Diabetes Gestasional : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Diabetes Gestasional?

Diabetes gestasional adalah diabetes yang pertama kali didiagnosa pada wanita terutama wanita yang sedang dalam kondisi hamil [1,2,3,4,5,6,7].

Seperti diabetes jenis lain pada umumnya, diabetes gestasional pada dasarnya akan memengaruhi sel-sel tubuh dalam menggunakan glukosa atau gula [1,3,4,5,6].

Diabetes gestasional sebenarnya sama dengan jenis diabetes lainnya di mana kadar gula darah melonjak dan memengaruhi kehamilan sekaligus kesehatan sang janin [1,3,4,5,6].

Tinjauan
Diabetes gestasional merupakan jenis diabetes yang didiagnosa pada wanita, khususnya di masa kehamilan yang bila tak ditangani maka dapat berpengaruh pada kesehatan sang ibu maupun janin.

Fakta Tentang Diabetes Gestasional

  1. Di Amerika Serikat, prevalensi diabetes gestasional yang berpengaruh pada kehamilan adalah sekitar 2-10% [1].
  2. Para wanita yang selama hamil mengalami diabetes gestasional memiliki risiko diabetes mellitus dalam waktu 10-20 tahun ke depan sebesar 35-60% [1].
  3. Di Indonesia, prevalensi diabetes gestasional pada kehamilan umumnya di Indonesia adalah 1,9-3,6% [2].
  4. Bahkan di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi, terutama dengan diabetes gestasional sebagai penyebab utama [2].
  5. Di Amerika Serikat, prevalensi diabetes gestasional adalah kurang lebih 4% dari seluruh kehamilan dan di Inggris 3-5% setiap tahunnya [2].

Penyebab Diabetes Gestasional

Hingga kini belum diketahui penyebab beberapa wanita mengalami diabetes gestasional saat hamil, karena sebagian wanita hamil lainnya bahkan tidak mengalami sama sekali.

Namun biasanya, diabetes gestasional ini berkaitan dengan kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil [4].

Selama kehamilan, perubahan hormonal sangat berpengaruh terhadap tubuh wanita, begitu juga kadar gula darah [1,2,3,4].

Karena perubahan hormon ini, tubuh menjadi semakin sulit dalam memroses glukosa yang berakibat pada lonjakan kadar gula darah.

Faktor Risiko Diabetes Gestasional

Beberapa wanita juga dapat mengalami diabetes gestasional karena beberapa faktor risiko berikut :

  • Faktor ras, di mana wanita-wanita keturunan Asia-Amerika, Amerika-India, Hispanik dan Afrika (kulit hitam) memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional [3,5].
  • Kurangnya aktivitas fisik [1,2,3].
  • Obesitas atau kelebihan berat badan [1,2,3,4,5].
  • Sindrom polikistik ovarium [1,2,3,4].
  • Pernah mengalami diabetes gestasional atau prediabetes [1,2,4,5].
  • Sebelumnya pernah hamil dan melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg [6].
  • Usia di atas 25 tahun [1,3].
  • Riwayat anggota keluarga yang memiliki penyakit diabetes [1,2,3,4,5].
  • Kenaikan berat badan yang berlebihan ketika hamil [3,4,6].
Tinjauan
Obesitas sebelum hamil serta perubahan hormonal dikaitkan dengan timbulnya diabetes gestasional. Namun, beberapa faktor lain seperti usia, riwayat anggota keluarga pengidap diabetes, ras, sindrom polikistik ovarium, dan riwayat diabetes gestasional sendiri mampu meningkatkan risikonya.

Gejala Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional sangat jarang menimbulkan gejala tertentu karena kenaikan kadar gula darah seperti dianggap normal khususnya saat hamil.

Namun jika pun terdapat gejala, biasanya kondisi-kondisi berikut ini paling kerap terjadi dengan sifat yang ringan [6,7] :

  • Mendengkur
  • Tubuh terasa lebih lelah dari biasanya
  • Lebih sering buang air kecil
  • Lebih sering haus atau merasa haus yang berlebihan
  • Penglihatan buram

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Sebenarnya, sangat dianjurkan bagi para wanita yang merencanakan kehamilan untuk rutin memeriksakan kondisi ke dokter.

Tujuan pemeriksaan rutin bahkan sebelum hamil adalah untuk mendeteksi adanya risiko diabetes gestasional serta kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.

Bila memang diketahui pasien memiliki kondisi diabetes gestasional saat hamil, dokter akan menganjurkan pemeriksaan yang lebih sering.

Waktu paling penting untuk memeriksakan diri lebih sering adalah trimester akhir kehamilan, agar dokter dapat mengecek kadar gula darah sang ibu sekaligus kesehatan bayi.

Tinjauan
Diabetes gestasional secara umum tak menyebabkan gejala, namun beberapa keluhan yang dapat terjadi adalah mendengkur, tubuh cepat lelah, sering buang air kecil, haus berlebihan, dan penglihatan buram.

Pemeriksaan Diabetes Gestasional

Ketika dokter pada pemeriksaan awal (pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan) telah mencurigai bahwa pasien memiliki risiko diabetes gestasional, beberapa tes penunjang berikut sangat perlu pasien tempuh [1] :

Pemeriksaan ini sebenarnya merupakan pemeriksaan kadar gula darah, namun dokter menerapkannya sejam sebelum dan sesudah dokter memberikan cairan gula kepada pasien [8].

Jika hasil pemeriksaan awal menunjukkan angka lebih dari 130-140 mg/dL (hasil abnormal), dokter biasanya memutuskan agar pasien bisa menempuh tes toleransi glukosa oral lanjutan [8].

  • Tes Toleransi Glukosa Oral Lanjutan

Tes ini diterapkan secara berbeda karena dokter akan meminta pasien untuk berpuasa semalaman sebelum menempuhnya [8].

Tes ini direkomendasikan untuk ditempuh pagi hari di mana dokter mengambil darah pertama dilanjutkan dengan pemberian air gula berkadar gula lebih tinggi dari tes sebelumnya [8].

Pemeriksaan kadar gula darah kemudian akan dokter periksa setiap jam 3 kali [8].

2 saja dari 3 hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan tingginya kadar gula darah pasien, baru dokter memastikan bahwa pasien positif diabetes gestasional [8].

Selain itu, sangat dianjurkan bagi pasien untuk memeriksakan diri pada usia kehamilan minggu ke-24 dan 28 dengan menempuh tes skrining [1].

Dokter biasanya akan menyarankan pasien agar rutin memeriksakan diri dan kandungan ketika mengetahui bahwa keluarga pasien memiliki riwayat penyakit diabetes.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes toleransi glukosa awal, dan tes toleransi glukosa lanjutan merupakan metode pemeriksaan untuk pasien dengan risiko atau gejala diabetes gestasional.

Pengobatan Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional dapat ditangani melalui dua cara, yakni perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan juga penggunaan obat-obatan.

Melalui Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat umumnya meliputi asupan makanan dan latihan fisik rutin seperti berikut [9,10,11] :

  • Asup makanan menyehatkan berupa gandum utuh, protein tanpa lemak, sayur serta buah segar.
  • Hindari makanan-makanan yang tinggi kalori, karbohidrat dan lemak.
  • Alih-alih mengonsumsi makanan tak sehat, memperbanyak asupan serat sangat baik dalam menjaga kestabilan berat badan.
  • Selain memperbaiki pola makan, pastikan juga tubuh tetap bergerak aktif melalui olahraga ringan sekalipun.
  • Berolahraga setidaknya 30-60 menit sehari sangat baik bagi kesehatan tubuh. Berjalan kaki, bersepeda dan berenang adalah pilihan tepat dan aman bagi para ibu hamil. Bahkan bergerak untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga hingga berkebun juga dianjurkan.

Rajin berolahraga tak hanya bermanfaat menurunkan atau menjaga berat badan, tapi juga membantu agar wanita hamil lebih nyaman, terhindar dari sembelit, pembengkakan, nyeri punggung, kram otot, dan gangguan tidur [10].

Melalui Pemantauan Kadar Gula Darah

Selain menjalani hidup sehat, selama hamil para wanita dianjurkan untuk mengecek kadar gula darah sehari 4 kali atau lebih [3].

Kadar gula darah paling rentan mengalami lonjakan terutama di pagi hari serta setiap usai makan, maka pantau kadar gula darah dengan baik [3,12].

Melalui Obat-obatan

Ada kalanya diabetes gestasional tak semudah itu diatasi melalui diet dan olahraga.

Jika perlu, dokter bahkan dapat memberikan pasien injeksi insulin agar kadar gula darah yang begitu tinggi bisa berkurang [3,6].

Selain suntikan insulin, dokter kemungkinan akan meresepkan obat pengontrol gula darah dan tekanan darah yang bisa diminum oleh pasien [1,3,4].

Namun apapun resep obat yang diberikan oleh dokter, pastikan pasien sudah berkonsultasi secara rinci, termasuk mengetahui efek sampingnya.

Melalui Pemantauan Janin dan Pasca Persalinan

Pemantauan dan observasi pada janin selama kehamilan penting untuk mengetahui perkembangannya.

USG adalah salah satu cara memantau kesehatan dan perkembangan janin selama di dalam kandungan [14].

Trimester akhir adalah masa-masa yang paling dianjurkan oleh dokter agar ibu hamil lebih rutin memeriksakan diri.

Tak hanya itu, setelah persalinan pun para ibu diharap untuk tetap rutin mengecek kadar gula darah.

Dalam waktu 6-12 minggu pasca melahirkan, pemantauan kadar gula darah tetap dilakukan untuk mengetahui apakah kadar yang semula tinggi dapat kembali normal [13].

Tinjauan
Penanganan diabetes gestasional umumnya adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, menggunakan obat resep dokter, mengecek kadar gula darah dan tekanan darah secara rutin selama hamil, serta memantau kondisi kehamilan maupun kondisi pasca persalinan.

Komplikasi Diabetes Gestasional

Komplikasi diabetes gestasional dapat meningkatkan berbagai macam risiko komplikasi.

Terdapat dua jenis kondisi komplikasi, yaitu komplikasi yang bisa memengaruhi kondisi sang ibu hamil dan komplikasi yang memengaruhi kondisi sang bayi.

Komplikasi pada Ibu Hamil

Beberapa kondisi yang dapat terjadi pada sang ibu hamil ketika diabetes gestasional tak segera ditangani diantaranya :

  • Diabetes

Risiko terkena penyakit diabetes jauh lebih tinggi pada wanita hamil yang mengalami diabetes gestasional [1].

Diabetes dapat terjadi di masa mendatang, baik pada kehamilan berikutnya maupun saat masuk usia lanjut.

  • Preeklampsia dan Darah Tinggi

Diabetes gestasional yang tak memperoleh penanganan juga sangat rentan berkembang menjadi kondisi-kondisi serius seperti tekanan darah tinggi maupun preeklampsia [1,3,4,5,6].

Jika tekanan darah tak terkendali, begitu pula dengan kondisi preeklampsia, maka hal ini mampu berakibat fatal bagi sang ibu maupun bayi.

Komplikasi pada Bayi

Tak hanya sang calon ibu yang berada dalam bahaya karena diabetes gestasional, sebab bayi pun memiliki risiko bahaya sama besar.

Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi yang para calon ibu perlu perhatikan dan waspadai :

  • Berat Lahir Bayi Berlebihan

Seorang ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional akan meningkatkan risiko janin dalam kandungan ikut berkembang terlalu besar [3].

Hal ini menyebabkan bayi kelebihan berat badan saat lahir yang kemudian mampu berakibat pada cedera saat lahir.

Kondisi ini pun menjadi salah satu alasan mengapa sang ibu perlu melahirkan dengan metode bedah caesar [5,6].

  • Hipoglikemia

Pada beberapa kasus, diabetes gestasional yang diderita oleh sang ibu justru menyebabkan anak mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah rendah tepat setelah lahir [1].

Jika hal ini sampai terjadi, bayi akan mengalami kejang-kejang [1].

Meski jarang terjadi, dokter dalam hal ini akan menangani dengan memberikan glukosa intravena sebagai solusi supaya kadar glukosa darah bayi menuju normal [1].

  • Bayi Lahir Prematur

Karena kadar gula darah wanita hamil yang sangat tinggi pada kondisi diabetes gestasional, hal ini mampu menyebabkan bayi lahir prematur [3,5,6].

Namun umumnya, dokter sudah pasti akan memberi tahu sang calon ibu dan merekomendasikan persalinan lebih awal, terutama juga dikarenakan ukuran bayi yang semakin besa di dalam kandungan.

Bayi yang lahir dari sang ibu yang memiliki kondisi diabetes gestasional, terutama bila bayi lahir prematur maka berpotensi mengalami respiratory distress syndrome [1,3,6].

Kondisi ini menyebabkan bayi mengalami kesulitan bernapas.

Ketika seorang wanita pernah mengalami diabetes gestasional semasa hamil, maka risiko bayi mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 di masa mendatang jauh lebih tinggi [1].

Diabetes gestasional tak hanya membahayakan sang ibu, tapi juga sang bayi nantinya saat tumbuh semakin besar.

  • Stillbirth

Diabetes gestasional yang tidak segera diatasi akan berakibat buruk bagi kondisi janin dalam kandungan [3].

Bayi dapat meninggal sebelum berhasil dilahirkan atau sebuah kondisi di mana bayi meninggal di dalam kandungan.

Namun, ada pula kasus di mana seorang bayi meninggal tak lama setelah lahir.

Tinjauan
Berbagai risiko komplikasi yang dapat terjadi baik pada sang ibu hamil maupun bayi dalam kandungan karena diabetes gestasional adalah preeklampsia, darah tinggi, diabetes tipe 2, obesitas, stillbirth, bayi lahir dengan berat badan berlebih, bedah caesar, bayi lahir prematur, bayi sulit bernapas, dan bayi mengalami hipoglikemia.

Pencegahan Diabetes Gestasional

Tidak terdapat cara yang pasti mampu mencegah diabetes gestasional agar tidak terjadi sama sekali.

Namun, penerapan gaya hidup sehat sejak muda sangat memengaruhi kondisi kehamilan yang sehat sehingga bayi pun lahir dengan kondisi normal dan sehat pula.

Berikut ini adalah sejumlah kebiasaan baik nan sehat yang bisa diterapkan sebelum merencanakan kehamilan agar risikonya dapat berkurang.

  • Makan Makanan Sehat

Penting untuk mulai memilih mengonsumsi makanan-makanan kaya serat namun rendah lemak serta kalori [9].

Oleh sebab itu, dalam meminimalisir risiko diabetes gestasional, pastikan untuk mengasup gandum utuh, sayuran, dan buah lebih banyak [9].

  • Memerhatikan Porsi Makan

Tak hanya jenis asupan makanannya saja yang perlu diperhatikan, tapi juga porsi makanan.

Segala yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan, oleh sebab itu pastikan untuk menjaga agar makanan yang dikonsumsi tidak berlebihan.

Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh pun pastikan tetap seimbang agar bermanfaat bagi tubuh.

  • Melakukan Olahraga

Bergerak aktif sangat membantu dalam membakar lemak serta kalori yang masuk ke dalam tubuh.

Baik sebelum maupun sedang hamil, pastikan untuk tetap melakukan latihan fisik agar risiko diabetes gestasional bisa diperkecil [10,11].

Setidaknya, gunakan waktu 30 menit 3-5 kali dalam seminggu untuk melakukan olahraga, seperti jalan kaki, jogging, atau setidaknya jalan cepat [11].

Bahkan terdapat pula beberapa jenis olahraga lain yang bisa dijalani, seperti berenang atau bersepeda [10,11].

Hal-hal yang sepertinya biasa, seperti naik turun tangga daripada naik lift lalu memarkir kendaraan cukup jauh dari toko sehingga ada waktu untuk berjalan juga sangat menguntungkan bagi kesehatan [10].

  • Mencegah Kenaikan Berat Badan Lebih dari yang Direkomendasikan

Usahakan agar berat badan yang naik selama kehamilan tetap terkontrol dan tidak menjadi berlebihan.

Berat badan kehamilan yang normal dan sehat tentunya tidak akan memicu diabetes gestasional.

Maka dari itu, konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini secara rinci dan jaga berat badan dengan benar.

Tinjauan
Menjaga pola hidup tetap sehat melalui asupan berserat tinggi rendah lemak, kalori dan karbohidrat, terhindar dari obesitas, mengecek kadar gula darah rutin, dan rajin aktif berolahraga merupakan cara-cara meminimalisir risiko diabetes gestasional.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment