Timbul rasa mual sekaligus keluar darah dari dalam hidung (mimisan) bisa terjadi pada siapa saja dan karena berbagai macam faktor.
Ketika seseorang mengalami kedua gejala atau keluhan tersebut, kenali beberapa kemungkinan kondisi yang bisa mendasarinya.
Berikut ini adalah deretan potensi penyebab mual dan mimisan yang bisa segera diatasi.
1. Gegar Otak
Cedera di bagian kepala seringkali mampu menyebabkan gegar otak, yakni cedera pada otak yang bersifat ringan hingga serius [1,2,3].
Gegar otak umumnya ditandai dengan timbulnya luka atau memar pada bagian kepala yang tak lama berpotensi menyebabkan rasa pusing pada penderitanya [1,2,3].
Selain pusing, berikut ini adalah sejumlah gejala gegar otak lain yang perlu diwaspadai [1,2,3] :
- Mual dan muntah
- Telinga berdengung
- Penglihatan kabur
- Linglung
- Sensitivitas mata terhadap cahaya meningkat
- Daya konsentrasi menurun atau terganggu
- Susah tidur
Bila gegar otak bersifat akut, maka mual adalah gejala yang umumnya terjadi sebagai keluhan awal [3].
Gejala-gejala tersebut bisa timbul beberapa menit hingga beberapa hari setelah cedera kepala terjadi [1,2,3].
Pada kondisi yang sudah tergolong lebih parah, mimisan atau keluarnya darah dari hidung hingga kehilangan kesadaran dan perubahan perilaku sangat mungkin dialami penderita [4].
Meski demikian, mimisan tetap adalah gejala yang paling jarang terjadi pada kasus gegar otak, jadi bila penderita mengalaminya hal ini berpotensi sebagai kondisi berat [4].
Mimisan bisa juga menandakan bahwa terjadi keretakan pada tulang tengkorak penderita akibat cedera otak/kepala yang parah [4].
Bila mual dan mimisan disertai beberapa gejala yang telah disebutkan, maka segera periksakan diri ke dokter.
2. Interaksi Obat
Penggunaan obat atau zat kimia lebih dari satu dan bersinggungan pada efeknya bisa kemudian menimbulkan masalah kesehatan bagi pengonsumsinya [5].
Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan mual hingga muntah adalah [6] :
- Suplemen zat besi
- Opioid
- Antidepresan
- Antibiotik
- Kemoterapi
- Ibuprofen, aspirin atau naproxen (obat anti-inflamasi)
Sementara itu, mimisan juga dapat ditimbulkan oleh penggunaan beberapa jenis obat, seperti [7] :
- Antiepileptik
- Antiplatelet
- Antikoagulan (obat pengencer darah)
- Anti-inflamasi / anti radang (naproxen, ibuprofen, atau aspirin)
Dua atau lebih obat yang digunakan bersamaan berisiko pada penurunan kadar efektivitas dari salah satu atau seluruh obat [8].
Tubuh pengguna obat tidak hanya tidak mendapat manfaat dari obat-obatan yang diminum, tapi juga berpotensi mengalami efek samping yang cukup buruk [8].
Bukan sekadar mual, mimisan atau gejala fisik lainnya, gejala psikis pun dapat timbul akibat interaksi obat [8].
3. Kecemasan
Seseorang dengan kecemasan umumnya mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, kekhawatiran berlebih, kegugupan, hingga penghindaran dari hal-hal yang memicu kecemasan [9].
Namun selain dari gejala psikis, seseorang dengan kecemasan berlebih pun mampu mengalami rangkaian gejala fisik, termasuk mual hingga mimisan [5,9,10].
Mual pada penderita kecemasan bisa terjadi karena cemas dan stres memengaruhi pencernaan [9].
Selain otak, sistem pencernaan memiliki jumlah saraf terbanyak di dalam tubuh manusia sehingga saat stres, gejala-gejala selain mual ini pun dapat turut dialami [9] :
- Sembelit
- Diare
- Gangguan pencernaan
- Kehilangan nafsu makan
- Kram pada perut
Sementara itu, mimisan bisa menjadi akibat tidak langsung dari rasa cemas atau stres berlebihan [10].
Ketika seseorang mengalami gangguan kecemasan, hal ini mampu memicu mimisan walaupun jarang karena berkaitan dengan perilaku dan kondisi kesehatan tertentu [10].
Saat seseorang sedang cemas dan stres, sakit kepala umumnya terjadi sebagai gejala utama di mana terkadang diikuti dengan hidung berdarah [10].
4. Keracunan Makanan
Keracunan makanan umumnya ditandai dengan rasa sakit di perut, mual, muntah hingga diare apabila cukup parah [11,12].
Kondisi keracunan makanan adalah ketika seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh racun atau bakteri [11].
Pada beberapa kasus keracunan makanan, penderitanya bahkan juga bisa mengalami perut kram hingga demam [12].
Mimisan bukan gejala utama keracunan makanan, namun bisa timbul pada penderita ketika kerusakan pembuluh darah kecil di dalam hidung terjadi akibat muntah terus-menerus [5].
5. Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik adalah kondisi kadar keton dalam tubuh yang lebih tinggi dari normalnya [13,14].
Jika seorang penderita diabetes tipe 1 mengalami bau mulut dengan aroma buah, hal ini menandakan ketoasidosis diabetik sedang dialami oleh penderita [13].
Seorang penderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 berpotensi mengalami ketoasidosis diabetik apabila [13,14,15,16,17] :
- Sedang dalam kondisi mengandung
- Sedang menstruasi
- Menggunakan kokain dan alkohol
- Mengalami pneumonia
- Mengalami infeksi saluran kemih
- Mengalami flu
- Tidak teratur dalam menyuntikkan insulin
- Tidak teratur dalam menggunakan obat diabetes yang diresepkan dokter
- Menggunakan obat diuretik
- Menggunakan obat kortikosteroid
- Mengalami trauma fisik atau emosional
- Mengalami serangan jantung
Mual adalah salah satu gejala dari ketoasidosis diabetik yang umumnya diikuti dengan beberapa gejala lain ini [13,14,15] :
- Nyeri pada perut
- Muntah-muntah
- Sering buang air kecil
- Sering haus
- Bau mulut (aroma buah)
Sementara itu, mimisan dapat terjadi sebagai efek dari pengobatan ketoasidosis diabetik [18].
Jika mual disertai mimisan cukup mengkhawatirkan, khususnya disertai dengan sejumlah gejala lain yang tidak wajar, segera periksakan diri ke dokter.
Tempuh beberapa metode pemeriksaan yang dokter anjurkan untuk mengidentifikasi penyebab mual dan mimisan tersebut.
Dengan begitu, dokter pun bisa secepatnya memberikan pertolongan medis sesuai penyebab yang mendasari.