Elektroforesis Hemoglobin: Fungsi, Prosedur, dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Pemeriksaan elektroforesisi hemoglobin pada dasarnya adalah memisahkan fraksi fraksi hemoglobin dalam darah, dengan pemeriksaan ini kita bisa mengetahui jenis jenis hemoglobin, misalnya Hb A1, A2, F, dan... sebagainya. Pemeriksaan ini bukanlah pemeriksaan rutin yang dilakukan di laboratorium, sehingga tidak semua laboratorium dapat memeriksa Hb elektroforesis. Pemeriksaan Hb elektroforesis ini biasanya digunakan pada beberapa pemeriksaan terkait dengan kondisi hemoglobinopati, thalasemia, HbE disease, dan kelainan kelainan lainnya pada hemoglobin. Seperti halnya pemeriksaan yang menggunakan sampel darah, maka pemeriksaan ini juga memiliki risiko yang mungkin terjadi misalnya perdarahan peradangan pada tempat tusukan jarum, dan infeksi. Read more

Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen di dalam darah. Elektroforesis hemoglobin adalah tes untuk mengukur kadar berbagai jenis protein ini di dalam darah.

Fungsi dan Pengertian Elektroforesis Hemoglobin (EH)

Elektroforesis hemoglobin adalah tes darah yang digunakan untuk mengukur dan mengidentifikasi jenis-jenis hemoglobin yang berbeda di dalam aliran darah. Hemoglobin adalah protein di dalam sel darah merah yang tugasnya mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan dan organ tubuh. [1,2]

Mutasi genetik bisa menyebabkan tubuh memproduksi hemoglobin yang abnormal. Hemoglobin abnormal ini tidak membawa oksigen sehingga bisa menyebabkan kadar oksigen yang sampai pada jaringan dan organ menjadi terlalu sedikit. [1, 3]

Ada ratusan jenis hemoglobin, yang termasuk normal adalah: [1, 2, 3]

  • Hemoglobin F: dikenal juga sebagai hemoglobin janin. Jenis ini ditemukan dalam janin yang sedang bertumbuh dan bayi baru lahir. Hemoglobin F akan segera digantikan oleh hemoglobin A setelah bayi lahir. Jumlah hemoglobin F yang dihasilkan setelah lahir jumlahnya sangat sedikit. Beberapa penyakit, seperti sickle cell, aplastic anemia, dan leukemia menyebabkan kadar hemoglobin F naik.
  • Hemoglobin A: disebut sebagai hemoglobin dewasa. Ini adalah jenis hemoglobin paling umum dan ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa yang sehat. Beberapa jenis penyakit, seperti thalassemia tahap lanjut, bisa menyebabkan kadar hemoglobin A menjadi rendah sementara hemoglobin F tinggi.

Jenis hemoglobin abnormal yang paling umum adalah tipe S, C, D, E, M. Jika seseorang mewarisi gen yang menyebabkan produksi hemoglobin abnormal menjadi terlalu banyak, atau hemoglobin normal tidak cukup jumlahnya, maka bisa mengarah ke kelainan darah. [3]

Proses elektroforesis memanfaatkan muatan listrik yang berbeda pada tiap jenis hemoglobin. Selama prosedur berlangsung, sebuah aliran listrik dialirkan melalui hemoglobin dari sampel darah yang diambil. Hal ini menyebabkan jenis-jenis hemoglobin yang berbeda akan terpisah dan membentuk kelompok masing-masing.

Dengan membandingkan pola yang dihasilkan oleh sampel darah normal, dokter bisa melihat jenis dan jumlah hemoglobin yang ada pada sampel darah yang di-tes untuk melihat apakah ada kelainan. [3]

Siapa yang Membutuhkan EH?

Dokter biasanya meminta pasien melakukan tes ini untuk: [1, 2, 3]

  • Pemeriksaan rutin: sebagai lanjutan dari tes darah lengkap yang dilakukan saat cek fisik rutin.
  • Diagnosa kelainan darah: jika pasien menunjukkan gejala-gejala anemia, tes ini bisa membantu menemukan jenis hemoglobin abnormal dalam darah yang bisa menjadi tanda-tanda kelainan seperti sickle cell anemia, thalassemia, atau polycythemia vera.
  • Untuk memonitor perkembangan pengobatan: jika pasien sedang dalam perawatan untuk kondisi yang menyebabkan adanya hemoglobin abnormal, tes ini bisa memonitor kadar dari tiap-tiap hemoglobin dalam darah.
  • Untuk screening kondisi genetik: pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan anemia turunan mungkin ingin melakukan tes ini sebelum memilki anak untuk melihat seberapa besar kemungkinan kondisi ini akan diwariskan.

Pada kebanyakan kasus, elektroforesis hemoglobin juga dilakukan sebagai bagian dari rangkaian screening darah pada bayi baru lahir, agar bayi yang terdeteksi memiliki kelainan darah bisa didiagnosa, dimonitor, dan diobati seawal mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi yang bisa mengancam keselamatan jiwa. [1, 3]

Persiapan Tes EH

Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan tes ini. Namun, jika pasien pernah mendapatkan transfusi darah dalam 3 bulan terakhir, maka kadar hemoglobinnya bisa berubah, maka pasien harus memberi tahu dokter. [3]

Pasien juga harus memberi tahu dokter jika sedang mengonsumsi tablet zat besi. [2]

Prosedur EH

Karena ini adalah tes berbasis darah, maka sampel darah akan diambil untuk pemeriksaan: [1, 2, 3, 4]

  1. Lengan bagian atas pasien akan diikat dengan pengikat elastis untuk menghentikan aliran darah. Hal ini akan menyebabkan pembuluh darah di bawah ikatan akan membesar sehingga lebih mudah untuk dilihat dan dimasuki jarum.
  2. Bagian yang akan ditusuk dibersihkan dengan alkohol.
  3. Jarum dimasukkan ke pembuluh darah.
  4. Tabung disambungkan ke jarum untuk kemudian diisi darah.
  5. Jika jumlah sampel darah yang dibutuhkan sudah cukup, ikatan di lengan akan dilepas.
  6. Perban atau kapas akan diletakkan di bagian masuknya jarum saat jarum dikeluarkan.
  7. Perban atau kapas tadi akan ditekan kemudian ditutup plester.

Hasil tes Elektroforesis Hemoglobin

Sampel darah yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Hasilnya biasanya bisa didapat dalam 1 hingga 2 hari setelah pelaksanaan tes. [3]

Hasil Normal

Pada orang dewasa, berikut adalah persentase normal dari tiap-tiap molekul hemoglobin: [1, 3]

  • HbA: 95% hingga 98% (0.95 hingga 0.98)
  • HbA2: 2% hingga 3 % (0.02 hingga 0.03)
  • HbE: tidak ada
  • HbF: 0.8% hingga 2% (0.008 hingga 0.02)
  • HbS: tidak ada
  • HbC: tidak ada

Pada bayi dan anak-anak, berikut adalah persentase normal dari molekul HbF: [1, 2, 3]

  • HbF (bayi baru lahir): 50% hingga 80% (0.5 hingga 0.8)
  • HbF (bayi 6 bulan): 8%
  • HbF (bayi di atas 6 bulan dan anak-anak): 1% hingga 2%

Rentang nilai normal ini bisa sedikit berbeda pada tiap-tiap laboratorium.

Hasil Abnormal

Kadar hemoglobin abnormal yang mencolok bisa berarti: [1, 2, 3]

  • Penyakit hemoglobin C
  • Kelainan darah (hemoglobinopathy) yang langka
  • Sickle cell anemia
  • Kelainan darah turunan dimana tubuh membentuk hemoglobin yang abnormal (thalassemia)

Hasil tes bisa tidak tepat (false normal atau abnormal) jika pasien pernah mendapatkan transfusi darah dalam 12 minggu sebelum pelaksanaan tes.

Risiko yang Mungkin Terjadi

Ada sedikit sekali risiko yang berhubungan dengan proses pengambilan darah. Pembuluh vena dan arteri pasien bisa berbeda-beda ukurannya, sehingga pengambilan darah pada satu orang bisa lebih sulit daripada yang lain.

Risiko lain bisa termasuk: [1, 2, 3, 4]

  • Pendarahan
  • Pingsan atau berkunang-kunang
  • Hematoma (penumpukan darah di bawah kulit)
  • Infeksi
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment