Di masa pandemi ini, orang tua pasti merasakan sulitnya membuat anak konsentrasi selama belajar karena metode pembelajaran jarak jauh membuat anak tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-teman mereka.
Anak jadi lebih senang bermain daripada belajar. Tapi jangan khawatir, tidak semua permainan berdampak buruk pada anak. Ada banyak permainan yang bisa membantu anak dalam melatih konsentrasi mereka.[1]
Berikut ini ada beberapa permainan yang bisa orang tua berikan pada anak untuk melatih konsentrasi mereka:
- Fidget Spinner
Mainan ini cocok untuk anak yang hiperaktif dan mudah teralihkan perhatiannya. Agar anak tidak mudah bosan saat mengerjakan tugas, anak bisa mengerjakannya sambil bermain fidget spinner.[1]
Jika anak mengerjakan tugas dan bermain fidget spinner secara bersamaan, otak mereka akan bekerja lebih keras untuk fokus sehingga perhatian mereka jadi tidak mudah teralihkan.[1]
Fidget spinner juga bisa membantu anak hiperaktif dalam menuangkan kelebihan energi yang mereka miliki sehingga mereka tidak mudah gelisah.[1]
Lebih baik menggunakan fidget spinner hanya saat mengerjakan tugas atau dalam waktu luang dan bukannya saat sedang belajar bersama guru agar tidak mengganggu proses pembelajaran dan murid lain.[1]
- Sudoku
Permainan yang berasal dari Jepang ini memang membutuhkan konsentrasi untuk memainkannya. Meski menggunakan angka, anak tidak harus pintar matematika jika ingin bermain sudoku karena permainan ini lebih membutuhkan konsentrasi dan logika.[2]
Selain meningkatkan konsentrasi dan keterampilan logika pada anak, sudoku juga bisa membuat anak lebih percaya diri. Hal ini karena anak merasa mampu dalam memecahkan tantangan yang ada pada sudoku dari yang mudah sampai yang sulit.[2]
- Puzzle
Selama bermain puzzle, anak akan berkonsentrasi dalam menemukan potongan-potongan puzzle yang ada. Potongan itu nantinya harus ditempatkan di tempat yang sesuai agar membentuk puzzle yang utuh.[2]
Anak bisa memulai puzzle dari yang mudah terlebih dulu. Biasanya puzzle yang mudah ini memiliki urutan angka yang bisa membantu anak dalam menyusun potongannya.[2]
Saat anak sudah mulai bisa menyusun tanpa bantuan, anak sudah bisa beralih ke puzzle yang lebih sulit. Tantangan yang lebih sulit akan membuat konsentrasi mereka ikut bertambah.[2]
- Teka-Teki Silang
Saat bermain teka-teki silang anak tidak bisa mengasal jawaban karena akan berdampak pada jawaban lainnya. Itu sebabnya konsentrasi sangat dibutuhkan dalam permainan ini. Mereka harus bisa menemukan kata yang tepat.[2]
Selain itu, teka-teki silang juga meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada anak karena mereka harus menemukan jawaban dari teka-teki yang tersedia.[2]
Anak juga bisa sekalian belajar mengeja saat mengisi jawaban. Karena ada banyak kosakata baru yang ditemui saat bermain, orang tua bisa membantu menjelaskan pada anak jika ada kosakata yang tidak dimengerti.[2]
- Rubik Kubik
Permainan yang satu ini cukup populer karena dimiliki banyak orang. Meski begitu, tidak semua orang yang memiliki rubik tertarik untuk menyelesaikannya karena dianggap sulit.[3]
Memang dibutuhkan banyak latihan dalam menyelesaikan rubik, tapi hal itu justru akan membantu anak dalam berkonsentrasi karena anak harus fokus pada semua sisi kubus rubik.[3]
Setelah bermain dalam waktu yang lama, anak akan lebih tertantang untuk menyelesaikannya dalam waktu singkat. Agar tujuan itu tercapai, konsentrasi anak akan bertambah untuk mencari banyak peluang dan kemungkinan yang ada.[3]
- Catur
Bermain catur bisa dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak. Orang tua bisa mulai mengenalkan anak pada catur saat usia mereka menginjak 6 atau 7 tahun.[4]
Untuk bisa bermain catur dengan baik, anak harus fokus dalam memainkan bagian mereka. Tidak hanya itu, anak juga akan melakukan banyak strategi agar bisa menang. Otak mereka pun jadi sering terasah dan konsentrasi meningkat.[4]
Bermain catur juga membuat anak lebih kreatif karena selama bermain, mereka juga memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dengan begitu, mereka tidak akan salah dalam memilih langkah.[4]
- Menggambar dan Mewarnai
Banyak anak senang menggambar dan mewarnai karena mereka bisa mengekspresikan diri mereka dengan baik lewat gambar yang mereka buat.[5]
Saat anak diminta untuk mewarnai sesuai garis, anak akan lebih berkonsentrasi dalam mewarnai. Mereka akan fokus pada gambar dan berusaha untuk tidak melewati garis.[5]
Orang tua bisa melihat perkembangan konsentrasi anak dari gambar yang dibuat. Saat konsentrasi mereka meningkat, gambar anak akan jauh lebih rapi dan mereka bisa menentukan warna dengan baik.[5]
- Ring Toss
Anak bisa memainkan permainan ini dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Setiap pemain akan melempar cincin ke menara secara bergiliran sampai semua menara terisi.[6]
Permainan ini bisa melatih konsentrasi karena anak harus melempar cincin ke menara dari jarak tertentu. Cincin bisa meleset jika konsentrasi terganggu.[6]
Agar permainan bisa lebih menarik, orang tua bisa memberi poin yang berbeda-beda pada setiap menara. Hal itu akan membuat anak lebih fokus dalam melempar agar bisa mendapat poin yang lebih besar.[6]
- Membuat Karya Mozaik
Karya mozaik adalah karya seni yang terbuat dari potongan kecil seperti daun, batu, atau biji-bijian yang kemudian ditempel pada sketsa. Gambar yang bisa dipilih bermacam-macam, bisa hewan, bunga, pohon atau karakter kartun.[6]
Dalam membuat sebuah karya mozaik dibutuhkan konsentrasi dan kesabaran. Setiap potongan harus ditempel sesuai dengan tempat dan warnanya, jika tidak, hasilnya jadi tidak bagus.[6]
Membuat karya mozaik juga akan membuat anak lebih bersabar karena waktu yang digunakan untuk membuatnya cukup lama. Orang tua bisa memberikan anak apresiasi setelah mereka menyelesaikan karya agar mereka jadi lebih bersemangat.[6]
Memainkan permainan yang disebutkan di atas tidak hanya melatih anak dalam berkonsentrasi, tapi juga membuat mereka tidak kecanduan bermain gadget atau menonton televisi.[7]
Belajar terus menerus juga bisa membuat anak merasa stres. Dengan memberi waktu pada anak untuk bermain bisa mengurangi stres dan membuat mereka lebih senang belajar.[7]
Meluangkan waktu untuk bermain bersama anak dan mengajarkan mereka akan membangun hubungan kuat antara anak dan orang tua.[7]