3 Gejala Penyakit Chikungunya dan Pencegahannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang dapat menyebar di manusia melalui gigitan nyamuk. Virus chikungunya merupakan virus RNA dan termasuk dalam genus alphavirus dan keluarga Togaviridae. [1,2,3]

Virus ini pertama kali diidentifikasi di Tanzania pada tahun 1952 dan selama 50 tahun setelahnya virus tersebut diisolasi dan jarang menyebabkan wabah di Afrika dan Asia. Sejak tahun 2004, virus ini telah menyebar dengan cepat dan telah didentifikasi di lebih dari 60 negara di seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. [2,3] Berdasarkan WHO, Asia dan Amerika merupakan wilayah yang paling banyak terkena chikungunya. [1]

Virus chikungunya dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Nyamuk dapat terinfeksi jika mereka telah menghisap darah orang yang sudah terinfeksi virus. Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain melalui gigitan. Virus chikungunya paling sering ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini juga bisa menularkan virus dengue dan zika. [1,2] Mereka menggigit pada siang dan malam hari. [2]

Pada tubuh nyamuk, virus ini bereplikasi pada bagian usus nyamuk. Kemudian menyebar ke jaringan sekunder, termasuk kelenjar ludah. Virus chikungunya ini dapat ditularkan ke inang baru lebih cepat daripada virus lain yang dibawa oleh si nyamuk. Siklus penularan lengkap dari manusia ke nyamuk dan kembali ke manusia dapat terjadi dalam waktu kurang dari seminggu.[1]

Setelah menjadi terinfeksi, nyamuk tersebut diyakini dapat menularkan virus tersebut selama sisa hidupnya. [1] Berdasarkan penelitian, virus chikungunya jarang tertular pada anak bayi yang baru lahir. Selain itu, tidak ditemukan adanya virus chikungnya pada ASI, jadi masih aman untuk memberikan ASI. [2]

Setelah terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi, gejala akan timbul dan terlihat 4-8 hari kemudian (tetapi dapat berkisar antara 2-12 hari). Gejala-gejala yang akan muncul di antaranya:

1. Demam

Pada umumnya, penyakit chikungunya ditandai dengan adanya demam tinggi (> 390C) yang mendadak. [1,2,3]

2. Nyeri pada sendi

Nyeri sendi yang terjadi pada penyakit chikungunya biasanya akan membuat tubuh orang tersebut menjadi lemah. [1,2] Nyeri pada sendi ini dapat mempengaruhi bagian ekstremitas (pergelangan tangan, pergelangan kaki) dan juga sendi-sendi besar. [3] Nyeri sendi ini bisa berlansung lama yaitu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. [1,2,3] Oleh karena itu, virus ini dapat menyebabkan penyakit akut, subakut, atau kronis. [1]

3. Ruam

Sekitar 40-50% kasus, terdapat laporan gatal-gatal dan ruam makulopapular yang mendominasi. [3] Ruam makulopapular adalah ruam merah di kulit dengan tekstur yang datar dan ada bintik kecil kemerahan yang timbul bersamaan. [4]

4. Gejala umum lainnya

Gejala umum lainnya yang dapat terjadi adalah nyeri otot, pembengkakan pada sendi, sakit kepala, mual, kelelahan, dan ruam.

Gejala pada orang yang terinfeksi bisa jadi tidak dikenali atau salah diagnosis. Hal itu dikarenakan, gejalanya serupa dengan gejala virus yang dibawa nyamuk lainnya. Umumnya, penyakit chikungunya sering salah diagnosis menjadi demam berdarah. Tetapi, tidak seperti demam berdarah, chikungunya jarang berkembang menjadi penyakit yang mengancam jiwa namun gejalanya bisa menjadi berat dan melemahkan. [1]

Kasus komplikasi yang biasa terjadi pada penyakit ini biasanya adalah komplikasi neurologis, oftamologi (terkait mata), jantung, saluran pencernaan [1] perdarahan ringan, miokarditis, dan hepatitis, walaupun jarang terjadi.[3] Tetapi pada orang tua dengan kondisi medis lainnya, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. [1,3]

Terdapat orang-orang yang memiliki risiko terkena penyakit berat ini diantaranya adalah bayi yang baru lahir dan terinfeksi pada waktu dekat dengan kelahirannya, orang dengan usia lanjut (>65 tahun), dan orang dengan kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi, diabetes atau penyakit jantung. [2]

Penyakit ini dapat didiagnosis dengan beberapa metode antara lain adalah tes serologi seperti enzyme-linked immunosorbent assays (ELISA) yang dapat mengetahui keberadaan antibodi IgM dan IgG anti-chikungunya. Virus dapat langsung terdeteksi dalam darah selama beberapa hari pertama dari infeksi.[2]

Maka, sampel yang sudah dikumpulkan selama minggu pertama penyakit harus diuji dengan metode serologis dan virologis [1] Pemeriksaan laboratorium seperti tes darah sangat dibutuhkan untuk penyakit ini karena memiliki kesamaan dengan virus dengue dan zika [2].

Pengobatan dan perawatan

Untuk pengobatan penyakit ini, belum ada antivirus yang khusus dapat mengobati penyakit ini. Umumnya, pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala yang muncul seperti nyeri sendi atau demam bisa diberikan analgesik dan antipiretik. Selain itu perawatan lainnya adalah banyak minum cairan, dan istirahat total. Obat-obatan seperti parasetamol direkomendasikan dapat meredakan nyeri dan menurunkan demam.[1]

Karena memiliki kesamaan gejala dengan demam berdarah, sebaiknya hindari penggunaan aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya sampai tidak ada kecurigaan terkena penyakit demam berdarah (pada penyakit demam berdarah, obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko perdarahan). Untuk minggu pertama terkena penyakit ini, sebisa mungkin untuk hindari gigitan nyamuk karena dapat menularkan ke orang lain yang sehat. [2]

Pencegahan

Virus chikungunya dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Nyamuk dapat terinfeksi jika mereka telah menghisap darah orang yang sudah terinfeksi virus. Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain melalui gigitan. Virus chikungunya paling sering ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini juga bisa menularkan virus dengue dan zika. [1,2] Mereka menggigit pada siang dan malam hari. [2]

Pada tubuh nyamuk, virus ini bereplikasi pada bagian usus nyamuk. Kemudian menyebar ke jaringan sekunder, termasuk kelenjar ludah. Virus chikungunya ini dapat ditularkan ke inang baru lebih cepat daripada virus lain yang dibawa oleh si nyamuk. Siklus penularan lengkap dari manusia ke nyamuk dan kembali ke manusia dapat terjadi dalam waktu kurang dari seminggu.[1]

Vaksin belum tersedia untuk penyakit chikungunya. Oleh karena itu, saat ini cara utama untuk mengendalikan atau mencegah penyakit ini dengan melindungi diri dari nyamuk. Gunakanlah obat nyamuk, atau lotion anti nyamuk (jangan lupa untuk selalu di re-apply jika dirasa sudah hilang), pakai baju dan celana panjang jika bepergian ke tempat yang rawan dengan nyamuk. Pemakaian kelambu atau tirai bisa digunakan ketika sedang tidur. Kosongkan dan bersihkan wadah yang berisi air setiap minggu untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk. [1,2]

Jika terkena chikungunya, harus diawasi setiap hari kondisi tubuhnya. Jika dirasakan ada gejala yang berat dan tidak bisa ditahan maka harus segera ke dokter.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment