Diet Hashimoto merupakan metode diet yang diperuntukkan bagi penderita tiroiditis Hashimoto atau penyakit Hashimoto [1,2,3,4,5].
Penyakit Hashimoto sendiri merupakan jenis penyakit autoimun di mana sistem imun secara keliru menyerang jaringan tiroid sehat melalui sel darah putih yang disebut dengan limfosit [1,2,3,4].
Padahal, tiroid merupakan kelenjar yang berperan utama sebagai penghasil hormon untuk kepentingan fungsi tubuh berjalan dengan baik [1,2,3,4].
Untuk mengendalikan penyakit Hashimoto ini, diperlukan diet khusus untuk mengubah gaya hidup dan diet ini disebut dengan istilah diet Hashimoto.
Daftar isi
Diet Hashimoto merupakan diet yang perlu dilakukan oleh penderita penyakit tiroiditis Hashimoto [1,2,3,4,5].
Bagian dari perubahan pola hidup penderita tiroiditis Hashimoto adalah diet Hashimoto yang bertujuan mengendalikan gejala penyakit [1,2,3,4,5].
Diet ini biasanya dilakukan oleh penderita penyakit Hashimoto yang dikombinasi bersama dengan pengobatan yang tengah dijalani [2,3].
Sebab seringkali, penyakit Hashimoto tak dapat sembuh atau hilang sepenuhnya meski penderita sudah menjalani pengobatan atau terapi medis [2,3].
Oleh sebab itu, pengobatan medis perlu diimbangi dengan pola diet yang tepat dalam upaya mengendalikan gejala [1,2,3].
Pada kasus penyakit Hashimoto, antibodi menyerang hormon tiroid yang sebenarnya merupakan sebuah kekeliruan [4].
Karena terkena serangan antibodi, kemampuan kelenjar tiroid dalam produksi hormon tiroid terganggu sehingga sejumlah gejala terjadi [4].
Gejala-gejala yang timbul merupakan hasil dari tiroid yang tak bekerja dengan maksimal karena hormon tiroid kemudian terproduksi dengan kadar lebih rendah daripada normalnya [4].
Oleh sebab itu, diet Hashimoto diperlukan; dan ketika menjalani diet ini, berikut adalah sederet manfaat yang bisa diperoleh tubuh.
1. Memaksimalkan Pengobatan Penyakit Hashimoto
Tujuan dan manfaat utama diet Hashimoto adalah meredakan sekaligus mengendalikan gejala penyakit Hashimoto [1,2,3,4,6].
Penderita penyakit Hashimoto biasanya mendapatkan penanganan berupa pengobatan levothyroxine untuk mengembalikan kadar hormon tiroid yang berkurang [4,6].
Biasanya terapi obat ini perlu dilakukan seumur hidup karena kadar hormon tiroid yang di bawah normal pada penyakit tiroid akan berlangsung lama dan belum ada cara menyembuhkan secara total [6].
Untuk memaksimalkan tingkat keberhasilan pengobatan tersebut, penderita juga sebaiknya menjalani diet yang tepat [6].
2. Meningkatkan Kualitas Hidup
Perubahan pola diet sangat berpengaruh pada kemajuan kondisi penderita penyakit Hashimoto secara positif.
Diet ini akan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit Hashimoto secara menyeluruh dengan mengurangi inflamasi pada tubuh penderitanya [1,6].
Diet Hashimoto adalah diet yang bisa dilakukan untuk menyertai pengobatan penyakit Hashimoto dalam jangka panjang.
Berikut ini merupakan cara kerja dari diet Hashimoto yang perlu diperhatikan.
Makanan kaya protein, makanan mengandung lemak sehat, makanan berkarbohidrat namun tinggi serat sekaligus buah dan sayur merupakan makanan-makanan bernutrisi yang penting bagi tubuh penderita penyakit Hashimoto [2,3,5].
Makanan-makanan tersebut rata-rata mengandung anti-inflamasi dan antioksidan yang akan membantu memaksimalkan pengobatan penderita [2,3,5].
Asupan makanan bernutrisi turut menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan penderita sehingga gejala penyakit Hashimoto dapat berkurang [2,3,5].
Penderita penyakit Hashimoto sangat dianjurkan untuk menghindari gluten dan biji-bijian [2,3,7,8].
Ini karena penderita penyakit Hashimoto memiliki risiko tinggi untuk mengidap penyakit Celiac, yakni kondisi yang terjadi sebagai dampak dari intoleransi gluten [2,7,8].
Hal ini menjadi penting bagi penderita penyakit Hashimoto untuk memastikan apakah memiliki penyakit Celiac dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh [2,7,8].
Ketika menjalani diet bebas gluten, artinya segala produk kecap, roti, gandum, gandum hitam, dan pasta perlu dihindari.
Susu dan produk olahannya sebaiknya sama sekali dihindari ketika memiliki penyakit Hashimoto dan memutuskan menjalani diet Hashimoto [2,9].
Karena penderita penyakit Hashimoto lebih rentan mengalami intoleransi laktosa, penderita perlu menghindari konsumsi susu dan produk olahannya agar mencegah pencernaan terganggu [2,9].
Selain itu, menghindari susu akan mengoptimalkan penyerapan obat sekaligus fungsi tiroid selama penderita menjalani pengobatan [2,9].
Meski demikian, bagi sejumlah penderita penyakit Hashimoto tanpa intoleransi laktosa tetap dapat mengonsumsi susu dan tubuh akan menerimanya dengan baik [2,9].
Diet Hashimoto sama dengan diet anti-inflamasi karena peradangan menjadi salah satu faktor risiko penyakit Hashimoto [1,2,3,4,5].
Oleh sebab itu, diet Hashimoto meliputi konsumsi sayur dan buah agar mampu menurunkan risiko radang maupun meredakan gejala radang pada penderita [1,2,3,4,5].
Sama halnya dengan diet pada umumnya, diet Hashimoto memiliki anjuran dan pantangan makanan maupun minuman.
Diet Hashimoto adalah diet anti-inflamasi kaya nutrisi dan berikut ini merupakan makanan dan minuman yang paling dianjurkan untuk dikonsumsi [1,2,3,10].
Beberapa penderita Hashimoto dapat mengonsumsi produk olahan susu dan produk makanan gluten karena tubuh menerima dengan baik [2,3].
Namun pada sebagian lainnya, khususnya dengan penyakit Celiac dan intoleransi laktosa, makanan yang mengandung gluten serta susu perlu dihindari [2,3].
Oleh karena itu, menu diet dapat dicoba sesuai dengan selera atau berkonsultasi dengan dokter/ahli nutrisi sebelum memraktekkan.
Diet Hashimoto juga memiliki daftar makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari agar penderita bisa mendapatkan manfaat dari diet ini [1,2,3,10].
Pada beberapa penderita penyakit Hashimoto dengan kondisi intoleransi laktosa dan penyakit Celiac, maka beberapa makanan dan minuman, termasuk produk susu dan kedelai perlu dihindari [2,3].
Untuk rekomendasi makanan serta minuman secara detail, penting untuk berkonsultasi dengan dokter serta ahli nutrisi lebih dulu.
Adakah metode pengolahan makanan tertentu yang perlu diperhatikan?
Makanan olahan seperti makanan beku, makanan cepat saji dan makanan yang digoreng perlu dihindari sebab asupan tersebut hanya akan memperburuk gejala penyakit Hashimoto pada pasien [1,11].
Makanan yang dimasak dari bahan mentah jauh lebih baik dan aman dikonsumsi daripada makanan kemasan [1,11].
Adakah suplemen yang perlu dikonsumsi selama melakukan diet Hashimoto?
Dalam diet Hashimoto, beberapa suplemen berikut akan membantu mengurangi gejala.
Namun, penggunaannya perlu lebih dulu dikonsultasikan dengan dokter agar dosisnya benar dan tidak membahayakan bagi tubuh [2,12].
Belum diketahui adanya kekurangan atau kelemahan dari diet Hashimoto yang dapat merugikan pelaku diet.
Sebab asalkan diet ini dilakukan oleh penderita penyakit Hashimoto usai berkonsultasi dengan dokter maupun ahli nutrisi dengan benar dan seimbang, maka tidak akan ada masalah.
Alih-alih berisiko, diet Hashimoto tergolong efektif dalam meredakan gejala penyakit Hashimoto ketika menjalaninya bersama dengan pengobatan medis.
Namun sebelum menerapkan metode diet Hashimoto, pastikan bahwa diet ini aman menurut dokter dan memang dianjurkan.
1. Rachael Zimlich, BSN, RN & Ana Maria Kausel, MD. What to Eat When You Have Hashimoto's Disease. Verywell Health; 2021.
2. Jillian Kubala, MS, RD & Kathy W. Warwick, R.D., CDE. Hashimoto Diet: Overview, Foods, Supplements, and Tips. Healthline; 2020.
3. Natalie Olsen, R.D., L.D., ACSM EP-C & Megan Ware, RDN, L.D. The best diets for Hashimoto's thyroiditis. Medical News Today; 2018.
4. Dana L. Mincer & Ishwarlal Jialal. Hashimoto Thyroiditis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Paulina Ihnatowicz, Małgorzata Drywień, Paweł Wątor & Joanna Wojsiat. The importance of nutritional factors and dietary management of Hashimoto's thyroiditis. Annals of Agricultural and Environmental Medicine; 2020.
6. Robert D. Abbott, Adam Sadowski, & Angela G. Alt. Efficacy of the Autoimmune Protocol Diet as Part of a Multi-disciplinary, Supported Lifestyle Intervention for Hashimoto’s Thyroiditis. Cureus; 2019.
7. Abhik Roy, Monika Laszkowska, Johan Sundström, Benjamin Lebwohl, Peter H R Green, Olle Kämpe & Jonas F Ludvigsson. Prevalence of Celiac Disease in Patients with Autoimmune Thyroid Disease: A Meta-Analysis. Thyroid; 2016.
8. Robert Krysiak, Witold Szkróbka & Bogusław Okopień. The Effect of Gluten-Free Diet on Thyroid Autoimmunity in Drug-Naïve Women with Hashimoto's Thyroiditis: A Pilot Study. Experimental and Clinical Endocrinology & Diabetes; 2019.
9. Mehmet Asik, Fahri Gunes, Emine Binnetoglu, Mustafa Eroglu, Neslihan Bozkurt, Hacer Sen, Erdem Akbal, Coskum Bakar, Yavuz Beyazit, & Kubilay Ukinc. Decrease in TSH levels after lactose restriction in Hashimoto's thyroiditis patients with lactose intolerance. Endocrine; 2014.
10. Natalia Wojtas, Lidia Wadolowska, & Elżbieta Bandurska-Stankiewicz. Evaluation of Qualitative Dietary Protocol (Diet4Hashi) Application in Dietary Counseling in Hashimoto Thyroiditis: Study Protocol of a Randomized Controlled Trial. International Journal of Environmental Research and Public Health; 2019.
11. Maria Giannakou, Katerina Saltiki, Emily Mantzou, Eleni Loukari, Georgios Philippou, Konstantinos Terzidis, Charalampos Stavrianos, Miltiades Kyprianou, Theodora Psaltopoulou, Kalliopi Karatzi, & Maria Alevizaki. The effect of obesity and dietary habits on oxidative stress in Hashimoto’s thyroiditis. Endocrine Connections; 2018.
12. Aktaş H.Ş. Vitamin B12 and Vitamin D Levels in Patients with Autoimmune Hypothyroidism and Their Correlation with Anti-Thyroid Peroxidase Antibodies. Medical Principles and Practice; 2020.