Kadar gula yang tinggi pada diabetes disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi insulin pada diabetes tipe 1. Sedangkan pada diabetes tipe 2 disebabkan oleh produksi insulin yang sedikit atau adanya resistensi insulin pada sel tubuh [5]. Kadar gula tinggi yang tidak terkontrol akan mengakibatkan berbagai permasalahan, salah satunya pada kaki [2].
Permasalahan pada kaki tersebut disebabkan oleh syaraf yang rusak atau yang biasa disebut dengan neuropati. Selain itu, permasalahan pada kaki juga bisa disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar [1]. Berbagai permasalahan pada kaki akibat diabetes yaitu:
Daftar isi
1. Diabetes neuropati perifer
Permasalahan pada kaki yang paling sering terjadi adalah neuropati [1]. Diabetes neuropati merupakan salah satu masalah yang serius dan sering terjadi pada diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes neuropati perifer sering terjadi pada tungkai dan telapak kaki. Namun, dapat juga terjadi pada lengan dan tangan [3].
Neuropati disebabkan oleh kerusakan syaraf pada kaki [1][2]. Kerusakan syaraf tersebut terjadi perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang panjang jika kadar gula tidak tertangani dengan baik. Pada umumnya, gejala neuropati yang dirasakan terjadi secara bertahap [3].
Kerusakan syaraf pada kaki akan menimbulkan berbagai keluhan, seperti kesemutan, rasa panas, rasa dingin, dan mati rasa pada kaki [1][2]. Beberapa orang mungkin merasakan keluhan tersebut saat malam hari [3]. Pada beberapa kasus, adanya diabetes neuropati menjadikan penderitanya kesulitan untuk berjalan dan terjadi kelemahan otot kaki [4].
Jika terjadi luka pada kaki, namun tidak merasakan nyeri pada luka tersebut, maka luka akan menjadi lebih parah dan menjadi terinfeksi. Mati rasa pada kaki tersebut disebabkan kerusakan syaraf pada kaki [1][2][4].
2. Kulit kering
Adanya kadar gula yang tinggi pada diabetes akan merusak syaraf pada kaki. Kerusakan pada syaraf kaki tersebut akan menimbulkan kehilangan kemampuan untuk mengontrol kelembaban dan minyak pada kaki. Jika tidak ada kelembaban pada kaki, maka akan menimbulkan perubahan pada kulit di kaki. Semakin lama, kulit pada kaki akan menjadi lebih kering sehigga kulit kaki menjadi mudah terkelupas dan pecah-pecah [1].
Adanya kulit yang kering tersebut bisa mengakibatkan kulit pecah-pecah. Kulit yang pecah-pecah tersebut akan menyebabkan bakteri mudah masuk. Untuk mengatasi kulit kering, dapat menggunakan sabun yang bisa melembabkan kulit dan menggunakan pelembab kulit [2].
3. Kapalan
Kapalan dapat terjadi pada semua orang. Namun, kapalan lebih sering terjadi pada kaki penderita penyakit diabetes [1]. Kapalan merupakan penumpukan sel kulit yang mengeras. Umumnya kapalan muncul pada telapak kaki [2].
Munculnya kapalan pada kaki disebabkan adanya tekanan yang tinggi pada area telapak kaki [1]. Selain itu, kapalan juga dapat muncul akibat ukuran sepatu yang tidak sesuai [2]. Apabila kapalan tidak dibersihan dengan cara yang benar, maka kapalan akan semakin menebal, dan bisa pecah sehingga menjadi luka terbuka.[1]
Kapalan tidak disarankan dibersihkan sendiri karena dapat menimbulkan infeksi dan tidak disarankan dibersihkan menggunakan zat kimia karena dapat membakar kaki. Jadi, untuk membersihkan kapalan, disarankan mengunjungi fasilitas kesehatan. Untuk meminimalkan terbentuknya kapalan, dapat menggunakan batu apung saat kondisi kulit basah dan menggunakan pelembab setelah menggunakan batu apung [1].
4. Lepuh diabetes
Lepuh diabetes terlihat seperti luka lepuh akibat luka bakar dan sering terjadi pada penderita diabetes neuropati. Lepuh diabetes dapat terjadi pada punggung jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, tungkai, maupun lengan bawah. Terkadang ukuran lepuh besar dan tidak nyeri. Umumnya, lepuh diabetes dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu sekitar tiga minggu.[6]
Selain itu, lepuh juga tidak meninggalkan bekas luka. Cara menangani lepuh diabetes adalah dengan mengendalikan kadar gula darah [6]. Saat terdapat luka lepuh, penting untuk tidak menekan luka lepuh tersebut karena akan meningkatkan terjadinya infeksi jika luka tersebut ditekan [2].
5. Infeksi jamur
Infeksi jamur pada penyakit diabetes pada umumnya adalah Candida albicans. Jamur ini akan menimbulkan ruam berwarna merah dan gatal. Pada kaki, infeksi jamur sering terjadi pada sekitar kuku dan antara jari-jari kaki [6].
6. Infeksi jamur kuku
Infeksi jamur kaki dapat terjadi pada siapa pun, tidak hanya pada diabetes saja [2].
Adanya infeksi jamur pada kuku kaki menyebabkan terjadinya perubahan warna menjadi kuning kecoklatan pada kuku. Selain itu, kuku yang terinfeksi juga menebal dan menjadi lebih rapuh dan mudah patah. Kondisi yang hangat, lembab, dan gelap pada sepatu menjadi tempat tumbuhnya jamur [2].
7. Luka sulit sembuh
Saat kadar gula di darah tinggi, maka fungsi dan jumlah dari sistem imunitas menjadi turun. Sistem imun yang menjadi lambat dalam melawan mikroorganisme juga akan menjadikan luka semakin lama sembuh. Selain itu, adanya kadar gula yang tinggi juga akan menghambat nutrisi dan oksigen menuju ke sel. Selain itu, aliran darah yang buruk pada kondisi diabetes juga menimbulkan penyembuhan luka menjadi lebih lama [7].
8. Ulkus diabetes
Adanya goresan, luka yang lama sembuh, atau sepatu yang tidak sesuai ukurannya akan menyebabkan ulkus kaki. Ulkus merupakan luka yang terdapat pada kulit dan dalam. Luka tersebut dapat mengakibatkan infeksi jika tidak ditangani dengan tepat [2]. Jika berjalan pada luka ulkus, dapat mengakibatkan luka semakin membesar dan infeksi menjadi lebih luas dan dalam [1].
Penyebab utama terjadinya ulkus adalah diabetes neuropati perifer dan aterosklerosis. Adanya ateroskelrosis akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar, terutama pada bagian kaki. Sedangkan neuropati perifer akan menyebabkan kerusakan syaraf di bagian kaki [5].
Ulkus pada kaki harus segera ditangani. Jika tidak ditangani dengan segera, maka ulkus akan meluas dan semakin dalam, bahkan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi pada kaki, seperti gangren, sepsis, hingga abses [5].