Bila pedofilia menyebabkan orang dewasa tertarik secara seksual pada anak-anak, maka gerontofilia berada di ujung spektrum yang berlawanan.
Gerontofilia adalah orientasi usia erotis dimana seseorang cenderung terangsang oleh orang usia lanjut.
Daftar isi
Apa itu Gerontofilia?
Seperti yang telah disebutkan di atas, gerontofilia adalah suatu spesiesfetisisme, yaitu gairah yang timbul terhadap orang yang sudah lanjut usia. [1]
Ini artinya, ketertarikan terjadi bukan pada orangnya secara pribadi, bukan pada tubuhnya, tetapi benar-benar hanya karena faktor usia. [1]
Gerontofilia juga termasuk salah satu cabang dari chronophilia, suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis parafilia, dimana seorang individu mengalami ketertarikan seksual yang spesifik terhadap kelompok usia tertentu. [2]
Ayah dari studi mengenai seksualitas yang tidak normal, Richard von Krafft-Ebing, adalah orang yang pertama kali menggambarkan bahwa penyimpangan ini menyebabkan seseorang terangsang secara spesifik olah orang lanjut usia.
Di tahun 1981, seorang seksolog bernama John Money, menjelaskan definisi tersebut dengan menyebutkan bahwa gerontofilia adalah kondisi dimana seorang dewasa muda bergantung pada aktualitas atau fantasi aktivitas erotoseksual dengan pasangan yang usianya jauh lebih tua supaya bisa terangsang hingga terus mencapai orgasme. [1, 3]
Poin penting dari semua itu adalah bahwa gerontofil sangat bergantung pada aktivitas seksual dengan pasangan yang berusia tua agar bisa mengalami orgasme, bukan hanya karena mereka mau melakukannya.
Gerontofilia bukan hanya tentang cinta dan bukan tentang berapa banyak warisan yang bisa didapatkan bila pasangannya meninggal lebih dulu.
Gerontofilia lebih tentang ketertarikan yang sulit untuk dijelaskan, yang berhubungan dengan usia, seperti kerut-kerut di kulit, postur tubuh yang mulai bungkuk, kerapuhan, uban, gerakan yang pelan, dan sebagainya. [3]
Penyebab Gerontofilia
Gerontofilia adalah penyimpangan yang bermanifestasi sebagai ketertarikan berlebih terhadap orang yang jauh lebih tua. Penyebabnya bisa karena hal-hal berikut:
- Hubungan dengan ayah atau ibu yang tidak ideal atau tidak terpenuhi
- Kurang mendapat perhatian ketika usia kanak-kanak dan remaja
- Pengalaman yang menyakitkan ketika membangun hubungan dengan teman sebaya
- Ketidakmampuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan teman sebaya
- Kepercayaan diri yang rendah
Apakah Gerontofilia Termasuk Penyimpangan?
Dalam lingkup penyimpangan yang sesungguhnya dari gerontofil, tidak ada jumlah yang jelas diketahui, atau bahkan usaha yang berlangsung untuk mengumpulkan data mengenai ini.
Gerontofil juga tidak disebutkan baik dalam dua hasil karya Alfred Kinsey yang terkenal, Sexual Behavior in the Human Male (1948) maupun dalam Sexual Behavior in the Human Female (1953). [3]
Juga, tidak seperti pedofilia, gerontofilia tidak pernah dimasukkan ke dalam DSM (buku panduan mengenai diagnosa gangguan mental) versi manapun, dan tidak direncanakan untuk dimasukkan ke dalam DSM yang akan datang. [3]
Pendapat umum menyebutkan bahwa jika pelaku dan pasangan lajut usianya sama-sama tidak terganggu dan sama-sama mau menjalani hubungan yang terjadi, maka tidak ada alasan bagi gerontofilia untuk dianggap sebagai gangguan mental.
Orientasi usia erotis gerontofil tidak buruk atau berbahaya secara intrinsik. Bahkan, faktanya, bagi pasangan mereka yang sudah lanjut usia dan masih tertarik secara seksual pada orang muda, menjadi subjek kasih sayang orang yang usianya jauh dibawah mereka bisa terasa sebagai berkah.
Perlukah Gerontofilia Diobati?
DSM-5 menyebutkan untuk pertama kalinya dalam sejarah penerbitan DSM bahwa parafilia tidak bisa benar-benar dikategorikan sebagai gangguan mental. [4]
Tanpa bukti substansial atas pelecehan seksual, parafilia dalam konteks orang lanjut usia sebagai kelompok usia yang dipilih tidak sesuai dengan definisi parafilia kontemporer.
DSM secara spesifik memasukkan orang lanjut usia dalam rentang “sudah matang secara fisik dan bersedia untuk menjalin hubungan” sehingga hal tersebut bertentangan dengan kondisi “korban” yang termasuk dalam objek gerontofilia.
Pada kasus sadisme dan/atau pembunuhan dengan dasar nafsu, psikiater dan ahli hukum lebih khawatir tentang sadisme dan pembunuhannya dibandingkan orientasi usia erotik pelakunya.
Usia korban bisa menjadi implikasi langsung. Penyerangan yang bersifat seksual dianggap kriminal bila usia korban di bawah 14 tahun atau telah lanjut, yang artinya 65 tahun atau lebih.
Tetapi jika gangguan sadisme seksual berdasarkan DSM-5 memang terdiagnosa, maka pelaku bisa dimasukkan ke dalam kategori gerontofilia yang perlu dirawat dan diberi terapi. [4]