Gangguan Afektif Musiman : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Gangguan Afektif Musiman?

Gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder (SAD) adalah sebuah kondisi depresi berulang namun terjadi secara musiman [1,2,3,4,6,7].

Pada kondisi ini, penderita akan mengalami depresi khususnya pada musim dingin atau musim gugur, yaitu ketika paparan sinar matahari berkurang.

Kondisi akan kembali membaik ketika musim semi tiba, walaupun tak semua penderita akan menjadi lebih baik di musim ini.

Ada pula kasus gangguan afektif musiman yang justru terjadi pada wkatu musim panas, yaitu tepat saat paparan sinar matahari melimpah.

Tinjauan
Gangguan afektif musiman dikenal juga dengan istilah SAD (seasonal affective disorder) merupakan depresi musiman yang terjadi berulang, khususnya pada musim di mana paparan cahaya matahari sedikit.

Fakta Tentang Gangguan Afektif Musiman

  1. Wanita memiliki risiko 4 kali lebih tinggi dalam mengalami gangguan afektif musiman daripada pria, khususnya pada rentang usia 18-30 tahun [1,2].
  2. Orang-orang yang tinggal jauh dari ekuator di garis lintang utara memiliki risiko lebih besar dalam mengalami gangguan afektif musiman [1].
  3. Prevalensi gangguan afektif musiman di Kanada adalah sekitar 2-6%, di Inggris 2%, di Alaska 9%, dan Amerika Serikat 1% [1,2].
  4. Di Indonesia, prevalensi gangguan afektif musiman belum diketahui jelas, namun karena Indonesia merupakan negara tropis tampaknya kasus gangguan mental ini tergolong lebih sedikit daripada negara-negara 4 musim.

Penyebab Gangguan Afektif Musiman

Gangguan afektif musiman juga tergolong sebagai kondisi gangguan depresi mayor, yaitu ketika penderita mengalami rasa sedih dan putus asa berkepanjangan.

Namun untuk faktor penyebab gangguan afektif musiman, hal ini belum diketahui jelas.

Terdapat faktor pemicu yang berbeda-beda antara satu penderita dan penderita lainnya, antara lain :

  • Faktor genetik, yaitu ketika seseorang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan afektif musiman atau jenis depresi dan gangguan mental lainnya, maka risiko mengalami hal yang sama tentu lebih tinggi [2,3].
  • Perubahan musim, terutama beralihnya musim pada masa di mana paparan sinar matahari berkurang dan malam hari juga menjadi lebih panjang dari siang hari [1,2].
  • Penyimpangan ritme sirkadian, di mana produksi hormon melatonin di dalam tubuh akan terpengaruh dan mengalami perubahan. Padahal, hormon melatonin sangat berperan dalam menjaga suasana hati dan pola tidur seseorang [1,2,3,4].
  • Defisiensi vitamin D, karena vitamin ini memengaruhi produksi neurotransmiter serotonin pada otak yang berfungsi mengatur suasana hati seseorang [1].
  • Faktor tempat tinggal, terutama yang lokasinya jauh dari ekuator [1,2].
Tinjauan
Faktor genetik, perubahan musim, ritme sirkadian yang terganggu, faktor tempat tinggal jauh dari ekuator, dan kekurangan vitamin D diduga menjadi faktor penyebab dan pemicu gangguan afektif musiman terjadi.

Gejala Gangguan Afektif Musiman

Gangguan afektif musiman dapat menimbulkan gejala yang secara umum terjadi di masa-masa tertentu.

Awal bulan Oktober atau November dan juga akhir Maret atau April adalah waktu kemunculan gejala yang dimaksud.

Namun, tak menutup kemungkinan gejala dialami oleh penderita sebelum atau sesudah bulan tersebut.

Kasus gejala gangguan afektif musiman yang terjadi pada musim panas pun sangat langka, hanya saja kondisi gejala tetap dibagi menjadi dua jenis, yaitu waktu musim dingin dan musim panas.

Gejala Gangguan Afektif Musiman pada Musim Dingin

Pada masa musim dingin atau musim gugur, paparan sinar matahari jauh berkurang dan masa-masa ini rata-rata gangguan afektif musiman terjadi dengan gejala-gejala sebagai berikut [1,2,4,5,6] :

  • Sulit berkonsentrasi
  • Merasa lebih cepat lelah di siang hari
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Merasa putus asa
  • Merasa bersalah
  • Merasa bahwa diri sendiri tidak berarti
  • Tubuh terasa lebih lemas dari biasanya
  • Kehilangan rasa tertarik terhadap aktivitas sosial
  • Berat badan naik
  • Merasa tidak bahagia (suasana hati terus-menerus buruk)
  • Kehilangan gairah seksual

Gejala Gangguan Afektif Musiman pada Musim Panas

Pada beberapa kasus yang tergolong langka, gejala gangguan afektif musiman timbul justru di saat paparan sinar matahari sedang banyak-banyaknya, yaitu di musim panas.

Berikut ini beberapa gejala gangguan afektif musiman yang kemungkinan terjadi ketika musim panas [1,2] :

  • Berat badan turun
  • Agitasi (perilaku agresif)
  • Nafsu makan turun atau hilang
  • Sulit tidur (insomnia)
  • Merasa lebih sering gelisah (lebih sering mondar-mandir atau menggerak-gerakkan tangan dan kaki)
  • Timbul pikiran dan keinginan untuk bunuh diri (pada kasus yang lebih parah)
Tinjauan
- Gejala gangguan afektif musiman dapat terjadi tergantung pada musim tertentu. Namun utamanya, gangguan afektif musiman dapat memicu seseorang mengalami rasa bersalah, cemas berlebihan, dan putus asa berkepanjangan.
- Mudah marah, tidak bahagia, sulit tidur, perilaku agresif, berat badan turun/naik, sering gelisah, hingga berpikir bunuh diri juga merupakan gejala-gejala yang perlu diwaspadai.

Pemeriksaan Gangguan Afektif Musiman

Ketika memeriksakan diri, beberapa metode diagnosa diterapkan oleh dokter dalam memastikan bahwa gejala yang dialami pasien mengarah pada gangguan afektif musiman.

Sejumlah bentuk pemeriksaan yang perlu dilalui pasien antara lain adalah :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter mengawali pemeriksaan dengan mengecek kondisi fisik pasien karena berbagai kondisi depresi dapat terjadi karena adanya kemungkinan pasien menderita kondisi medis tertentu [7].

Selanjutnya, dokter akan memberikan sejumlah pertanyaan seputar riwayat gejala dan riwayat kondisi medis pasien.

Dokter perlu tahu sejak kapan dan kapan saja gejala timbul, begitu juga riwayat kesehatan keluarga pasien untuk mengetahui adanya faktor genetik.

Pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien bertujuan pula mengeliminasi berbagai kemungkinan kondisi lain dengan gejala serupa.

Ini karena gejala gangguan afektif musiman memiliki kemiripan dengan beberapa kondisi lain seperti mononukleosis, hipotiroidisme, dan gangguan bipolar.

  • Tes Darah dan Tes Fungsi Tiroid

Dokter juga biasanya merekomendasikan beberapa metode pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan tes fungsi tiroid [8].

Dokter perlu mengetahui apakah fungsi tiroid tetap normal dan baik serta apakah pasien mengalami hipotiroidisme.

  • Evaluasi Psikologis

Evaluasi psikologis yang dilakukan oleh ahli kesehatan jiwa dan mental biasanya meliputi pemberian pertanyaan mengenai riwayat gejala psikologis serta riwayat kondisi psikologis [2].

Pasien perlu memberi tahu terapis mengenai pengalaman-pengalaman tak menyenangkan yang pernah dialami, seperti misalnya berpisah dengan kekasih, pengalaman bercerai dengan pasangan, atau meninggalnya orang terdekat.

Terapis baru dapat membantu memberikan solusi perawatan yang sesuai ketika mengetahui faktor pemicu gejala gangguan afektif musiman.

Tinjauan
Metode diagnosa gangguan afektif musiman yang umumnya dokter terapkan antara lain adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes darah, tes fungsi tiroid, dan evaluasi psikologis.

Penanganan Gangguan Afektif Musiman

Gangguan afektif musiman sebagai salah satu kondisi depresi mayor biasanya diatasi dengan psikoterapi maupun pemberian obat-obatan.

Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan pasien gangguan afektif musiman yang umum :

  • Terapi Cahaya

Terapi cahaya atau light terapi adalah sebuah metode mengatasi gejala gangguan afektif musiman, terutama gejala yang timbul pada musim dingin [1,2,4,6,7].

Ketika kadar paparan sinar matahari di musim dingin berkurang, maka pasien perlu memperoleh kadar cahaya yang lebih tinggi sehingga terapi ini diperlukan.

Pada prosedur terapi ini, akan digunakan kotak cahaya khusus yang akan bekerja selama 30 menit setiap hari untuk memberikan cahaya alami bagi pasien.

Terapi cahaya tak dapat digunakan secara mandiri oleh pasien apalagi tanpa pengawasan dari dokter.

Penerapan terapi ini harus dengan seijin dan sepengawasan dokter yang menangani pasien.

Sementara itu, terapi cahaya menggunakan tanning bed sama sekali tak dianjurkan.

Tanning bed memberikan efek yang lebih berbahaya bagi kesehatan pasien.

  • Dawn Simulator

Metode perawatan lainnya yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan afektif musiman adalah dawn simulator [9].

Pada prosedur ini, terapis akan menggunakan cahaya yang dilengkapi durasi/waktu yang telah diatur.

Prosedur ini juga dikenal sebagai cahaya matahari buatan yang juga tergolong sebagai terapi cahaya.

Tujuan utama perawatan ini adalah membantu menstimulasi ritme sirkadian pada tubuh pasien yang sempat menyimpang.

  • Perubahan Gaya Hidup

Memperoleh penanganan berupa psikoterapi dan obat-obatan tidaklah cukup, karena pasien juga perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih baik.

Gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi tinggi sangat dianjurkan, termasuk yang bervitamin D tinggi.

Diet sehat dengan protein rendah lemak, asupan sayur serta buah sangat dianjurkan untuk kebaikan fisik dan mental pasien [2].

Tidur cukup setiap hari dan berolahraga rutin setidaknya seminggu dua sampai tiga kali juga sangat dianjurkan karena bermanfaat untuk fisik serta mental [1].

Tinjauan
Terapi cahaya, dawn simulator dan perubahan gaya hidup umumnya merupakan cara mengatasi gejala gangguan afektif musiman. Ini karena penderita memerlukan paparan cahaya pengganti cahaya matahari untuk pemulihan.

Komplikasi Gangguan Afektif Musiman

Ketika gangguan afektif musiman tidak ditangani dengan cepat, gejala dapat memburuk seiring waktu.

Risiko komplikasi yang paling tinggi adalah terhambatnya kelangsungan hidup penderita dalam berbagai aspek, termasuk pekerjaan, rutinitas, dan hubungan sosial.

Selain itu, keinginan bunuh diri akan semakin besar yang jika tak segera ditangani, penderita dapat melakukan hal ini.

Pencegahan Gangguan Afektif Musiman

Pencegahan agar gangguan afektif musiman tidak terjadi sama sekali belum diketahui, namun untuk mencegahnya kembali terjadi, beberapa upaya berikut dapat dilakukan [1,2,10] :

  • Menggunakan kotak cahaya ketika sudah memasuki musim gugur atau musim dingin.
  • Menghabiskan waktu lebih banyak di luar ruangan agar terkena paparan cahaya matahari. Bahkan ketika cuaca sedang mendung, terkena cahaya sedikit tetap lebih baik daripada tidak.
  • Melakukan olahraga secara rutin seminggu setidaknya 3 kali dengan durasi masing-masing 30 menit.
  • Mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin D dengan mengasup sumber makanan ber-vitamin D tinggi maupun cukup terkena paparan matahari setiap hari.
  • Menjaga tetap aktif dalam pergaulan dan bersosialisasi.
  • Berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental bila gejala-gejala gangguan afektif musiman dirasa kembali timbul.
Tinjauan
Belum diketahui cara mencegah gangguan afektif musiman, namun untuk meminimalisir risiko komplikasi, memiliki gaya hidup sehat dan seimbang sangat dianjurkan. Melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan mental sedini mungkin saat gejala mulai dirasakan juga sangat penting.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment