5 Cara Mencegah Bayi Meninggal dalam Kandungan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bayi meninggal dalam kandungan ibunya atau bisa disebut juga lahir mati, merupakan satu peristiwa buruk yang terkadang dialami oleh para ibu hamil. Peristiwa bayi meninggal dalam kandungan biasanya ditandai dengan munculnya bercak darah pada rentang usia kehamilan antara minggu ke-20 sampai waktu persalinan [1].

Bayi meninggal dalam kandungan sekilas memang mirip dengan keguguran, namun ternyata itu adalah dua hal yang berbeda. Jika lahir mati terjadi diatas usia kandungan 20 minggu, sedangkan keguguran terjadi apabila janin berusia dibawah 20 minggu [2].

Meninggalnya bayi di dalam kandungan bisa dideteksi oleh dokter menggunakan teknologi ultrasound. Di mana ultrasound akan mendeteksi apakah jantung si bayi berdetak atau tidak. Jika tidak ditemukan detak jantung pada bayi, maka bayi tersebut dinyatakan meninggal dalam kandungan. Hal yang menjadi pilihan untuk dilakukan saat bayi meninggal dalam kandungan adalah menginduksi persalinan [2].

Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan

Penyebab yang pertama bayi meninggal adalah adanya komplikasi kehamilan dan persalinan. Di mana komplikasi ini menjadi penyumbang hampir sepertiga dari kematian bayi dalam kandungan. Tekanan darah tinggi yang dialami oleh si ibu hamil juga bisa menyebabkan bayinya meninggal dalam kandungan, yang mana hal itu terjadi karena hipertensi kronis dan pre-eklampsia dapat berpengaruh langsung pada kehamilan [2].

Selain faktor internal seperti penyakit dan kondisi kesehatan ibu hamil dari dalam, ada beberapa faktor luar yang juga membahayakan dan berdampak pada meninggalnya bayi dalam kandungan. Penggunaan obat-obatan terlarang, tembakau, rokok, ganja bahkan obat penghilang rasa sakit tanpa resep juga sangat beresiko bagi bayi yang dikandungnya. Karena penggunaan obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil yang berdampak langsung ke janin yang ada dalam kandungannya [1].

Gejala Umum yang Dirasakan Ibu Hamil saat Bayi Meninggal dalam Kandungan

Saat bayi meninggal dalam kandungan, terdapat gejala-gejala umum yang biasanya akan dirasakan oleh si ibu. Awalnya mungkin tidak terlalu dipedulikan karena gejalanya masih tergolong biasa seperti kram dan terasa nyeri. Gejala cukup serius baru disadari saat terjadinya pendarahan dadi vagina, puncaknya adalah saat bayi yang dikandung berhenti bergerak. [1]

Hal itu menjadi tanda dan gejala paling kuat meninggalnya bayi di dalam kandungan, karena seharusnya bayi sudah bisa menendang secara teratur di usia 26 sampai 28 minggu dalam kandungan. Yang pasti jika bayi di dalam kandungan masih hidup, paling tidak mereka akan melakukan gerakan yang dapat dirasakan oleh ibunya. [1]

Baiknya adalah coba untuk menghitung tendangan yang dilakukan oleh si bayi dalam perut, jika tendangannya dalam kurun waku dua jam kurang dari sepuluh kali, atau bahkan tidak ada gerakan apapun, hal tersebut harus segera dikonsultasikan dengan dokter [1].

Cara Mencegah Bayi Meninggal dalam Kandungan

Dengan pesatnya informasi yang dapat diakses dimana saja, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan dan banyak menelaah pengetahuan mengenainya kehamilan. Begitupun dengan terjadinya bayi yang meninggal dalam kandungan, meski terdengar menyedihkan namun hal itu sebenarnya masih bisa dicegah dari awal.

Atau setidaknya bisa menjadi pelajaran berharga bagi para ibu dan calon orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan ibu dan bayi.

Banyaknya faktor penyebab bayi yang meninggal dalam kandungan, juga harus sejalan dengan pencegahan yang harus dilakukan, paling tidak resikonya bisa lebih diturunkan lagi. Ada beberapa cara yang dapat mencegah atau menurunkan resiko supaya bayi tidak meninggal dalam kandungan.

  • Melakukan Pemeriksaan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kepada dokter. Itu berlaku bagi yang belum hamil, sudah pernah hamil maupun yang mengalami peristiwa bayinya meninggal dalam kandungan.

Pemeriksaan bertujuan untuk mendeteksi apakah si ibu bayi memiliki penyakit atau riwayat penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi atau sederet penyakit lain yang mengancam kandungan. Dengan memberikan diri terlebih dahulu, dokter dapat memang memantau keadaan ibu hamil selama kehamilan berlangsung [1].

  • Mengonsultasikan dengan Tepat

Pencegahan selanjutnya adalah menemui konselor genetik apabila meninggalnya bayi di kehamilan sebelumnya terjadi karena faktor genetik atau keturunan. Jika penyebabnya karena faktor genetik, berkonsultasi pada konselor genetik lebih tepat karena saran dan masukan yang akan diberikan lebib sesuai dengan bidang keilmuannya [1].

  • Hindari Gaya Hidup tidak Sehat

Minum-minuman bersoda atau beralkohol, mengonsumsi obat-obatan, dan merokok saat hamil dapat berpengaruh buruk secara langsung pada kehamilan. Bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi yang ada di dalam kandungan. Oleh karenanya apabila si ibu mempunyai kebiasaan tersebut, harus segera dihentikan saat dirinya hamil. [1]

Apabila sudah kecanduan, baiknya menemui dokter dan lembaga kesehatan yang tepat dan dapat menangani permasalahan tersebut. Karena jika hal seperti itu tidak segera ditangani, akan berpengaruh bagi kehamilan kehamilan selanjutnya [1].

  • Selalu Siap Bantuan Medis

Ini yang terkadang luput, para ibu hamil beserta keluarnya biasanya baru akan bersiaga dengan bantuan medis apabila sudah mendekati waktu kelahiran. Padahal bantuan medis harus disiagakan setiap saat. Permasalahan seperti pendarahan dan berbagai gejala lainnya juga perlu penanganan medis. [1]

Oleh karena itu sebaiknya keluarga dan si ibu hamil sudah menentukan akan dibawa ke dokter dan rumah sakit mana, mempersiapkan kendaraan dan segala kebutuhan untuk berjaga-jaga apabila ibu hamil mengalami hal-hal yang tidak beres selama kehamilannya [1].

  • Perawatan Prenatal

Mendapatkan perawatan prenatal yang baik juga harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk program hamil lagi. Hal itu bertujuan supaya dokter bisa meninjau apakah kehamilan si ibu memiliki resiko yang tinggi atau aman-aman saja. Jika kehamilan dianggap mempunyai resiko tinggi, dokter akan lebih mudah memantau perkembangan bayi di dalam kandungan. [1]

Seperti apabila bayi di dalam kandungan menunjukkan tanda-tanda keanehan, beberapa pilihan tindakan darurat seperti persalinan dini bisa dilakukan dengan cepat. Tentu bertujuan untuk menyelamatkan nyawa si ibu maupun bayinya [1].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment