Daftar isi
Apa Itu Edema ?
Edema adalah istilah lain untuk bengkak yang terjadi akibat adanya cairan yang berkumpul pada jaringan tubuh [1].
Edema ini umumnya paling sering terjadi pada bagian tubuh seperti lengan dan kaki. Edema yang terjadi pada lengan dan kaki umumnya disebut dengan edema perifer [1].
Edema ini dapat muncul dalam beberapa bentuk termasuk edema unilateral, edema bilateral, edema terlokalisasi, atau edema umum [2].
Bentuk atau penampakan edema dan mekanismenya diketahui ada kaitannya dengan patofisiologi penyakit, presentasi klinis, dan pengobatannya [2].
Untuk itu, simak berikut ini penjelasan atau hal apa saja yang perlu diketahui tentang edema.
Gejala Gejala Edema
Berikut ini merupakan beberapa gejala awal terjadinya edema [1] :
- Lengan atau tungkai mulai terasa berat
- Lengan atau tungkai mulai terlihat bengkak
- Saat menekan pembengkakan, terlihat bagian yang bengkak menjadi penyok atau membentuk seperti cekungan
- Pakaian atau perhiasan mulai terasa ketat dan tidak nyaman
- Kulit di dekat edema terasa kencang atau hangat
- Menjadi lebih sulit untuk memindahkan sendi yang terpengaruh
- Ada sensasi sesak atau bahkan nyeri di sekitar area yang bengkak
Penyebab Edema
Edema dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk hal hal sebagai berikut :
- Masalah Retensi Air Ringan
Edema dapat disebabkan oleh adanya masalah retensi air yang ringan. Edema akibat retensi air ringan ini bersifat sementara dan akan dapat hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu tertentu [1].
- Gejala Penyakit Serius
Edema dapat juga timbul akibat adanya gejala penyakit serius yang membutuhkan pengobatan [1].
Adapun penyakit serius yang dapat menimbulkan edema antara lain gagal jantung, penyakit ginjal, masalah hati (sirosis), gangguan tiroid, pembekuan darah, infeksi dan reaksi alergi yang parah [3].
Sistem limfatik yang bertugas membersihkan kelebihan cairan dari jaringan yang tidak memadai atau rusak dapat juga menimbulkan edema [4].
Selain itu, kerusakan pada pembuluh darah kecil yang menyaring di ginjal dapat menyebabkan sindrom nefrotik [1, 4].
Sindrom nefrotik, ini dapat menurunkan kadar protein (albumin) dalam darah sehingga menyebabkan penumpukan cairan dan edema [1, 4]
Pembengkakan pada tungkai dan kaki juga dapat terjadi akibat meningkatkan tekanan pembuluh darah karena penyakit paru-paru kronis termasuk emfisema dan bronkitis kronis [5].
- Suatu Kondisi yang Bisa Menjadi Kronis
Edema diketahui juga dapat disebabkan oleh suatu kondisi yang bisa menjadi kronis dan parah [1].
Adapun kondisi yang dapat menjadi kronis tersebut antara lain seperti limfedema setelah pengobatan kanker atau edema kaki di satu kaki setelah trombosis vena dalam [1].
- Efek Samping Obat atau Reaksi Alergi
Edema juga dapat terjadi akibat adanya efek samping obat atau reaksi alergi pada obat [1].
Adapun obat yang dapat menyebabkan edema, antara lain obat yang yang diresepkan untuk pengobatan penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, rasa sakit dan peradangan [3].
- Pola Makan yang Buruk
Pola makan yang buruk seperti terlalu banyak makan makanan yang mengandung garam dapat menyebabkan edema ringan [3].
Jika, kondisi lain juga terjadi maka akan dapat memperburuk kondisi edem [3].
Tidak hanya itu, kekurangan protein jangka panjang yang parah atau defisiensi protein dalam makanan dapat juga menyebabkan penumpukan cairan dan edema [1,4].
- Kebiasaan Duduk dan Berdiri
Kebiasaan duduk dan berdiri dalam waktu yang lama diketahui dapat menyebabkan edema [3].
Edema yang dapat terjadi karena kebiasaan duduk dan berdiri ini akan semakin mungkin terjadi khususnya pada cuaca panas [3].
- Varises atau Kerusakan Pembuluh Darah
Edema diketahui juga dapat disebabkan oleh adanya varises atau kerusakan pada pembuluh darah di kaki [3].
Faktor Risiko Edema
Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko dari edema [4] :
- Risiko edema meningkat dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti :
- Obat tekanan darah tinggi
- Obat antiinflamasi nonsteroid
- Obat steroid
- Estrogen
- Obat diabetes (thiazolidinediones)
- Risiko edema meningkat pada penderita penyakit kronis, seperti gagal jantung kongestif atau penyakit hati atau ginjal
- Risiko edema meningkat pada orang yang telah melakukan operasi yang terkadang dapat menghalangi kelenjar getah bening
Kapan Harus Kedokter ?
Edema diketahui dapat disebabkan oleh banyak hal termasuk sebagai gejala penyakit kronis, oleh karena itu sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter jika bengkak tidak kunjung hilang.
Selain itu, temui dokter juga jika bersemaan dengan edema muncul gejala lain berikut ini [4] :
- Sesak napas
- Susah bernapas
- Nyeri dada
- Nyeri kaki saat duduk lama
Edema yang disertasi dengan gejala lain seperti sesak napas, sulit bernafas dan nyeri dada dapat menjadi tanda edema paru, sehingga membutuhkan perawatan segera [4].
Komplikasi
Jika edema tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat maka akan dapat menyebabkan komplikasi berupa [4] :
- Pembengkakan yang semakin terasa menyakitkan
- Kesulitan berjalan
- Kekakuan
- Kulit meregang, yang bisa menjadi gatal dan menimbulkan ketidaknyamanan
- Meningkatnya risiko infeksi di area bengkak
- Terdapat jaringan parut di antara lapisan jaringan
- Sirkulasi darah menjadi menurun
- Penurunan elastisitas arteri, vena, sendi dan otot
- Meningkatnya risiko ulkus kulit
Pengobatan Edema
Pengobatan edema dapat dilakukan dengan beberapa cara termasuk pengobatan secara medis dan pengobatan rumahan [3].
Pengobatan secara medis untuk edema yang terjadi akibat kondisi atau penyakit tertenntu antara lain [3] :
- Gagal jantung
Pengobatan dapat dilakukan dengan penggunaan obat diuretik bersama dengan obat lain yang meningkatkan fungsi jantung.
- Sirosis
Pengobatan dapat dilakukan dengan menghilangkan semua alkohol, mengurangi garam, dan mengonsumsi diuretik dapat memperbaiki gejala.
- Limfedema
Pengobatan dapat dilakukan dengan penggunaan diuretik yang dapat membantu selama permulaan dini.
Selain itu, stoking atau lengan baju kompresi juga dapat digunakan untuk menurunkan gejala edema.
- Edema yang Diinduksi Obat
Jika edema terjadi karena induksi obat, maka mungkin obat perlu diubah atau dihentikan.
Sedangkan untuk pengobatan rumahan dan perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut [4]:
- Penggunaan Stoking Pendukung
Penggunaan stoking pendukung diketahui dapat membantu mengurangi edema dan mencegahnya datang kembali.
Stoking pendukung seperti stoking kompresi dapat digunakan jika gejala edema sedikit turun.
Stoking ini dapat menjaga tekanan pada anggota tubuh untuk mencegah cairan terkumpul di jaringan.
- Menggerakkan Otot Tubuh yang Terkena Edema
Menggerakkan dan menggunakan otot di bagian tubuh yang terkena edema, terutama tungkai, dapat membantu memompa kembali kelebihan cairan ke jantung.
- Atur Ketinggian Bagian Tubuh yang Terkena Edema
Angkat dan tahan bagian tubuh seperti lengan atau kaki yang bengkak di atas ketinggian jantung beberapa kali sehari.
Dalam beberapa kasus, mengangkat bagian tubuh yang terkena edema saat tidur juga dapat membantu menyembuhkan edema.
- Pijat Area Kulit yang Terkena Edema
Usap kulit area yang terkena edema ke arah jantung menggunakan tekanan yang kuat, tetapi tidak menyakitkan.
Hal ini dapat membantu mengeluarkan cairan berlebih dari area yang terkena edema tersebut.
- Berikan Perlindungan pada Area yang Terkena Edema
Dengan memberi perlindungan pada area yang terkena edema seperti menjaga kebersihan dan kelembanban dapat menghindarkan terjadinya cedera.
Mengingat, kulit kering dan pecah-pecah lebih rentan terhadap goresan, luka dan infeksi.
Oleh karena itu, selalu kenakan pelindung di area yang terjadi pembengkakan.
- Kurangi Asupan Garam
Dengan mengurangi asupan garam sesuai dengan anjuran dokter, maka edema akan dapat diobati.
Mengingat, garam dapat meningkatkan retensi cairan dan memperburuk edema.
Sebelum mencoba teknik perawatan rumahan tersebut, sangat disarankan untuk konsultasi dengan dokter agar dapat diketahui cara mana yang tepat.
Pencegahan Edema
Satu-satunya cara untuk mencegah edema adalah dengan melakukan pencegahan terhadap penyebabnya [5].
Misalnya, untuk mencegah munculnya edema yang diakibatkan oleh penyakit paru paru kronis, maka harus dimulai dengan meninggalkan aktivitas merokok [5].
Mengingat, merokok merupakan penyebab utama penyakit paru-paru kronis [5].
Untuk mencegah munculnya edema yang disebabkan oleh penyakit gagal jantung kongestif, penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi maka perlu untuk mengenhentikan konsumsi minuman beralkohol [5].
Untuk menghindari edema kaki akibat duduk terlalu lama dalam perjalanan jauh, maka sangat disarankan untuk sering sering berdiri dan menggunakan kaki untuk berjalan [5].
Idealnya, selama perjalanan jauh usahakan untuk bangun dari duduk setidaknya sekali dalam satu jam [5].
Jika keadaan saat perjalanan tidak memungkinkan, maka latih atau gerakkan kaki dan tungkai bawah sambil duduk [5].
Gerakan gerakan ini akan dapat membantu vena memindahkan darah kembali ke jantung [5].
Perlu juga diketahui bahwa, untuk mencegah edema, menjaga agar tubuh tetap bergerak aktif secara fisik adalah pilihan terbaik yang dilakukan [3].
Selain itu, penting juga untuk menghindari konsumsi natrium yang berlebihan dalam diet harian [3].
Dan juga ikuti perintah dokter terkait kondisi yang dapat menyebabkan edema [3].
Mengingat, setiap kondisi yang terkait edema ini dapat memberikan penanganan yang berbeda beda.