Naphazoline adalah obat yang digunakan sebagai Dekongestan. Obat ini adalah agen Simpatomimetik dengan aktivitas Alpha Adrenergik. Naphazoline adalah Vasokonstriktor dengan tindakan cepat dalam mengurangi pembengkakan bila diolesi pada membran mukosa[1].
Daftar isi
Apa itu Naphazoline?
Berikut ini info mengenai Naphazoline, mulai dari indikasi, kelas, kategori, bentuk, peringatan dan lainnya[2]:
Indikasi | Mata merah, Mata bengkak, dan gatal/ berair, Alergi pada Mata, atau Iritasi pada Mata |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa dan Anak – anak |
Kelas | Amina Simpatomimetik |
Bentuk | Obat tetes mata |
Kontraindikasi | Glaukoma, Anatomis, dan Hipersensitivitas |
Peringatan | Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi Naphazoline jika Anda berada dalam kondisi berikut: → Pasien dengan atau memiliki riwayat Glukoma → Pasien dengan riwayat penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi → Pasien dengan atau memiliki riwayat Diabetes → Pasien dengan tiroid atau Hipertiroidisme |
Kategori Obat pada Masa Kehamilan dan Menyusui | Kategori C: Obat kategori ini bisa berdampak buruk pada janin namun biasanya dampaknya bisa membaik kembali. Studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi karena manfaat potensial mungkin beberapa ibu hamil memerlukan penggunaan obat ini. |
Tinjaun Naphazoline adalah obat yang digunakan sebagai Dekongestan. Obat ini adalah agen Simpatomimetik dalam mengurangi pembengkakan bila diolesi pada membran mukosa
Manfaat Naphazoline
Berikut manfaat penggunaan obat Naphazoline pada pasien dengan Mata merah, Mata bengkak, dan gatal/ berair, Alergi pada Mata, atau Iritasi pada mata[3]:
- Naphazoline adalah vasokonstriktor yang berfungsi dengan menstimulasi reseptor alrenergik alfa dalam arteriol.
- Naphazoline juga merupakan Agonis Reseptor Adrenergik Beta ringan, yang dapat menyebabkan pengganjalan vasodilasi setelah stimulasi adrenergik alfa.
Dosis Naphazoline
Dosis diberikan sesuai dengan laporan berdasarkan tanggapan tubuh terhadap obat. Berikut informasi tentang dosis penggunaan Naphazoline untuk Dewasa dan juga Anak – anak[[4]:
Dosis Dewasa
⇔ Dekongestan konjungtiva Obat tetes → Dosis: 0,05%, 1-2 tetes dalam setiap lubang hidung hingga 6 jam selama 3 hari. |
⇔ Hidung tersumbat Obat tetes → Dosis: 0,1%, 1-2 tetes ke kantung konjungtiva 3-4 jam, sesuai kebutuhan. |
⇔ Iritasi Mata Obat tetes → Dosis: 0,012%, 1-2 tetes ke dalam mata. |
Dosis Anak – anak
⇔ Dekongestan konjungtiva Obat tetes 12 tahun ke atas → Dosis: 0,05%, 1-2 tetes dalam setiap lubang hidung hingga 6 jam selama 3 hari. |
⇔ Iritasi Mata Obat tetes 12 tahun ke atas → Dosis: 0,012%, 1-2 tetes ke dalam mata. |
Efek Samping Naphazoline
Penggunaan Naphazoline secara berkala dapat menimbulkan efek samping ringan, berat, dan kronis sesuai dengan keadaan pasien. Berikut penggunaan efek samping penggunaan Naphazoline[5]:
Efek samping ringan
- Panas dingin
- Batuk
- Telinga tersumbat
- Demam
- Sakit kepala
- Pilek
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Mual
- Sakit perut
Efek samping berat
- Kesulitan dalam bernafas
- Gatal di kulit dan lainnya
- Kehilangan selera makan
- Kulit pecah – pecah
- Bercak pada kulit
- Kehilangan suara
Efek samping kronis
- Agitasi
- Kelenjar bengkak
- Pendarahan atau memar yang tidak biasa
- Mata atau kulit kuning
- Rasa terbakar, merangkak, gatal, mati rasa, atau perasaan geli
- Muntah darah
- Kulit pecah – pecah
- Kantuk berlebih
- Denyut nadi cepat, berdebar, atau tidak teratur
- Perubahan Mental dan Perilaku
- Iritasi berkelanjutan pada mata
Gejala Overdosis Parasetamol (Segera pergi ke IGD / emergency bila terdapat beberapa gejala ini):
- Penurunan suhu tubuh
- Kantuk berlebih
- Detak jantung lambat
- kelemahan parah
Detail Naphazoline
Berikut informasi untuk memahami lebih rinci mengenai Naphazoline, seperti overdosis, penyimpanan, cara kerja, interaksi dan lainnya[6]:
Penyimpanan | Obat tetes → Simpan pada suhu di antara 20 – 25° C → Jangan simpan di dalam pendingin → Lindungi dari cahaya dan kelembaban |
Cara Kerja | Deskripsi: Naphazoline adalah agonis reseptor adrenergik alfa yang menyebabkan vasokonstriksi dengan menstimulasi arteriol konjungtiva dan mukosa hidung sehingga mengurangi pembengkakan, kemerahan dan ketidaknyamanan ketika obat bekerja pada membran mukosa. Onset: Vasokonstriksi konjungtiva: W / dalam 10 menit. Durasi: 2-6 jam. Farmakokinetik: Penyerapan: Dapat diserap secara sistemik. |
Interaksi dengan obat lain | → Dihydroergotamine, kombinasi obat Naphazoline dengan Dihydroergotamine sangat tidak dianjurkan karena, obat ini dapat meningkatkan tekanan darah yang dimana menyebabkan penyakit menjadi lebih parah. → Duloxetine, kombinasi Duloxetine dengan Naphazoline dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat detak jantung. → Iobenguane I-131, interaksi Naphazoline dengan Iobenguane I-131 menyebabkan efektivitas obat Iobenguane I-131 berkurang dan juga menyebabkan penyakit menjadi lebih parah. → Safinamide, kombinasi obat Safinamide dengan Naphazoline dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular seperti meningkatnya tekanan darah dan detak jantung. |
Interaksi dengan penyakit lain | Glaukoma, Simpatomimetik topikal, kardiovaskular diabetes. |
Overdosis | ⇔ Gejala: → Kesulitan dalam bernafas → Gatal di bagian kelamin atau area kulit lainnya → Kehilangan selera makan → Kulit pecah – pecah → Bercak pada kulit → Kehilangan suara |
Pengaruh pada Hasil Lab | Tidak ada laporan mengenai pengaruh Naphazoline pada hasil lab. |
Pertanyaan seputar Naphazoline
Apakah yang harus dilakukan pasien jika merasa efek samping yang timbul akibat overdosis penggunaan obat Naphazoline?
Segera beritahu dan konsultasikan kepada dokter Anda jika mengalami efek samping yang berkepanjangan dan perlu dirwat. Adapun gejala overdosis efek samping penggunaan obat Naphazoline adalah:
→ Kesulitan dalam bernafas
→ Gatal di bagian kelamin atau area kulit lainnya
→ Kehilangan selera makan
→ Kulit pecah – pecah
→ Bercak pada kulit
→ Kehilangan suara
Apa yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat Naphazoline?
Sebelum menggunakan obat Naphazoline, pasien harus memperhatikan banyak hal seperti kontraindikasi obat hipersensitivitas, dan kehamilan, riwayat gangguan jantung, tekanan darah, dan gangguan jantung, juga jangan lupa untuk menjaga pola makan sehat[7].
Apakah efek samping penggunaan obat Naphazolione?
Berikut efek samping penggunaan obat Naphazoline:
– Pilek
– Bersin
– Sakit tenggorokan
– Kesulitan dalam bernafas
– Gatal di kulit dan lainnya
– Kehilangan selera makan
– Kantuk berlebih
– Denyut nadi cepat, berdebar, atau tidak teratur
– Perubahan Mental dan Perilaku
– Iritasi berkelanjutan pada mata
Apakah obat Naphazoline aman dikonsumsi oleh ibu dalam masa kehamilan dan menyusui?
Kategori penggunaan obat Guanfacine pada ibu dalam masa kehamilan dan menyusui adalah obat dengan Kategori C: Obat kategori ini bisa berdampak buruk pada janin namun biasanya dampaknya bisa membaik kembali. Studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi karena manfaat potensial mungkin beberapa ibu hamil memerlukan penggunaan obat ini[6].
Brand Merek Dagang
Berikut Brand Merek Dagang obat Naphazoline[3]:
Naphazoline |
Naphazoline Hydrochloride |
Albalori |
NAPHTEARS |
Clearine |