Bolehkah Menggendong Anak Saat Hamil?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kehamilan sering kali menimbulkan berbagai ketidaknyamanan bagi ibu. Saat hamil, ibu dapat mengalami kelelahan, kram atau sakit otot. Kondisi tidak nyaman dapat menjadi lebih berat saat hamil kedua, apalagi bila anak pertama masih balita dan sering kali mengharuskan ibu untuk menggendongnya.

Apakah Aman Menggendong Anak Saat Hamil?

Pada umumnya, menggendong anak selama kehamilan tidak mengakibatkan dampak negatif bagi ibu maupun bayi[2, 3].

Bergantung pada berat badan anak dan usia kehamilan, menggendong anak dapat termasuk kegiatan yang aman atau berisiko untuk dilakukan[1].

Biasanya selama trimester pertama, ibu dapat menggendong anak dengan aman tanpa menahan diri. Akan tetapi menggendong anak dapat berakibat buruk selama trimester ketiga. Ibu hamil juga dianjurkan untuk menggendong anak hanya jika berat badannya kurang dari 13 kg[1].

Risiko Menggendong Anak Saat Hamil

Menggendong anak dengan membungkuk ke depan untuk mengangkatnya, dapat berisiko untuk dilakukan oleh ibu hamil. Oleh karenanya, ibu hamil perlu memperhatikan keamanan saat menggendong anak[1].

Berikut beberapa risiko pada ibu dan bayi yang dapat ditimbulkan oleh menggendong anak saat hamil[1]:

  • Cedera pada anak

Ibu hamil sering kali mengalami ketegangan otot dan keletihan yang mana dapat mengganggu kemampuan untuk memegangi anak dalam gendongan dengan erat. Sehingga meningkatkan risiko anak terjatuh dan mengalami cedera.

  • Komplikasi pada ibu

Ibu hamil dapat mengalami komplikasi selama menggendong anak, seperti tekanan darah tinggi, vertigo, dan peningkatan risiko jatuh.

Jika ibu memaksakan diri selama kehamilan dan keletihan bertambah parah, aktivitas mengangkat beban termasuk menggendong anak dapat berdampak besar pada tubuh. Stress berat yang dialami tubuh ibu dapat mengarah pada keguguran.

Menggendong Anak dengan Aman Saat Hamil

Berikut tips untuk menggendong anak dengan aman saat hamil[1, 2, 3, 4]:

  • Menggendong anak saat diperlukan saja

Anak terkadang rewel dan sulit ditenangkan terlebih saat menangis, sehingga mengharuskan ibu hamil untuk menggendongnya. Dalam banyak kasus, hal ini tidak bisa dihindari. Namun ibu hamil perlu mengingat bahwa menggendong anak terlalu sering atau terlalu lama dapat berisiko bagi kehamilan, terutama selama trimester pertama dan ketiga.

Berlebihan menggendong anak saat hamil dapat menyebabkan tubuh ibu kelelahan dan meningkatkan stress. Kelelahan dan stress berlebih dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Sebaiknya ibu hamil menggendong dalam waktu singkat dan terbatas beberapa kali sehari.

Ibu hamil yang terlalu memaksakan diri dapat ditandai dengan timbulnya rasa sakit atau bercak darah. Meski tidak selalu mengarah pada masalah serius, lebih baik ibu hamil membatasi menggendong anak jika merasakan ketidaknyamanan.

Jika ibu merasa lelah atau mengalami kesulitan bernapas, hindari menggendong anak. Ibu hamil bisa juga menggendong anak dalam pangkuan dan tidak berdiri, sehingga mengurangi risiko jatuh.

  • Hindari panik dan menggendong anak dengan nyaman

Seiring membesarnya perut, pusat gravitasi ibu hamil bergeser, sehingga mengakibatkan tekanan besar pada punggung bagian bawah. Perubahan dalam tubuh pada awal kehamilan juga dapat membuat ibu lebih mudah mengalami pusing saat berdiri. Sehingga ketika ibu meraih dan mengangkat anak dengan berdiri tegak, dapat merasa lemah atau pusing selama 1-2 menit.

Anak yang digendong juga sering kali menggeliat dan secara tidak sadar menendang bagian perut ibu, meski tidak disengaja. Saat hal seperti ini terjadi, ibu sebaiknya tetap tenang dan tidak panik karena bayi dalam kandungan terlindungi dengan baik. Namun jika masih terasa tidak nyaman hingga cukup lama, bicarakan pada keluarga.

Saat mengangkat anak, lutut sebaiknya ditekuk daripada membungkuk. Usahakan untuk menjaga punggung tetap tegak lurus. Ibu hamil dianjurkan mengenakan sandal atau sepatu datar (tanpa hak) dan menggunakan produk pendukung punggung saat kehamilan untuk mengurangi tegangan pada punggung bagian bawah saat menggendong anak.

  • Mengajak anak melakukan kegiatan lain

Menggendong anak dapat berperan dalam menjaga kedekatan dan penting untuk perkembangan anak. Anak-anak yang melakukan banyak kontak fisik dengan kedua orang tua sejak usia dini lebih stabil secara psikologis.

Akan tetapi, menggendong bukan satu-satunya cara untuk menjaga kedekatan dengan anak. Selama kehamilan, ibu dapat mengajak anak melakukan aktivitas lain untuk menenangkan anak, seperti bermain bersama, mengajak berbicara, memangku anak, atau duduk bersebelahan dan membacakan buku cerita yang disukai.

Cara lain untuk menjaga kedekatan, ibu dapat memperkenalkan anak pada calon adik di dalam rahim. Ibu dapat memberitahu anak mengenai calon adiknya dan membicarakannya bersama.

Anak juga dapat diminta melakukan beberapa hal secara mandiri untuk membantu meringankan beban ibu, misalnya naik ke kursi mobil sendiri atau naik tangga sendiri dengan tangan digandeng ibu. Ibu dapat membuat kegiatan menaiki tangga sebagai permainan yang menyenangkan sehingga anak lama-kelamaan akan terbiasa melakukannya sendiri alih-alih menunggu digendong untuk naik.

Anak kecil terkadang menjadi rewel karena perlu lebih diperhatikan. Namun ibu perlu mengingat bahwa menggendong bukan satu-satunya cara untuk menenangkan anak. Sehingga ibu hamil tidak perlu merasa bersalah jika tidak bisa sering menggendong anak dan memaksakan diri. Alihkan perhatian anak dengan cara lain yang disukainya tanpa perlu menggendong.

  • Meminta bantuan dari teman dan keluarga

Kemampuan ibu hamil untuk menggendong anak dapat berbeda bergantung kondisi ibu, kehamilan, dan anak yang digendong. Beberapa anak memiliki berat badan lebih besar dan tidak nyaman untuk digendong. Beberapa anak memiliki sikap tenang sementara yang lain dapat sangat aktif dan menyulitkan ibu dalam gendongan.

Saat hamil, ibu tidak perlu memaksakan diri menggendong anak jika dirasa tidak nyaman. Ibu hamil dapat meminta bantuan dari teman atau keluarga untuk menggendong anak, misalnya untuk memindahkan anak ke kamar tidur atau naik tangga.

Jika mengajak anak jalan-jalan keluar, sebaiknya jangan berjalan terlalu jauh untuk menghindari anak menjadi kecapekan dan minta digendong saat pulang. Jika memungkinkan, ajak teman atau anggota keluarga yang lain saat keluar bersama anak.

Ibu Hamil yang Tidak Boleh Menggendong Anak

Untuk sebagian besar ibu hamil, menggendong anak termasuk kegiatan yang aman untuk dilakukan. Namun pada beberapa kasus, ibu hamil perlu menghindari menggendong anak sepenuhnya, seperti[2, 3]:

  • Ibu dengan komplikasi kehamilan seperti pendarahan atau kontraksi dini
  • Ibu yang mengalami keletihan berat atau gangguan pernapasan
  • Ibu yang memiliki serviks pendek atau riwayat melahirkan prematur
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment