Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Cilostazol adalah obat golongan atau turunan quinolinone, antiplatelet dan vasodilator. Obat ini bekerja dengan menghambat atau menormalkan platelet yang membeku untuk mencegah terjadinya penggumpalan
Cilostazol digunakan untuk mengatasi penyakit klaudikasio intermiten, yakni gejala yang menyebabkan sakit pada tungkai ketika berjalan karena pembuluh darah mengalami penyempitan, terutama pada pasien dengan penyakit arteri perifer. [4,5]
Daftar isi
Cilostazol merupakan obat golongan atau turunan quinolinone, antiplatelet dan vasodilator yang digunakan untuk mengatasi klaudikasio intermiten, terutama pada pasien dengan kondisi iskemia perifer (penyakit arteri perifer). [2,3]
Obat ini bekerja dengan menghambat atau menormalkan platelet (trombosit) saling menempel atau membeku untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Dengan demikian, darah mengalir lebih lancar dan pasokan oksigen pada sel tubuh bertambah. [2,3,4]
Penjelasan terkait, perhatikan tabel berikut ini; [1]
Indikasi | Obat klaudikasio intermiten |
Kategori | Obat khsusu disertai resep |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Antiplatelet dan Vasodilator |
Bentuk | Tablet, kapsul dan serbuk |
Kontraindikasi | → Pasien gagal jantung kongestif (dengan derajat/ tingkat keparahan apa pun). → Pasien yang memiliki riwayat takikardia ventrikel, fibrilasi atau denyut ektopik ventrikel multifokal. → Pasien dengan kondisi takikaritmia berat. → Pasien yang memiliki kondisi angina pectoris yang tidak stabil. → Pasien dengan faktor infark miokard atau intervensi koroner dalam 6 bulan terakhir. → Pasien dengan keadaan interval QTc yang berkepanjangan. → Pasien yang memiliki kecenderungan terjadi perdarahan yang diketahui, seperti ulserasi peptik aktif, stroke hemoragik, retinopati diabetik proliferatif dan hipertensi tidak terkontrol, atau perdarahan aktif atau tidak terkontrol. → Pasien dengangangguan ginjal berat (CrCl ≤25 mL / menit) dan gangguan hati sedang atau berat. → Ibu hamil dan menyusui. → Pasien yang sedang terapi bersamaan dengan ≥2 antiplatelet tambahan atau agen antikoagulan, seperti aspirin, clopidogrel, heparin, warfarin, dabigatran, rivaroxaban atau apixaban. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Cilostazol: → Pasien dengan penyakit jantung koroner yang stabil. → Pasien dengan ektopi atrium atau ventrikel, fibrilasi atrium atau flutter. → Pasien yang sedang melakukan pembedahan termasuk pengukuran invasif minor, seperti pencabutan gigi. → Pasien yang menggunakan inhibitor CYP3A4 atau CYP2C19 yang kuat atau sedang, seperti makrolida tertentu, antijamur azole, inhibitor protease dan inhibitor pompa proton. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO (Diminum): Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Cilostazol dimanfaatkan untuk mengatasi kondisi berikut ini; [2,3,4,5]
Dan mungkin beberapa manfaat lainnya yang tidak termasuk dalam daftar petunjuk obat. Ikuti instruksi dokter bila ada manfaat lain yang disarankannya. [5]
Cilostazol diresepkan kepada pasien dewasa melalui pemberian oral/diminum. Dosis yang diresepkan adalah sebagai berikut; [1,5]
Klaudikasio intermiten Oral/Diminum → 100 mg diminum 2 kali sehari. → Obat diminum setidaknya 30 menit sebelum atau 2 jam setelah sarapan dan makan malam. → Durasi pengobatan selama 3 bulan namun hentikan pengobatan bila tidak ada tanda-tanda positif yang timbul setelah kurun waktu tersebut. |
Berikut ini adalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat Cilostazol. Segera hubungi dokter atau ke klinik terdekat bila efek samping yang timbul terus berlanjut atau mengganggu Anda; [4,5]
Umum terjadi;
Jarang terjadi;
Insidensi tidak diketahui:
Selain itu, terdapat pula gejala-gejala lain yang tidak perlu tanganan medis atau dokter, hal ini kemungkinan karena hanya sekedar reaksi penyesuaian tubuh terhadap obat yang sedang dikonsumsi sehingga lambat-laun akan hilang dengan sendirinya. Namun demikian, hubungi dokter atau pergi ke klinik terdekat bila gejala berikut ini terus berlanjut: [5]
Umumnya terjadi;
Kurang atau jarang terjadi:
Insiden tidak diketahui;
Info Efek Samping Tenaga Medis; [5]
Berikut ini adalah uraian detail tentang Cilostazol. Pokok-pokok uraian seperti tampak dalam tabel; [1,2,5]
Penyimpanan | → Simpan antara 25 ° C. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | → Deskripsi: Cilostazol adalah obat yang bekerja dengan menghambat fosfodiesterase-III (PDE-III) yang mengakibatkan peningkatan siklik adenosin monofosfat (cAMP), sehingga mengarah pada penghambatan reversibel agregasi platelet, vasodilatasi, dan penghambatan proliferasi sel otot polos pembuluh darah. Onset: Efek pada jarak jalan kaki: 2-4 minggu; mungkin membutuhkan hingga 12 minggu. ⇔ Farmakokinetik: Penyerapan: Peningkatan penyerapan jika dikonsumsi dengan makanan berlemak tinggi. Distribusi: Pengikatan protein plasma: 95-98% (cilostazol); 97,4% (3, 4-dehydrocilostazol), 66% (4-trans-hydroxycilostazol). Metabolisme: Secara luas dimetabolisme di hati terutama oleh CYP3A4, pada tingkat lebih rendah oleh CYP2C19, dan pada tingkat yang lebih rendah oleh CYP1A2 dan CYP2D6. Ekskresi: Melalui urin (74%), tinja (20%) sebagai metabolit. Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 11-13 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Peningkatan konsentrasi serum dengan obat-obatan inhibitor kuat atau sedang CYP3A4, seperti Erythromycin, Ketoconazole, Itraconazole, Diltiazem atau CYP2C19 seperti Omeprazole, Fluconazole dan Ticlopidine. → Peningkatan konsentrasi serum substrat CYP3A4, seperti Lovastatin, Simvastatin, Atorvastatin atau substrat CYP3A4 lainnya dengan indeks terapi yang sempit seperti, Cisapride, Halofantrine, Pimozide dan alkaloid ergot Berpotensi Fatal: → Peningkatan risiko perdarahan bila digunakan bersamaan dengan antiplatelet atau obat-obatan antikoagulan seperti, Aspirin, Clopidogrel, Heparin, Warfarin, Dabigatran, Rivaroxaban atau Apixaban. |
Interaksi dengan makanan | → Peningkatan konsentrasi serum dengan makanan berlemak tinggi dan jus jeruk Bali Merah (grapefruit). → Obat diminum pada waktu perut dalam keadaan kosong. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Sakit kepala parah, diare, hipotensi, takikardia dan aritmia jantung. ⇔ Cara Mengatasi: → Berikan perawatan supportive. → Lakukan teknik lavage lambung atau dimuntahkan seperlunya untuk mengosongkan isi perut. |
Bagaimana seharusnya saya mengonsumsi Cilostazol?
Obat diminum 2 kali sehari secara oral pada saat perut dalam keadaan kosong. Atau minumlah setidaknya 30 menit sebelum atau 2 jam setelah sarapan dan makan malam. [2,5]
Bagaimana caranya kalau saya kehilangan satu dosis obat ini?
Minumlah dosis yang terlewat saat itu juga. Dan bila setelah tiba pada jadwal dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat. Jangan menggunakan obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat. [5]
Hal-hal apa saja yang perlu saya perhatikan ketika menggunakan Cilostazol?
Hindari mengonsumsi jus atau buah jeruk Bali Merah (grapefruit) dan makanan-makanan yang berlemak tinggi karena dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. [2,5]
Apakah ibu hamil dan menyusui dapat mengonsumsi Cilostazol?
Penggunaan obat untuk wanita hamil dan menyusui harus dalam pantuan dokter atau tenaga medis yang profesional. Harap laporkan kepada dokter bila Anda sedang hamil, menyusui atau berencana untuk hamil. [5]
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Cilostazol; [1,2,4,5]
Brand Merek Dagang |
Pletaal |
Aggravan |
Agrezol |
Naletal |
Citaz |
Stazol |
Alista |
1) Anonim. Diakses 2020. MIMS Indonesia. Cilostazol.
2) Anonim. Diakses 2020. DRUGBANK. Cilostazol.
3) Anonim. Diakses 2020. NIH. US Departemen of Health & Human Services. Cilostazol.
4) Anonim. Diakses 2020. Webmd.com. Cilostazol
5) Cerner Multum. 2019. Drugs.com. Cilostazol