Bolehkah Bayi Makan Keju? Ini Faktanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bayi baru boleh mengonsumsi makanan padat ketika usia sudah mencapai 6 bulan [1].

Hanya saja sekalipun boleh mengasup makanan padat, jenis makanan yang diberikan pun belum boleh sembarangan seperti halnya makanan yang bisa orang dewasa konsumsi [1].

Walau bayi sudah boleh makan puree sayur dan buah, ada pula para orang tua yang tidak sabar memperkenalkan keju ke sang anak [2,3].

Bolehkah bayi makan keju?

Beberapa dokter memperbolehkan orang tua memberikan keju kepada bayi mereka yang sudah berusia 6 bulan [3].

Namun sebagian dokter lainnya menganjurkan pemberian keju kepada bayi setelah usia 8-10 bulan supaya lebih aman [3,4].

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), lebih aman apabila orang tua menunggu bayi setidaknya berusia 7-8 bulan untuk memberi makan keju [5].

Jadi, keju boleh dikonsumsi oleh bayi, namun sebaiknya menunggu sampai usia memasuki 7-8 bulan [2,5].

Daripada menerka-nerka dan sekadar membaca informasi dari buku dan semacamnya, tanyakan langsung kepada dokter.

Setiap dokter memiliki anjuran berbeda-beda mengenai hal ini karena kondisi bayi sendiri pun turut memengaruhi apakah tubuhnya siap menerima makanan tertentu.

Bila dokter memperbolehkan pemberian keju kepada si kecil, orang tua pun perlu tahu batasannya [3,4].

Hindari memberikan keju atau makanan olahan dari keju terlalu banyak dan terlalu sering [3,4].

Beri si kecil keju 3-5 hari sekali dan makanan-makanan sehat lain sebagai penyeimbang [3].

Bayi pun masih dalam proses tumbuh kembang sehingga setiap harinya memerlukan asupan yang tepat [3].

Jenis keju yang diberikan kepada si kecil juga tidak boleh sembarangan [3].

Bukan hanya keju full fat yang bisa bayi makan, tapi juga yang sudah melalui proses pasteurisasi [3,4].

Pilih jenis-jenis keju seperti berikut untuk bayi usia 7-8 bulan [3,4] :

  • Cheddar (jenis keju yang bersifat ringan)
  • Ricotta
  • Keju cottage
  • Romano
  • Mozzarella
  • Keju krim (cheese cream)
  • Parmesan
  • Keju Swiss
  • Keju Colby

Bayi usia di bawah 2 tahun masih memerlukan asupan lemak tinggi agar pertumbuhan fisik dan perkembangan otaknya terdukung sempurna [3].

Oleh karena itu, jenis-jenis keju kaya lemak seperti deretan keju tersebut lebih dianjurkan [3].

Selain bayi membutuhkan lemak, bayi juga akan memperoleh sejumlah nutrisi sebagai berikut apabila orang tua memberikan keju yang tepat [4].

Apa saja jenis keju yang tidak boleh bayi makan?

Sementara itu, untuk jenis keju yang tidak sebaiknya diberikan kepada bayi antara lain adalah [3,4] :

  • Keju yang tidak melalui proses pasteurisasi
  • Keju camembert atau keju brie
  • Keju biru (termasuk roquefort)
  • Keju chèvre (keju susu kambing matang)

Pastikan juga bahwa bayi tidak memiliki alergi terhadap keju [3].

Saat pemberian keju pertama kali, perhatikan apakah bayi mengeluarkan reaksi alergi atau adanya intoleransi susu (sebab keju terbuat dari susu) [3].

Bila setelah diberi makan keju bayi mengalami ruam kemerahan pada kulitnya, muntah-muntah dan diare, hentikan pemberian keju dan segera bawa ke dokter [3,4].

Mengapa harus memilih keju yang sudah dipasteurisasi?

Keju pasteurisasi sudah pasti aman, tidak hanya bagi bayi tapi juga bagi orang dewasa.

Keju pasteurisasi adalah jenis keju yang sudah melalui proses pemanasan sehingga berbagai kandungan mikroba di dalamnya pasti sudah terbasmi [3,4,6,7].

Walau pasteurisasi adalah prosedur pemanasan makanan dalam upaya membunuh kuman berbahaya di dalam makanan tersebut, protein tidak akan rusak karenanya [3,4,6,7].

Dengan mikroba yang sudah terbasmi, risiko keracunan makanan dapat berkurang [3,4,6,7].

Mikroba yang dimaksud adalah virus, parasit, dan bakteri yang bersarang pada makanan-makanan yang tidak atau belum dipasteurisasi [3,4,6,7].

Bayi dan anak-anak usia di bawah 5 tahun memiliki risiko lebih tinggi dalam mengalami keracunan makanan dan komplikasinya karena sistem daya tahan tubuh yang belum terlalu kuat [4].

Bahkan anak-anak balita yang mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak dipasteurisasi dapat mengalami diare hingga muntah-muntah yang bisa berakibat pada dehidrasi [4,8].

Komplikasi yang jauh lebih serius pun bisa terjadi, seperti sindrom uremik hemolitik yang menjadi penyebab penyakit ginjal dan bahkan kematian [4].

Tips Menyiapkan Keju untuk Bayi

Keju terdiri dari banyak jenis yang boleh dikonsumsi oleh bayi, begitu pula variasi dalam penyajiannya yang mudah bagi bayi untuk memakannya [3].

Untuk bayi usia 7-8 bulan yang baru diperkenalkan dengan keju, berikut ini adalah beberapa bentuk sajian keju aman yang bisa orang tua siapkan dan berikan [3] :

  • Taburan atau parutan keju di atas spaghetti atau bentuk pasta lainnya.
  • Keju leleh di atas sayuran atau jenis makanan lainnya
  • Keju leleh di atas panekuk
  • Keju leleh di atas telur dadar
  • Roti lapis keju (cheese sandwich)
  • Keju yang sudah diiris tipis-tipis atau kecil-kecil

Pilih bentuk penyajian keju dengan menyesuaikan selera si kecil serta memudahkan bayi menikmatinya.

Keju cottage adalah pilihan keju aman dan lembut sehingga bayi bisa mudah memakannya, terutama jika dicampur bersama puree sayuran dan buah [3,9].

Kesimpulan

Bayi boleh makan keju pada usia 7-8 bulan, namun dengan porsi yang sangat sedikit lebih dulu karena orang tua baru memperkenalkan makanan ini.

Variasikan keju pasteurisasi dengan menu lainnya yang mudah dikonsumsi oleh bayi dan yang disukai olehnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment