Perbedaan Anosmia Pada Flu dan Covid-19

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sejak munculnya penyakit covid-19 pada Desember 2019 di Wuhan, penyakit ini mendapat perhatian khusus di kalangan medis dan peneliti karena memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan gejala flu salah satunya anosmia. Anosmia merupakan kondisi dimana seseorang kehilangan indra penciumannya, sehingga mengakibatkan tidak dapat mencium bau bagi penderita.

Anosmia biasanya terjadi karena pilek atau alergi, tetapi pada kondisi tertentu anosmia juga dapat terjadi karena terganggunya sistem saraf atau otak. Anosmia sebenarnya bukan penyakit yang serius, tetapi dengan munculnya virus covid-19 menjadikan penyakit ini perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

Hal ini dikarenakan covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan, sehingga anosmia juga termasuk dalam salah satu gejala yang ditimbulkan akibat covid-19. Namun, tidak semua orang yang mengalami anosmia berarti terjangkit covid-19, karena anosmia juga dapat terjadi pada orang yang terserang flu[1,2].

Perbedaan Gejala Anosmia Pada Flu Dan Covid-19

Seperti yang diketahui dari penjelasan di atas bahwa gejala anosmia yang terjadi pada flu dan covid-19 memiliki kemiripan. Tak hanya itu, kedua penyakit ini juga sama-sama disebabkan karena adanya virus yang menyerang daya tahan tubuh manusia.

Meski kedua penyakit ini hampir mirip, tetapi sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Berikut ini beberapa perbedaan gejala anosmia pada flu dan covid-19:

Waktu Munculnya Anosmia

Hal paling mendasar perbedaan dari gejala anosmia pada flu dan covid-19 adalah waktu munculnya anosmia. Anosmia pada flu umumnya muncul secara perlahan dalam kurun waktu 1-4 hari setelah terinfeksi virus.

Sementara itu, untuk anosmia pada covid-19 bisa terjadi secara tiba-tiba dan parah, misalnya hari ini seseorang masih bisa mencium bau dan keesokan harinya dia tidak bisa mencium bau sama sekali maka bisa dipastikan dia terinfeksi virus covid-19. Gejala anosmia pada covid-19 biasanya muncul dalam kurun waktu 2-14 hari setelah terinfeksi virus corona[4].

Gejala Lain Yang Muncul

Anosmia yang terjadi pada flu biasanya disertai dengan gejala lain, seperti hidung tersumbat dan pilek yang menyebabkan fungsi indra penciuman penderita menurun. Selain itu, penderita flu biasanya juga mengalami gejala seperti demam, muntah, batuk, otolaringologi, hiperemia, dan sakit tenggorokan.

Sebaliknya, untuk anosmia pada covid-19 biasanya terjadi tanpa adanya gejala lain yang menyertai dan anosmia muncul secara mendadak. Namun, anosmia pada covid-19 juga bisa diikuti dengan gejala seperti acute respiratory distress syndrome (ARDS), kelelahan, diare, gejala neurologis, dan sakit kepala [2].

Munculnya Dysgeusia

Dysgeusia merupakan kondisi dimana seseorang kehilangan fungsi dari indra pengecap sehingga tidak bisa merasakan rasa makanan, terutama makanan pahit dan manis. Pada penderita covid-19 biasanya mereka mengalami gejala dysgeusia dan anosmia secara bersamaan dengan kondisi yang parah.

Tidak seperti penderita covid-19, bagi penderita flu mereka jarang mengalami dysgeusia. Apabila mengalami dysgeusia pun penderita tetap dapat membedakan makanan manis dan pahit.

Hal ini tentu berkebalikan dengan penderita covid-19 yang tidak dapat membedakan makanan manis dan pahit[3].

Tidak Terjadi Hidung Tersumbat

Anosmia yang terjadi pada flu disebabkan karena hidung tersumbat sehingga fungsi indra penciuman menurun. Sedangkan anosmia pada penderita covid-19 tidak disertai dengan hidung tersumbat dan lebih dipengaruhi oleh sistem saraf pusat.

Dikarenakan penderita covid-19 tidak mengalami gejala hidung tersumbat, maka penderita tetap dapat bernapas dengan bebas dan tanpa adanya gangguan. Oleh sebab itu, virus corona ini menyerang sistem saraf pusat penciuman yang masuk melalui hidung dan menyebabkan penderita mengalami anosmia [3].

Anosmia dapat diatasi dengan cara melakukan latihan penciuman yang rutin, misalnya dua kali sehari dengan durasi 20 detik. Cara ini dapat dilakukan hingga indra penciuman berfungsi kembali.

Namun perlu diingat bahwa cara ini hanya membantu mempercepat penyembuhan anosmia bukan mengobati anosmia, karena anosmia akibat flu dan covid-19 sebetulnya bisa sembuh dengan sendirinya. Menurut Dr Yonian Gentilis Kusumasmara, SpTHT-KL, anosmia yang terjadi pada covid-19 dapat sembuh dalam jangka waktu delapan hari sampai tiga minggu apabila tidak melakukan latihan penciuman [6].

Persamaan Anosmia Pada Flu dan Covid-19

Selain perbedaan-perbedaan tersebut, penyakit flu dan covid-19 ternyata juga memiliki gejala yang mirip. Maka dari itu, hal ini perlu diwaspadai dan segera dikonsultasikan kepada tenaga medis agar tidak terjadi salah diagnosis dan bertambah parahnya gejala.

Berikut ini beberapa persamaan anosmia pada flu dan covid-19, diantaranya:

Demam

Persamaan pertama antara gejala pada flu dan covid-19 adalah terjadinya demam. Namun, tidak semua orang yang terkena covid-19 mengalami demam, beberapa penderita juga ada yang dimulai dengan asimtomatik atau tidak disertai dengan gejala hingga mengalami gejala yang parah [2,5].

Sakit Tenggorokan

Penyakit flu dan covid-19 sama-sama menyerang sistem pernapasan, sehingga tak jarang penderita juga mengalami sakit tenggorokan. Sakit tenggorokan ini terjadi karena adanya infeksi virus dari kedua penyakit tersebut [5].

Dikarenakan gejala antara flu dan covid-19 yang hampir sama sebaiknya segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat dan agar sakit yang diderita tidak semakin parah. Apabila mengalami gejala-gejala tersebut sebaiknya penderita melakukan tes swab dan isolasi mandiri, agar penyebaran virus tersebut tidak semakin luas [3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment