Hodophobia : Penyebab, Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Hodophobia?

Hodophobia merupakan salah satu jenis fobia spesifik di mana seseorang dapat begitu takut secara berlebihan dan irasional terhadap aktivitas bepergian www.babame.com/, berwisata atau traveling [1,2,5,8].

Kecemasan dan kekhawatiran yang dialami orang-orang dengan hodophobia terhadap traveling lebih dari normalnya [1,2,5,8].

Biasanya, ketakutan tersebut meliputi ketakutan terhadap kekerasan dan kecelakaan selama mereka pergi liburan atau jalan-jalan [1,2,5,8].

Mereka dapat meyakini bahwa akan ada suatu bahaya yang terjadi ketika pergi traveling dan hal ini akan lebih diperparah apabila seseorang memiliki fobia sosial (fobia terhadap interaksi sosial) dan agoraphobia (fobia terhadap kerumunan atau tempat ramai) [1,2,5,8].

Tinjauan
Hodophobia adalah fobia spesifik ketika seseorang takut dan cemas berlebihan serta irasional terhadap aktivitas berwisata atau traveling.

Penyebab Hodophobia

Ketakutan berlebih terhadap kegiatan berwisata atau traveling sebenarnya dapat disebabkan atau dipicu oleh sejumlah faktor yang umumnya menimbulkan fobia spesifik.

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko pada seseorang untuk mengalami hodophobia.

  • Pengalaman Tak Menyenangkan

Ketakutan berlebih dalam hal apapun, tak terkecuali dalam hal traveling, seringkali disebabkan oleh pengalaman yang tak menyenangkan [1,3].

Seseorang yang pernah berjalan-jalan ke luar kota atau bahkan ke luar negeri dan memiliki kenangan buruk baik secara emosional maupun fisik tentu akan memicu rasa kapok [1,3].

Terjadinya kecelakaan transportasi; pengalaman perampokan, pencurian, pencopetan, pelecehan, dan penganiayaan; dan serangan panik yang mungkin sempat kambuh di kota atau negeri orang dapat menyebabkan rasa trauma mendalam pada beberapa orang [1,2].

  • Pandemi

Wabah penyakit tertentu dapat menjadi pertimbangan banyak orang untuk melakukan wisata [2].

Tidak hanya menjadi pertimbangan, hal ini dapat menjadi penyebab rasa takut dan cemas berlebihan [2].

Takut dan khawatir tertular penyakit saat bepergian menjadi alasan menghindari traveling [2].

Walau pandemi atau wabah penyakit tersebut telah berakhir, ketakutan dan kecemasan berlebih untuk mengunjungi wilayah tertentu pun akan tetap ada [2].

  • Faktor Genetik

Seperti pada kasus fobia spesifik lain, orang-orang dengan anggota keluarga (khususnya orang tua) yang memiliki riwayat gangguan kesehatan mental akan meningkatkan risiko gangguan mental yang sama [4].

Salah satu gangguan mental yang dimaksud tentu adalah ketakutan berlebih seperti hodophobia [4].

Adanya anggota keluarga inti pengidap gangguan kecemasan, fobia, atau depresi akan memperbesar peluang anggota keluarga lain (khususnya orang tua ke anak) untuk mengalami kondisi serupa [4].

  • Perang

Di beberapa negara terdapat konflik tak berkesudahan yang berpotensi menjadikan seseorang mengalami hodophobia [5].

Rasa takut dan cemas berlebihnya timbul karena membayangkan betapa berbahayanya mengunjungi sebuah wilayah penuh konflik [5].

  • Terorisme

Rasa cemas berlebihan untuk traveling juga dapat dialami karena alasan terorisme [2,6].

Pembajakan pesawat adalah salah satu kemungkinan yang mampu membuat seseorang sangat ketakutan hanya dengan membayangkannya [2,6].

Namun penderita hodophobia dapat menjadikannya satu alasan utama dalam menghindari traveling [2,6].

  • Kondisi Kesehatan Tertentu

Memiliki gangguan kesehatan tertentu saat sedang melakukan perjalanan atau bepergian, seperti mabuk, pusing atau bahkan vertigo setiap naik transportasi tertentu dapat memicu hodophobia [1].

Kekhawatiran akan beberapa kondisi tersebut timbul saat sedang traveling bisa timbul pada beberapa orang [1].

Kekhawatiran dapat meliputi khawatir akan malu karena nantinya terdapat kemungkinan muntah, khawatir merepotkan orang sekitar, atau khawatir tak bisa mengatasi sendiri kondisi yang terjadi [1].

Tinjauan
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko hodophobia adalah faktor genetik, pengalaman traumatis, adanya pandemi, memiliki kondisi kesehatan tertentu, perang, dan terorisme.

Gejala Hodophobia

Gejala-gejala yang berkaitan dengan kecemasan menjadi karakteristik utama yang nampak ketika seseorang mengalami hodophobia [1,2,5].

Gejala kecemasan ini menjadi kondisi utama yang timbul saat membayangkan diri traveling, diajak traveling, atau sedang traveling [1,2,5].

Terdapat gejala fisik, perilaku maupun psikologis yang dapat dialami oleh penderita hodophobia seperti di bawah ini [1,2,3,4,5] :

  • Nafas menjadi lebih cepat
  • Detak jantung lebih cepat
  • Tekanan darah meningkat
  • Tubuh berkeringat lebih banyak
  • Mulut kering
  • Mual
  • Nyeri pada perut
  • Diare
  • Pusing
  • Penurunan nafsu makan
  • Ketegangan dan kelemahan pada otot tubuh
  • Tubuh gemetaran
  • Nyeri pada dada
  • Kelinglungan
  • Berusaha menghindari pembicaraan dan aktivitas yang berkaitan dengan traveling

Pada beberapa kasus hodophobia, kondisi gejala yang dialami penderita bisa saja jauh lebih parah. Beberapa gejala lanjutan yang dapat menunjukkan kondisi hodophobia adalah [1,2,3,4,5] :

  • Tubuh membeku di tempat
  • Serangan panik
  • Kesulitan bernafas
  • Tubuh menggigil
  • Seperti akan kehilangan kesadaran
  • Timbul perasaan tidak berdaya dan terjebak

Beberapa hal dapat terjadi pada penderita hodophobia yang menunjukkan bahwa rasa takut dan kecemasan mereka bersifat irasional dan ekstrem [1,2,3,4,5].

  • Merasa takut mengemudikan mobil atau naik mobil.
  • Merasa takut melakukan wisata dengan kereta, pesawat, bus, kapal maupun alat transportasi lainnya.
  • Merasa takut yang persisten dan intens akan terpisah dari anggota keluarga, pasangan atau teman saat sedang berwisata bersama.
  • Merasa takut dan tidak mampu untuk berwisata sendirian.
  • Merasa bergantung kepada anggota keluarga, pasangan atau teman untuk berwisata bersama agar merasa lebih nyaman dan aman.
  • Mengalami serangan panik baik ketika sedang membeli tiket untuk berlibur, mereservasi penginapan, maupun di berbagai situasi yang berhubungan dengan traveling (khususnya sebelum aksi traveling itu sendiri).
  • Merasa takut berwisata atau berjalan-jalan terlalu jauh dari rumah; hal ini seringkali disalahkategorikan sebagai fobia sosial atau klaustrofobia, padahal penderita sama sekali tidak takut untuk bersosialisasi/berinteraksi dengan orang lain maupun berada di ruangan kecil nan sempit.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter atau psikolog?

Ketika mengalami gejala-gejala dalam bentuk kecemasan berlebih sebelum maupun selama traveling, lalu rasa takut tersebut menghambat aktivitas traveling itu sendiri, hal ini dapat dicurigai mengarah pada hodophobia.

Apabila rasa cemas dan takut terhadap traveling begitu besar hingga pada akhirnya menghambat pekerjaan yang mengharuskan traveling, hal ini pun perlu dipertanyakan.

Keengganan untuk ikut traveling bahkan ketika anggota keluarga atau teman dekat yang mengajak hingga terganggunya hubungan dengan orang terdekat karena traveling dapat pula dikonsultasikan ke psikolog.

Pada beberapa penderita hodophobia, mereka bahkan enggan mengemudikan mobilnya sendiri karena rasa takut berlebihan.

Terlebih bila pernah atau sedang memiliki kondisi gejala gangguan mental lain, termasuk depresi, maka segera datang pada dokter atau psikolog untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi lebih lanjut.

Tinjauan
Gejala hodophobia paling utama adalah kecemasan berlebih dan penghindaran dari segala hal yang berkaitan dengan aktivitas traveling.

Pemeriksaan Hodophobia

Fobia spesifik apapun tidak mudah untuk didiagnosa dan tidak terdapat cara khusus untuk mendiagnosanya [2].

Namun, evaluasi psikologis yang disertai dengan pemeriksaan fisik adalah metode yang banyak digunakan untuk memastikan gejala mengarah pada fobia tertentu [2,7].

Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah trauma dan kecemasan penderita dengan gejala hodophobia memiliki kaitan dengan gangguan kesehatan fisik.

Selain pemeriksaan fisik, evaluasi psikologis akan dilakukan berdasarkan pada panduan kriteria diagnostik DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual 5th Edition) [7].

Penderita gejala hodophobia maupun fobia-fobia spesifik lain yang memenuhi kriteria berikut maka akan lebih mudah dalam penegakan diagnosa [7].

  • Pasien memiliki ketakutan berlebih terhadap kegiatan berwisata atau traveling yang bersifat irasional, intens dan persisten. Kecemasan berlebih ini akan timbul ketika terdapat faktor (situasi tertentu) yang berkaitan dengan traveling.
  • Pasien merespon dalam bentuk rasa takut dan cemas yang berlebihan seperti sedang berada dalam bahaya ketika menjumpai situasi yang berhubungan dengan traveling.
  • Pasien memilih menghindar dari segala situasi yang berhubungan dengan traveling.
  • Pasien mengalami gejala-gejala tersebut setidaknya selama 6 bulan.
  • Pasien mengalami hambatan dan penurunan kualitas dalam hidupnya sehari-hari karena perilaku dan kebiasaan menghindar dari segala hal yang berkaitan dengan traveling.
  • Gejala-gejala yang dialami pasien bukan disebabkan oleh kondisi mental lain.

Dokter ahli kesehatan mental dan jiwa juga perlu mengumpulkan informasi mengenai riwayat penyakit mental pasien maupun keluarga pasien untuk menegakkan diagnosa.

Dokter juga perlu mengetahui apa saja obat maupun suplemen yang sempat digunakan oleh pasien.

Informasi mengenai pengalaman traveling pasien dan gejala apa saja yang terjadi selama melakukan traveling.

Pasien juga dapat menceritakan sendiri tentang apa saja pemicu gejala hodophobia, kapan saja gejala muncul, apa saja yang dapat memperburuk maupun membuat gejala lebih baik.

Tinjauan
Evaluasi psikologis berdasarkan kriteria diagnostik DSM-5 adalah metode pemeriksaan untuk fobia spesifik pada umumnya, tak terkecuali hodophobia.

Penanganan Hodophobia

Penanganan untuk pasien hodophobia pada dasarnya hampir sama dengan penanganan fobia spesifik lain.

Berikut ini adalah sejumlah metode penanganan untuk merawat pasien dengan gejala-gejala hodophobia.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Psikoterapi dalam bentuk terapi perilaku kognitif adalah salah satu perawatan untuk pasien fobia spesifik yang paling efektif dan banyak diterapkan [2,5].

Melalui terapi ini, terapis profesional akan membantu pasien dalam memperbaiki dan mengubah reaksi, pola pikir, serta perilaku yang negatif menjadi lebih positif [2,5].

Segala reaksi dan cara berpikir negatif terhadap traveling pada pasien akan perlahan dibenahi melalui terapi bicara atau konseling [2,5].

Selain terapi perilaku kognitif, terapi eksposur atau pemaparan terhadap situasi atau obyek yang menimbulkan rasa takut juga penting untuk pasien tempuh [2,3,4,5].

Proses eksposur akan diterapkan secara bertahap yang juga banyak membantu para pasien fobia spesifik dalam menangani rasa cemas dan takut berlebihnya [3,4].

Terapis selama sesi akan menunjukkan kepada pasien aktivitas traveling melalui gambar maupun video; terkadang melalui audio juga [2].

Pasien akan dibimbing untuk memahami segala faktor yang dapat memicu gejala hodophobia [2,3,4,5].

Namun di saat yang sama, terapis juga akan membantu pasien untuk dapat mengendalikan gejala yang timbul akibat pemaparan [2,3,4,5].

Terapis bahkan dapat mengambil keputusan untuk mengajak pasien traveling dalam perjalanan pendek lebih dulu [2].

Hal ini bertujuan agar pasien terbiasa dengan aktivitas wisata atau jalan-jalan, mampu mengendalikan gejalanya, serta tidak menghindari traveling lagi [2].

  • Obat-obatan Anticemas

Selain psikoterapi, seringkali obat-obatan antidepresan dan anticemas perlu digunakan oleh pasien setiap hari [1,2,5].

Bahkan ketika gejala sedang tidak terjadi, pasien wajib tetap mengonsumsi obat-obatan untuk meningkatkan efektivitas hasil perawatan [1,2,5].

Kombinasi antara psikoterapi dan farmakoterapi biasanya memiliki efektivitas lebih tinggi dalam memulihkan pasien [1,2,5].

Adakah cara mengatasi rasa cemas dan takut bepergian?

Agar gejala-gejala ringan hodophobia tidak mudah timbul dan dapat dikendalikan dengan baik, maka selain terapi terdapat beberapa langkah yang bisa diupayakan [2,8].

  • Mencari informasi selengkap dan sedetail mungkin mengenai transportasi, penginapan hingga tempat-tempat yang ingin dikunjungi ketika hendak bepergian.
  • Menghindari konsumsi obat tidur maupun alkohol ketika bepergian.
  • Beristirahat yang cukup beberapa hari sebelum dan saat sedang bepergian; pastikan juga agar tidak mengalami dehidrasi.
  • Merencanakan perjalanan dengan baik dan detail, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk sampai di tempat tujuan, transportasi apa saja yang akan digunakan, tempat makan, hingga penginapan yang lokasinya strategis.
  • Membawa teman ketika bepergian dan hindari pergi sendirian karena memiliki teman bepergian akan membuat perasaan lebih tenang.
Tinjauan
Penanganan hodophobia meliputi psikoterapi (terapi perilaku kognitif dan terapi eksposur) serta obat-obatan anticemas dan antidepresan.

Komplikasi Hodophobia

Hodophobia sama halnya dengan kondisi fobia spesifik lain yang apabila tidak ditangani dengan baik maka akan membuat gejala bertambah buruk.

Penghindaran dari aktivitas traveling atau bepergian dapat mengakibatkan depresi hingga isolasi diri jika gejala semakin serius.

Pencegahan Hodophobia

Belum diketahui cara mencegah agar hodophobia sama sekali tidak terjadi pada seseorang.

Namun dengan memeriksakan gejala sedini mungkin dan memperoleh terapi secepatnya, maka berbagai risiko komplikasi buruk dapat diminimalisir.

Tinjauan
Belum ada langkah pencegahan untuk hodophobia, namun deteksi dan penanganan dini akan menghindarkan penderita dari risiko komplikasi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment