Perut Tertekan Saat Hamil : Penyebab, Resiko, dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Secara naluriah, ibu hamil akan menjadi sangat protektif pada kandungannya. Ibu hamil senantiasa selalu melindungi perutnya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan sang buah hati. Ibu hamil akan otomatis menjadi sangat khawatir dan cemas jika terjadi benturan, tekanan, atau rasa tidak nyaman di perutnya.

Penyebab Perut Tertekan Saat Hamil

Terkadang ibu hamil mengalami perut tertekan akibat ketidaksengajaan. Perut tertekan saat hamil juga bisa terjadi akibat adanya perubahan struktur organ di dalam tubuh terutama pada bagian perut. Berikut adalah beberapa penyebab yang dapat menyebabkan perut tertekan saat hamil:

1. Benturan pada Perut

Mengalami benturan pada perut umum terjadi pada ibu hamil. Benturan yang mengenai perut ibu hamil dapat menyebabkan perut tertekan tanpa sengaja. Risiko dari benturan yang terjadi berbeda-beda di mulai dari yang paling minor hingga fatal.[1]

Secara umum, benturan pada perut ibu hamil tidak menyebabkan bahaya pada ibu maupun janinnya. Yang perlu diperhatikan adalah seberapa keras benturan pada perut ibu hamil itu terjadi dan seberapa kuat tekanan yang disebabkan oleh benturan tersebut.

Biasanya benturan yang terjadi saat perut terkena benda-benda tertentu atau tidak sengaja tersenggol bukanlah benturan yang keras dan menyebabkan tekanan parah pada perut. Apabila benturan yang terjadi cukup keras atau bahkan menyebabkan rasa sakit berkelanjutan, semestinya segera hubungi dokter.[1]

2. Trauma Saat Mengendarai Mobil

Trauma saat mengendarai mobil biasanya terjadi ketika perut ibu hamil mengenai stir atau tertekan oleh ikatan sabuk pengaman.[1] Dua hal ini terjadi seiring perut ibu hamil semakin membesar. Pada dasarnya, ibu hamil tetap boleh mengendari mobil dengan syarat mengikuti beberapa penyesuaian agar perut tidak terkena tekanan baik dari benturan dengan stir ataupun kencangnya sabuk pengaman.[2]

Agar perut aman dari benturan dengan stir, pastikan terdapat jarak minimal 10 inci atau 25 sentimeter antara perut dengan stir. Jika sudah tidak dapat berkendara dengan menyisakan jarak 10 inci antara perut dengan stir, maka sudah saatnya menghuni kursi penumpang dan membiarkan orang lain yang menyetir. Tujuannya untuk menghindari tekanan pada perut akibat benturan dengan stir.[2]

Saat berkendara, wajib hukumnya untuk menggunakan sabuk pengaman. Begitu juga pada ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya memastikan tali atas pada sabuk pengaman menyilang dari bahu ke badan dan memosisikan tali bawah pada sabuk pengaman di bawah perut agar perut tidak tertekan.[2]

Catatan penting bagi ibu hamil, apabila Anda mengalami kecelakaan saat berkendara, Anda harus segera mengonsultasikannya pada dokter. Sekecil apapun kecelakaan yang terjadi pada Anda, sekalipun hanya berbenturan saat parkir mobil.

3. Perut Tertindih Saat Mengangkat Beban

Mengangkat beban dapat menyebabkan perut tertindih sehingga memberikan tekanan pada perut ibu hamil. Beberapa aktivitas yang membuat ibu hamil mengangkat beban, antara lain menggendong bayi, memindahkan barang, dan membawa barang belanjaan. Ibu hamil kerap merasa dilema apakah boleh atau tidak untuk mengangkat beban ketika hamil.

Jawabannya adalah bergantung pada berat beban yang diangkat. Berdasarkan rekomendasi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ibu hamil dengan dengan kandungan berusia di bawah 20 minggu boleh mengangkat beban maksimal 16 kilogram. Dan maksimal 11 kilogram bagi ibu hamil dengan kandungan berusia di atas 21 minggu.[1]

Masalah boleh atau tidak mengangkat beban saat hamil dan seberapa berbahaya hal tersebut pada ibu dan kandungannya dapat berbeda-beda untuk setiap ibu hamil. Saran terbaik adalah selalu mengikuti arahan dokter yang membantu kekehamilan setiap ibu hamil.

4. Berolahraga Untuk Melatih Otot Perut

Beberapa olah raga seperti crunches, sit-ups, dan angkat beban dengan kaki berguna untuk melatih otot perut. Olah raga semacam itu sebaiknya dihindari setelah usia kandungan melewati trimester pertama. Melakukan olah raga yang melatih otot perut menyebabkan perut harus bekerja ekstra dan hal ini dapat memberikan tekanan berlebih pada perut.

Olah raga seperti crunches, sit-ups, dan angkat beban dengan kaki dilakukan dengan posisi tubuh telentang. Posisi ini memberikan tekanan ke dalam pada perut ibu hamil. Tekanan ini dapat mengganggu sirkulasi darah yang mengarah pada jantung.[3]

5. Perut Mengencang

Perut dan organ-organ yang di dalamnya harus melakukan adaptasi selama berlangsungnya kehamilan. Adaptasi ini sering mengakibatkan perut ibu hamil terasa mengencang dan tertekan yang membuat ibu merasa tidak nyaman. Perut mengencang dan terasa menekan ini biasanya terjadi saat trimester kedua.[4]

Perut mengencang juga dapat terjadi jika ibu hamil dehidrasi. Ibu hamil disarankan untuk banyak minum air agar terhindar dari dehidrasi yang bisa menyebabkan perut mengencang, kontraksi, kram, dan tertekan.

Risiko Akibat Perut Tertekan Saat Hamil

Risiko akibat perut tertekan berbeda-beda berdasarkan penyebab dan seberapa kuat tekanan yang terjadi pada perut ibu hamil. Apabila tekanan yang terjadi akibat benturan kecil, kemungkinan besar tekanan tersebut tidak berbahaya. Ibu hamil tidak perlu terlalu khawatir karena janin dalam perut ibu sudah memiliki pelindung sendiri, yaitu rahim, cairan ketuban, dan berat badan (lemak) ibu yang mengandung.

Kecuali jika tekanan terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan berisiko tinggi, tekanan sekecil apapun sebaiknya dikonsultasikan pada dokter. Risiko terburuk yang dapat terjadi akibat tekanan pada perut saat hamil adalah adanya komplikasi kehamilan dan keguguran.[1]

Cara Mengatasi Perut Tertekan Saat Hamil

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh ibu hamil ketika perutnya tertekan oleh sesuatu, antara lain:

  • Sekalipun janin memiliki pelindungnya sendiri dalam perut ibu hamil, tidak ada salahnya jika ibu selalu mengabari dokter ketika terjadi tekanan pada perut.
  • Konsumsi suplemen dan vitamin yang dapat menguatkan janin.
  • Ibu harus selalu peka pada pergerakan janin dalam perut. Jika dirasa ada keanehan dalam pergerakan janin, segera konsultasikan ke dokter.
  • Segera datang ke dokter jika terjadi pendarahan, kram, kontraksi, atau nyeri berkelanjutan setelah terdapat tekanan pada perut.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment