan paling baik daripada menahannya sebab hal ini justru menyehatkan [1].

Sesekali menahannya tergantung dari situasi kondisi yang sedang dialami tidak masalah, namun menjadikannya kebiasaan bisa lebih berbahaya.

Segera ke dokter apabila kentut cukup sering disertai dengan beberapa gejala gangguan pencernaan lain.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment