Cabin fever menggambarkan gejala psikologis yang mungkin dialami orang ketika tidak dapat meninggalkan rumah dan terlibat dalam interaksi sosial. [2]
Daftar isi
Apa itu Cabin Fever?
Cabin fever biasa dianggap untuk menjelaskan perasaan bosan atau lesu karena terjebak di dalam rumah selama beberapa jam atau hari.
Namun, arti cabin fever sebenarnya adalah serangkaian emosi negatif dan sensasi menyedihkan yang dihadapi orang jika mereka terisolasi atau merasa terputus dari dunia. [3]
Perasaan terisolasi dan kesepian ini mungkin terjadi pada saat menjaga jarak sosial, karantina diri selama pandemi, atau berlindung di tempat karena cuaca buruk.
Cabin fever bukan gangguan psikologis yang diakui, tetapi itu tidak berarti perasaan itu tidak nyata. Sehingga, dapat mempersulit pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Siapa yang Menderita Cabin Fever?
Manusia adalah makhluk sosial. Orang yang aktif dan sosial tinggi mungkin lebih rentan mengalami cabin fever daripada mereka yang terbiasa menghabiskan waktu sendirian.
Orang yang memiliki masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi lebih mungkin mengalami cabin faver. [2]
Gejala Cabin Fever
Gejala paling umum dari cabin fever adalah mudah tersinggung dan marah. [1]
Berikut ini beberapa gejala dari cabin fever, sebagai berikut: [1, 2, 3]
- Kebosanan
- Sifat cepat marah
- Kegelisahan
- Ketidaksabaran
- Kecemasan
- Ketidakpercayaan kepada orang – orang sekitar
- Kurangnya motivasi
- Kesendirian
- Keputusasan
- Pola tidur tidak teratur
- Susah bangun
- Depresi
Berikut ini efek dari cabin fever, yaitu: [2]
- Merasa tidak mampu mengikuti rutinitas harian atau mingguan
- Sulit tidur
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perubahan dalam perawatan diri
- Perubahan kebiasaan makan
- Minum alkohol terlalu banyak
Penyebab Cabin Fever
Selama pandemi COVID-19, banyak orang yang mengasingkan diri dan beradaptasi dengan pembatasan tempat tinggal. Perubahan dari cara hidup yang aktif sosial ke gaya hidup yang lebih terbatas dan terisolasi dapat memicu cabin fever.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan cabin fever, meliputi: [2]
- Merasa tidak dapat berhubungan secara fisik dengan teman dan keluarga
- Tidak dapat mengambil bagian dalam kegiatan yang menyenangkan atau bermakna
- Menjadi stres oleh pekerjaan
- Merasa tidak termotivasi dan lesu karena terlalu sedikit atau tidak ada pekerjaan
- Merasa cemas tentang keuangan karena kurangnya pendapatan
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus menemui dokter jika mengalami beberapa gejala berikut, yaitu: [2]
- Perasaan cemas, depresi atau peningkatan kecemasan
- Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
- Kurangnya minat, energi, atau motivasi
- Ketidakmampuan untuk tidur
- Ketidakmampuan untuk makan
Jika Anda merasa gejala Anda semakin parah, pertimbangkan untuk menghubungi dokter bagian psikologi yang dapat membantu Anda memahami apa yang Anda alami.
Jika Anda tidak ingin berbicara dengan dokter, Anda dapat menggunakan aplikasi smartphone untuk depresi yang dapat membantu mengatasi gejala cabin fever. [3]
Cara Mengatasi Cabin Fever
Berikut ini 8 cara mengatasi cabin fever, yaitu:
1. Keluar dari Rumah
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di alam adalah waktu yang dihabiskan dengan baik untuk kesehatan mental.
Menghabiskan waktu di luar ruangan tidak hanya meningkatkan fungsi kognitif Anda, tetapi juga membantu: [3]
- Meningkatkan suasana hati Anda
- Menghilangkan stres
- Meningkatkan perasaan bahagia
Jika Anda tidak ingin keluar rumah, Anda juga dapat mencoba: [1]
- Membuka jendela untuk membiarkan udara masuk
- Memesan atau membeli bunga segar menempatkannya di tempat
- Menanam herbal atau tanaman kecil di jendela, teras, atau balkon
2. Membuat Rutinitas Harian
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa memiliki rutinitas yang teratur dapat membantu orang mengatasi perasaan cemas dan stres dengan lebih baik. [1]
Kurangnya rutinitas harian atau jadwal dapat menyebabkan gangguan dalam makan, tidur, dan aktivitas. [3]
Jadi, jika Anda mulai merasakan gejala cabin fever, cobalah untuk membuat jadwal atau rutinitas harian yang terdiri dari pekerjaan rumah, waktu makan, waktu olahraga, dan bahkan waktu istirahat.
3. Mempertahankan Pola Makan Normal
Makan dengan benar dapat meningkatkan tingkat energi dan motivasi kita. Anda harus menjaga keseimbangan nutrisi yang tepat. [1]
Untuk memastikan makanan Anda sehat, sebagai berikut: [1, 4]
- Batasi camilan tinggi seperti gula, makanan tinggi lemak, dan minum banyak air
- Pastikan Anda tetap terhidrasi
- Makan banyak buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan
- Mengurangi makanan siap saji
4. Olahraga
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang berolahraga secara teratur dapat menurunkan kecemasan daripada orang yang tidak berolahraga. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik menurunkan hormon stres tubuh, seperti kortisol.
Pada saat yang sama, olahraga membuat otak melepaskan endorfin. Endorfin dapat meningkatkan suasana hati dan perasaan bahagia secara keseluruhan. [3]
Anda dapat melakukan olahraga di rumah, seperti: [1, 3]
- Push up
- Jongkok berdiri
- Burpee
- Dumbel
- Latihan online
- Latihan berat badan, dan lain-lain
5. Meditasi
Anda dapat menjaga kesehatan emosional seperti latihan mindfulness, pernapasan dalam, dan relaksi untuk menyeimbangkan perasaan frustrasi. [3]
6. Menjaga Kehidupan Sosial
Terhubung dengan orang lain yang berada dalam situasi yang sama dapat membantu Anda merasa bahwa Anda tidak sendirian.
Berbagi pikiran, emosi, dan tantangan Anda dengan orang lain dapat membantu Anda menyadari bahwa apa yang Anda rasakan adalah normal. [3]
Jadi Anda tidak bisa dengan bertemu teman-teman Anda, dapat menggunakan layanan online seperti:
- Facetime
- Zoom
- Skype
7. Meluangkan Waktu “Me Time”
Jika Anda tinggal bersama orang lain, perasaan cabin fever dapat meningkat karena kedekatan dengan orang lain.
Anda dapat memberi diri waktu jauh dari orang lain sementara untuk bersantai.
Anda dapat memukan tempat yang tenang untuk: [3]
- Membaca buku
- Bermeditasi
- Mendengarkan podcast
8. Melatih Otak
Meskipun TV dapat membantu tetap tidak terlalu berpengaruh.
Anda dapat melakukan kegiatan sederhana untuk melatih otak, yaitu: [1]
- Mengerjakan teka-teki silang
- Membaca buku
- Memainkan permainan papan
- Bermain game
Berikut ini beberapa aktivitas yang dapat Anda gunakan, yaitu: [4]
- Mempelajari keterampilan baru (belajar memasak, mengembangkan kreativitas, dan belajar bahasa baru)
- Melakukan hobi lama (melukis, menyanyi, menari, bermain alat musik, dan berkebun)
- Obrolan video dengan keluarga dan teman jauh Anda
- Lakukan meditasi
- Bergabung dengan kelas yoga online
- Membaca dan mempelajari tentang nutrisi dan kebugaran dari situs web kesehatan yang kredibel
- Membaca buku
- Membuat rencana untuk piknik dan pertemuan sosial