Salah satu masalah kulit paling umum adalah biduran, yakni kondisi yang menimbulkan bentol kemerahan di permukaan kulit wajah, telinga, leher, bahkan seluruh bagian tubuh [1,2,3].
Bentol kemerahan ini akan sangat terasa gatal dan tidak nyaman walaupun tidak berbahaya [1,2,3].
Biduran adalah kondisi gangguan kesehatan kulit yang bersifat ringan dan bisa sembuh sendiri dalam beberapa jam hingga beberapa hari tanpa obat apapun [1,2,3].
Biduran bersifat ringan ini juga disebut dengan biduran akut, biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti [1,2,3] :
- Gigitan serangga
- Efek bahan kimia seperti deterjen, sabun, atau lateks
- Efek obat tertentu seperti aspirin dan antibiotik
- Efek makanan atau minuman tertentu, seperti makanan laut, kacang, telur hingga susu
- Alergen seperti bulu hewan, debu, tungau dan serbuk sari
- Infeksi bakteri seperti sinusitis dan abses gigi
- Infeksi virus seperti hepatitis dan ISPA
Namun, biduran juga bisa berisiko berkembang semakin parah yang ditandai dengan kemunculan bentol kemerahan gatal berulang kali atau bentol yang bertahan sampai berminggu-minggu [1,2,3].
Biduran yang bertahan selama 6 minggu atau lebih disebut dengan biduran kronis sehingga sifatnya lebih parah dan biasanya disebabkan oleh [1,2,3] :
- Alergi terhadap makanan tertentu
- Efek obat tertentu seperti ibuprofen dan aspirin
- Alergi terhadap bahan pengawet makanan
- Efek konsumsi minuman beralkohol
- Cuaca yang terlalu dingin atau terlalu panas
- Efek memakai pakaian terlalu ketat sehingga kulit tidak bisa bernafas
- Infeksi virus
Walau umumnya tidak berbahaya, biduran bisa sangat tidak nyaman bagi penderitanya sehingga seringkali masalah mandi pun dipertanyakan aman tidaknya.
Bolehkah mandi saat biduran?
Boleh, penderita biduran boleh tetap mandi karena air biasa tidak menyebabkan ruam kemerahan dan rasa gatalnya memburuk [4].
Air biasa juga tidak akan membuat ruam menyebar hingga kulit bagian tubuh lainnya [4].
Namun untuk mandi saat biduran, sangat dianjurkan agar penderita bisa menggunakan air dingin biasa.
Hindari pemakaian air hangat untuk kulit yang sedang kemerahan, bentol dan gatal karena berpotensi membuat kondisi biduran semakin buruk [4].
Hanya saja, air suam-suam kuku bisa digunakan hanya ketika biduran disebabkan oleh cuaca yang terlalu dingin.
Bila penderita memiliki alergi udara dingin, maka tidak masalah mandi menggunakan air hangat (pastikan suam-suam kuku dan tidak terlalu panas).
Sementara itu, jika cuaca biasa atau panas, gunakan air dingin untuk mandi supaya meredakan iritasi sekaligus rasa gatalnya [4].
Selain mandi air dingin, sangat dianjurkan bagi penderita untuk menggunakan air es untuk mengompres area biduran agar gatal dan iritasi berkurang [4].
Mengapa air panas/terlalu hangat tidak dianjurkan bagi penderita biduran?
Mandi dengan air panas, khususnya jika biduran bukan disebabkan oleh alergi udara/cuaca dingin justru bisa memperburuk ruam kemerahan, iritasi dan rasa gatal [4].
Efek panas dari air panas atau terlalu hangat bisa menyebabkan vasodilasi, yakni kondisi lumen pembuluh darah yang melebar [4].
Kondisi vasodilasi ini dapat terjadi ketika kebutuhan aliran darah menuju jaringan tubuh meningkat [5].
Dengan begitu, risiko penyebaran ruam dan gatal ke kulit bagian tubuh lain akan semakin tinggi [4,5].
Oleh sebab itu, selama biduran para dokter pun menyarankan supaya penderita bisa menggunakan air dingin untuk menenangkan iritasi dan gatal pada biduran [4,6].
Selain itu, sebuah hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 5-7% penderita biduran mengalami urtikaria kolinergik di mana kondisi ini dapat berkembang sewaktu suhu tubuh meningkat [4,6].
Suhu tubuh dapat meningkat ketika penderita biduran berolahraga, mandi air panas/hangat, berendam air hangat, stres emosional, atau terkena demam [4,6].
Cara Mengatasi Biduran Secara Alami
Ketika biduran terjadi, jangan pantang mandi, sebab mandi tetap dianjurkan dengan penggunaan tipe air (dingin atau suam kuku) menurut faktor penyebab biduran.
Selain tetap mandi dengan tipe air yang benar, berikut adalah sederet cara mengatasi biduran secara alami yang perlu diterapkan [3,4].
- Bila terjadi karena alergi, maka hindari alergen sebisa mungkin agar tidak memicu perburukan gejala.
- Jangan menggaruk ruam kemerahan yang terasa sangat gatal karena iritasi dan peradangan dapat semakin parah.
- Sebagai ganti menggaruk, kompres dingin bagian kulit beruam dan gatal untuk mengurangi rasa gatal tanpa memperburuk kondisinya; cara ini juga efektif dalam menenangkan iritasi dan radang pada kulit.
- Hindari stres karena stres bisa jadi justru memperburuk kondisi kulit; oleh sebab itu, lakukan latihan pernafasan dalam-dalam, meditasi, atau bahkan keluar berjalan-jalan sejenak menghirup udara segar (hindari bila cuaca terlalu panas).
- Konsumsi antihistamin juga dianjurkan (hal ini bisa dilakukan tanpa harus memperoleh resep dokter). Antihistamin bukan solusi menghilangkan biduran, melainkan pencegah yang baik agar ruam baru tidak timbul dalam 24 jam mendatang di permukaan kulit.
Apabila mandi dan segala cara mengatasi biduran secara mandiri di atas tidak cukup untuk membuat biduran membaik, jangan ragu untuk segera menemui dokter [4].
Biasanya jika antihistamin kurang efektif dalam membantu meredakan gejala, dokter akan meresepkan obat lain yang lebih ampuh [4].
Kortikosteroid, antidepresan, imunosupresan, hingga obat asma dan leukotriene modifiers bisa menjadi alternatif solusi yang dokter berikan untuk pasien dengan kasus biduran kronis [1,2,3,4].