Patah tulang belakang adalah cedera pada tulang belakang akibat trauma yang dialami tulang. Osteoporosis, kecelakaan, tumor tulang belakang dan infeksi tulang belakang dapat menjadi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya insiden patah pada tulang belakang.[1]
Pada sebagian besar kasus patah tulang belakang yang terjadi, tidak perlu dilakukan tindakan khusus dalam penanganannya. Namun jika kondisi tersebut terjadi dengan tingkat keparahan yang besar, maka pilihan untuk melakukan operasi akan diperlukan guna mencegah timbulnya masalah kesehatan jangka panjang yang membahayakan.[1]
Gejala-gejala akibat patah tulang belakang biasanya lebih terlihat ketika melakukan beberapa aktivitas tertentu. Misalnya saat mengangkat beban yang terlalu berat, menunduk untuk mengambil sesuatu di lantai serta saat merubah posisi tidur setelah lama berbaring dengan posisi yang sama.[4]
Hanya saja, sebelum memeriksakan diri ke dokter dan melakukan tindakan medis, terdapat beberapa gejala yang dapat diamati ketika seseorang kemungkinan mengalami cedera patah tulang belakang. Berikut gejala-gejala yang mengindikasikan patah tulang belakang:
Daftar isi
1. Rasa sakit pada punggung
Rasa sakit pada punggung yang muncul setiap kali berdiri dan melakukan aktivitas berjalan. Rasa sakit ini kemudian akan mereda ketika tubuh dalam posisi berbaring. Nyeri punggung ini terjadi secara berangsur dan akan semakin memburuk seiring dengan berjalannya waktu.[4]
Gejala nyeri punggung pada patah tulang belakang disebabkan karena adanya retakan kecil yang mulai muncul pada tulang akibat keropos dan rapuh. Sehingga muncul rasa nyeri ketika harus menopang badan dalam posisi berdiri dan berjalan.[4]
Wanita yang sudah melewati masa menopause memiliki resiko cukup tinggi untuk menderita osteoporosis. Kondisi ini lebih lanjut dapat menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan rentan mengalami retakan halus yang kemudian berdampak pada patah tulang belakang.[4]
Perawatan dengan metode terapi fisik dan penggunaan obat-obatan dapat dilakukan untuk mencegah dampak patah tulang belakang yang lebih serius.[4]
2. Nyeri
Rasa nyeri saat memutar dan menekuk tubuh. Ketika meregangkan tubuh dengan cara memutar atau menekuk terjadi ketegangan pada otot punggung. Pasien dengan gejala patah tulang punggung memiliki kondisi sendi yang berada pada tempat yang tidak seharusnya atau bergeser dari posisi normal.[5]
Sehingga ketika melakukan gerakan memutar dan menekuk tubuh ligamen akan dipaksa untuk tertarik melebihi batas jangkauan normal. Rasa nyeri yang timbul saat menekuk tubuh disebabkan oleh ketegangan yang terjadi pada punggung bagian bawah.[5]
Peradangan, kejang otot, ruang gerak yang terbatas dan masalah saat mempertahankan postur tegak menjadi indikasi adanya ketegangan yang terjadi pada punggung bagian bawah. Keluhan-keluhan tersebut dalam jangka panjang dikhawatirkan akan menjadi penyebab patah tulang belakang.[8]
3. Perubahan postur tinggi badan
Perubahan tinggi badan yang menjadi lebih pendek pada dasarnya adalah hal umum yang terjadi seiring bertambahnya usia. Namun, penurunan tinggi badan yang terlalu signifikan dan terjadi dalam waktu singkat dapat menjadi sinyal adanya masalah pada tulang belakang.[6]
Dalam hal ini kemungkinan paling besar adalah disebabkan oleh patah tulang belakang. Hanya saja, pada kasus perubahan tinggi badan masih banyak yang tidak menyadari jika hal tersebut merupakan salah satu gejala patah tulang belakang karena pada prosesnya tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali.[6]
Melakukan pemantauan secara berkala pada tinggi badan, khususnya setelah melewati usia 50 tahun, dapat membantu penanganan lebih awal jika sekiranya terjadi patah tulang belakang. Pemantauan ini dapat dilakukan secara mandiri ataupun dengan meminta bantuan tenaga profesional.[6]
Jika penurunan tinggi berkurang minimal 2cm secara terus menerus setelah memasuki usia 50 tahun, maka kemungkinan besar telah terjadi patah tulang belakang. [6]
4. Perubahan tulang belakang
Pada dasarnya setiap orang memiliki tingkat lengkungan tulang punggung yang berbeda, tetapi jika kondisi ini terjadi setelah usia dewasa maka dikhawatirkan telah terjadi cedera pada tulang punggung. Seperti hal nya perubahan tinggi badan, perubahan pada bentuk tulang belakang juga sering kali diabaikan sebagai gejala patah tulang belakang karena tidak disertai dengan rasa sakit dalam proses perubahannya.[7]
Pada sebagian kasus perubahan bentuk tulang belakang yang lebih bungkuk diperlukan tindakan operasi untuk memperbaiki posisi tulang. Jika dibiarkan dalam waktu yang lama perubahan postur ini dapat berdampak pada masalah pernafasan, kesulitan saat berdiri dan kemampuan tubuh menjaga keseimbangan.[9]
Secara umum gejala patah tulang belakang ini sering terjadi pada dewasa dan lansia. Hal ini disebabkan karena kondisi tulang yang mulai kehilangan kemampuan fleksibilitas.[9] Pasien dengan riwayat peradangan sendi tulang belakang, memiliki kemungkinan yang besar untuk mengalami patah tulang belakang.[2]
Tulang belakang memiliki struktur yang tidak biasa jika dibandingkan dengan struktur tulang lain pada tubuh. Hal itu pula yang menyebabkan diagnosis patah tulang belakang lebih sulit untuk dilakukan. Bahkan dengan tindakan CT scan sekalipun, masih cukup sulit untuk menunjukkan cedera tersembunyi pada tulang belakang.[3]
Penanganan khusus seperti obat-obatan, terapi dan operasi pada kasus patah tulang belakang diperlukan jika cedera ini sudah berdampak pada kerusakan saraf otot dan mempengaruhi kelangsungan aktivitas sehari-hari.[2]
Meskipun tidak semua gejala patah tulang dapat disadari sejak dini, penting untuk selalu memperhatikan setiap perubahan pada kondisi tubuh. Hal yang sering kali membuat penderita patah tulang belakang menganggap remeh gejala-gejala tersebut adalah karena berlangsung secara perlahan dan dengan rasa sakit yang tidak terlalu kentara. Sehingga banyak pasien yang mengesampingkan tanda-tanda adanya patah tulang belakang.[4]