Berdiri menjadi salah satu postur tubuh alami dari setiap manusia pada umumnya. Banyak juga aktivitas yang menuntut kita untuk berdiri terlalu lama, terutama pada beberapa pekerjaan. Seperti barista, perawat, pegawai salon, karyawan supermarket, dan banyak pekerjaan lainnya yang dilakukan dengan cara berdiri statis dalam waktu lama, bahkan hingga delapan jam sehari [1].
Berdiri memang sudah biasa dilakukan oleh setiap orang dan Anda bisa melakukannya dalam jangka waktu tertentu. Namun ternyata, bila Anda berdiri dalam waktu lama yakni didefinisikan hingga lebih dari 8 jam per hari[1] dan dengan sedikit pergerakan (statis), risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan bisa meningkat berlipat ganda.
Berikut ini beberapa risiko atau efek samping bila Anda berdiri terlalu lama :
Daftar isi
1. Nyeri Punggung Bawah
Sejumlah penelitian banyak yang mengkaitkan berdiri terlalu lama dengan nyeri punggung bawah (low back pain).[1] Bagi sebagian orang yang mengharuskan dirinya bekerja dengan berdiri lama setiap harinya akan merasakan kelelahan dan ketidaknyamanan pada punggung bawah.[2] Mereka yang berdiri dalam waktu lama di siang hari melaporkan ketidaknyamanan bagian tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mereka yang duduk hampir sepanjang hari.[3]
Meningkatnya risiko nyeri pada punggung bagian bawah akibat lama berdiri diakibatkan karena koaktivasi otot yang berlebihan yang terlibat dalam stabilitas postural selama berdiri.[4] [5] Lebih lanjut, berdiri terlalu lama akan menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam co-activation otot gluteus medius (GM), atau kelompok otot yang berfungsi menstabilkan panggul selama berdiri dengan mengabduksi, memutar medial atau memutar paha ke samping pinggul.[4]
2. Kelelahan otot tungkai hingga fisik
Sejumlah penelitian yang didasarkan dari laporan para pekerja telah menunjukkan adanya peningkatan kelelahan fisik dan ketidaknyamanan di beberapa daerah tubuh, terutama pada otot tungkai bagian bawah (kaki dan paha), punggung bawah dan kaki akibat berdiri dalam waktu lama.[6] [7] [8] [9] Para peneliti untuk menilai kelelahan fisik yang ditimbulkan menggunakan berbagai tindakan fisiologis atau biomekanik, seperti elektromiografi otot, stabilitas postural menggunakan platform kekuatan, atau suhu permukaan otot.[1]
Sedangkan ketidaknyamanan yang dirasakan para pekerja diukur dengan menggunakan skala penilaian subjektif yang meminta individu untuk menilai tingkat rasa sakit atau kelelahan mereka menggunakan diagram lokasi tubuh.[1]Dari penilaian tersebut ditemukan bahwa pekerja yang sering berdiri terlalu lama memiliki ukuran stres oksidatif lebih tinggi sebelum dan setelah bekerja, juga adanya perbedaan pra-pasca yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.[7]
Postur tubuh saat bekerja memang berpengaruh terhadap penilaian ketidaknyamanan pada bagian tubuh.[8] Tingkat kelelahan dan laporan ketidaknyamanan lebih tinggi pada postur berdiri statis stasioner dibandingkan dengan postur berdiri dinamis (diselingi dengan jalan atau duduk).[9] Selain itu, usia seseorang juga mempengaruhi tingkat ukuran stabilitas postural saat berdiri.[10]
3. Kompresi Sendi
Berdiri memberikan tekanan yang signifikan pada sendi pinggul, lutut, pergelangan kaki hingga kaki. Akan tetapi, tekanan tersebut tidak diikuti dengan gerakan yang signifikan.[11] Hal tersebut menyebabkan berkurangnya pelumasan secara normal pada sendi dan bantalan sendi sinovial yang menyebabkannya robek. Efek gabungan dari tekanan dan robekan ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah pada kaki dan membuatnya sulit untuk bergerak hingga berjalan.[12]
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Berdiri dalam waktu lama ternyata memberikan efek pada kesehatan, terutama pada kesehatan jantung. Orang yang kebanyakan berdiri di tempat kerja dua kali lebih mungkin terkena penyakit jantung dibandingkan orang yang kebanyakan duduk.[13]
Pada sebuah penelitian ditemukan adanya hubungan antara berdiri di tempat kerja dan perkembangan aterosklerosis karotid pada pria.[14] Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, penyakit arteri karotis, penyakit arteri perifer, dan aneurisma.[15] Berdiri terlalu lama dapat mengubah distribusi darah di ekstrimitas. Hal ini menyebabkan darah menggenang dan mengurangi volume plasma darah yang bersirkulasi yang menyebabkan perubahan hemodinamik yang berdampak pada tubuh.[14]
5. Varises
Varises merupakan kondisi dimana pembuluh darah membesar dan terpelintir, terutama di bagian kaki dan pergelangan kaki.[16] Varises juga telah dikaitkan dengan jantung kronis dan gangguan peredaran darah dan hipertensi serta komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan.[16] Orang yang sering berdiri dalam waktu yang lama memiliki risiko terjangkit varises ini.
Saat berdiri, gravitasi akan menarik darah menuju tubuh bagian bawah, termasuk kaki. Lalu tubuh akan bekerja sesuai mekanismenya, dimana darah kemudian akan dipompa ke atas dengan bantuan vasokonstriksi dan katup vena. Saat darah dipompa ke seluruh tubuh, katup di dalam vena mencegah darah untuk mengalir mundur.[17]
Oleh sebab itu, setelah berdiri lama dan ekstensif, katup ini bisa menjadi lemah dan akhirnya gagal. Ketika ini terjadi, darah tidak lagi dicegah mengalir ke belakang. Gravitasi akan menarik darah kembali ke kaki individu, pergelangan kaki dan kaki. Hal ini yang kemudian memaksa pembuluh darah untuk mengembang atau “balon” untuk menampung darah ekstra ini.[16]
Katup vena bekerja bersamaan dengan kontraksi otot yang juga memaksa darah untuk terus bergerak ke atas kaki. Sehingga berdiri lama akan membuat beberapa otot terus menerus tegang yang nantinya akan melemahkan otot-otot akibat kekuatan kontraksi.[17]
6. Resiko pada kehamilan
Beberapa penelitian telah mengevaluasi masalah kesehatan terkait kehamilan pada ibu yang sering berdiri terlalu lama selama bekerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa berdiri lama di tempat kerja secara signifikan akan meningkatkan risiko kelahiran prematur.[18]
Selain itu, wanita hamil yang berdiri lebih dari 8 jam setiap harinya ditempat kerja menunjukkan risiko kelahiran yang merugikan, seperti insiden bayi mati, aborsi spontan, hingga penurunan berat badan lahir bayi.[19] [20]
Oleh sebabnya, para peneliti menyebutkan jika wanita berhenti berdiri lama, satu kelahiran prematur dapat dihilangkan untuk setiap 27-80 wanita.[21]
7. Gangguan Muskuloskeletal
Berdiri terlalu lama mungkin akan menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan, terutama pada otot tungkai bagian bawah (kaki dan paha), punggung bawah dan kaki. Selain itu, berdiri terlalu lama juga bisa menurunkan sirkulasi darah dan mengurangi suplai nutrisi ke otot, sehingga akan menyebabkan kelelahan otot. Hal inilah yang kemudian menyebabkan MSD ekstrimis pada bagian bawah atau bisa disebut dengan gangguan muskuloskeletal.[23]
Gangguan muskuloskeletal ini akan memberikan konsekuensi terhadap gangguan kesehatan lainnya, seperti ketidaknyamanan sementara pada tungkai dan kaki serta persendian kaku dan kekakuan pada leher dan bahu karena kurangnya gerakan dan postur yang terbatas. Selain itu, gangguan muskuloskeletal ini juga bisa membuat kaki lelah, nyeri hingga rasa sakit pada kaki, pembengkakan pada kaki, bahkan varises.[23]
Cara atau langkah untuk mengurangi risiko efek samping dari berdiri terlalu lama
Banyak pekerjaan yang memang menuntut kita untuk berdiri dalam waktu yang lama. Sejumlah peneliti menilai bahwa batas berdiri paling lama ialah hingga 8 jam per hari.[1] Diatas dari batas waktu tersebut, tubuh akan mendapatkan berbagai risiko kesehatan yang buruk.[1]
Oleh karena itu, demi menjaga kesehatan tubuh, perlu bagi kita untuk mengurangi risiko dengan beberapa implementasi berikut. Salah satunya yakni melakukan latihan peregangan teratur dengan menggabungkan istirahat dengan duduk, menerapkan rotasi kerja atau penggunaan aktivitas yang lebih dinamis. Lakukan istirahat rutin selama 30 menit atau lebih.Langkah tersebut nantinya dapat mengurangi efek kelelahan bahkan dalam jangka panjang.[22]
Berdiri terlalu lama bisa berdampak buruk bagi Anda, begitu juga dengan duduk terlalu lama. Kuncinya adalah mencampurnya sepanjang hari dan bergerak sebanyak mungkin.[22]