Otosklerosis: Penyebab – Gejala dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Otosklerosis?

Otosklerosis merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan gangguan pendengaran para penderitanya. Pada kasus terparah, otosklerosis menyebabkan hilangnya pendengaran total (tuli).

Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang tidak normal di telinga tengah. [1]

Proses pergantian tulang pada telinga tengah adalah proses seumur hidup dimana jaringan tulang memperbaharui dirinya sendiri dengan mengganti jaringan lama dengan yang baru. [1]

Pada otosklerosis, perubahan tidak normal mengganggu kemampuan suara untuk bergerak dari telinga tengah ke telinga bagian dalam.[1]

Secara lebih detailnya proses pengerasan tulang ini terjadi pada kapsul tulang labirin di daerah kaki stapes, sehingga tidak dapat menghantarkan suara ke labirin dengan baik. [2]

Otosklerosis sering menimpa orang-orang berkulit putih di Amerika dan orang-orang dengan usia pertengahan 15-45 tahun. [2]

Penyebab Otosklerosis

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Otosklerosis.

  • Genetik

Sebagian besar penderita otosklerosis merupakan hasil dari keturunan. Hasil studi di Amerika mengatakan jika sekitar 60 persen otosklerosis memiliki penyebab genetik yang mendasarinya. [1]

Transmisi  yang menyebabkan otosklerosis bersifat kompleks dan tidak semua orang yang memiliki gen tersebut akan mengembangkan kondisinya.[1]

Measles (Morbilli) merupakan infeksi yang menyerang sistem pernapasan, kekebalan tubuh dan kulit yang disebabkan oleh virus measles atau paramyxovirus dari gen Morbillivirus. [7]

Virus measles dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya otosklerosis.[2]

Walaupun belum ditemukan studi secara langsung korelasi dari keduanya, namun secara epidemologi dibuktikan dengan turungnya angka penderita otosklerosis sejak ditemukan vaksin measles.

  • Penyakit Lainnya

Beberapa penyakit lainnya dapat menyebabkan terjadinya kelainan otosklerosis.

Diantaranya adalah trauma kepala atau tindakan operasi (mastoidektomi). Otosklerosis dapat ditemui sebagai komplikasi tindakan operasi.

Selanjutnya yaitu cacat kongenital, walaupun penyakit ini jarang ditemukan namun juga menjadi penyakit yang menyebabkan terjadinya otosklerosis.[2]

Gejala Otosklerosis

Terjadi beberapa gejala pada penderita otosklerosis, yaitu:

  • Pendengaran yang Menurun

Bagi penderita otosklerosis, pendengaran meraka akan menurun secara progresif. Biasanya terjadi secara bilateral (kedua telinga) atau asimetris (salah satu telinga). [1]

Pada mulanya, penderita mengalami gangguan tuli konduksi pada 32 tahap. Selanjutnya bisa menjadi tuli campuran atau tuli sensorineural jika porses otosklerosis sudah mencapai konklea. [1]

Pendengaran yang menurun ini dapat terjadi secara tiba-tiba tanda adanya infeksi telinga atau riwayat trauma.

  • Dengung di Telinga atau Kepala

Gejala lain yang ditimbulkan dari otosklerosis adalah adanya suara dengung, desis, atau deru di telinga hingga menyebabkan sakit kepala atau tinnitus.

Umumnya kerusakan pada telinga tengah atau bagian dalam, seperti otosklerosis menyebabkan tinitus.

Kondisi ini terjadi karena telinga tengah menangkap gelombang suara, dan konduksinya mendorong telinga bagian dalam untuk mengirimkan impuls listrik ke otak. [3]

Setelah otak menerima sinyal-sinyal dan menerjemahkannya menjadi suara. Telinga yang mengalami kerusakan mengubah cara otak memproses suara hingga telinga berdengung.[3]

Vertigo merupakan jenis sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular dan lesi perifer hingga membuat penderita mengalami pusing. [8]

Pada beberapa kasus, otosklerosis menyebabkan orang mengalami vertigo perifer. Vertigo adalah salah satu keluhan medis yang paling umum.

Orang yang mengalami vertigo merasa seolah benda-benda di sekililingnya berputa, dan ada perasaan tidak nyaman seperti mabuk perjalanan.[4]

  • Paracusis Willisii

Parcusis Willisii merupakan kondisi dimana seseorang dapat mendengar lebih baik di lingkungan yang bising.

Pada kondisi telinga normal, seseorang merasa tidak nyaman pada lingkungan yang bising karena dapat memekakkan telinga, namun penderita otoskleprosis justru merasa sebaliknya.

Sebab gangguan pendengaran yang disebabkan oleh otoskleproris dapat menutupi kebisingan sekitarnya.[2]

Cara Mengobati Otosklerosis

Sejauh ini, belum ditemukan pengobat yang efektif untuk mengatasi otosklerosis.

  • Alat Bantu Dengar

Pada kasus otosklerosis ringan dapat dibantu dengan alat dengar. Namun, alat bantu dengar tidak akan menyembuhkan ketulian.

Karena ketulian bersifat progresif, alat bantu dengar yang lebih kuat mungkin dibutuhkan seiring berjalannya waktu.[5]

Pada tahap awal, alat bantu dengar sangat membantu bagi mereka yang tidak ingin menjalani operasi.

  • Operasi

Cara pengobatan yang selanjutnya adalah operasi atau dikenal dengan stapedektomi. [1]

Dalam prosedurnya, dokter bedah akan memasukkan perangkat prostetik ke telinga tengah untuk memotong tulang yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran. [1]

sehingga nantinya akan memungkinkan gelombang suara mengalir ke telinga bagian dalam dan memulihkan pendengaran.[1]

Sebelum melakukan prosedur pembedahan ini, perlu adanya klarifikasi yang jelas tentang potensi resiko dan batasan operasi.

Ada baiknya juga jika melakukan konsultasi sebelum operasi pada beberapa ahli bedah untuk memastikan hasil dan resiko yang terjadi setelah operasi.

Selain itu, pasien dapat mencari tahu terlebih dahulu tentang ahli bedah yang dipilih, seperti melihat angka kesuksesan operasi pada pasien sebelumnya.[6]

Sebab pada beberapa kasus, prosedur pembedahan dapat memperburuk gangguan pendengaran.

  • Terapi obat (Medikamentosa)

Walau saat ini sudah jarang digunakan, namun terapi obat dengan menggunakan sodium fluoride masih bisa dipakai untuk terapi suportif.

Sodium fluoride akan menghambat aktivitas osteoklas dan menghambat progresifitas otosklerosis. [2]

Selain itu, efek samping dari terapi obat ini tergolong ringan, seperti mual-muntah.[2]

Cara Mencegah Otosklerosis

Kelaianan otosklerosis susah dicegah karena kelainan ini berkaitan dengan penyakit keturunan atau genetika dan kondisi medis lainnya.

Lebih disarankan untuk melalukan pemeriksaan medis sejak dini apabila ada perasaan tidak nyaman hingga terjadi gangguan pendengaran.

Beberapa rangkaian tes yang dapat dilakukan agar mengetahui kelaninan otosklerosis sejak awal dan mencegah hilangnya pendengaran total (tuli).

Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan).

Setelah pemeriksaan akan dilaksanakan tes lanjutan untuk mengukur sensitivitas pendengaran dengan tes audiogram dan tes konduksi suara telinga tengah dengan tympanogram.

Tes CT scan kepala juga terkadang diperlukan untuk mendiagnosa otosklerosis.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter dapat membuat diagnosis yang akurat dan merekomendasikan pilihan pengobatan yang terbaik.[1]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment