Propolis: Manfaat, Efek Samping dan Dosis

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Propolis?

Propolis adalah senyawa yang dihasilkan oleh lebah, yang merupakan hasil penggabungan getah beserta kotorannya dengan lilin lebah. Propolis berwarna coklat kehijauan, lengket, dan digunakan sebagai pelapis sarang lebah [1].

Manfaat propolis sudah banyak dirasakan oleh masyarakat luas. Sebagai contohnya, orang Yunani menggunakan propolis sebagai obat abses, orang Asyur menggunakan untuk membantu proses penyembuhan luka dan melawan infeksi, serta orang Mesir yang menggunakan untuk balsem mumi [1].

Senyawa Penyembuh dalam Propolis

Menurut peneliti propolis mengandung lebih dari 300 senyawa alami, seperti polifenol, aldehida fenolik, sekuiterpen-kuinon, kumarin, asam amino, steroid, dan senyawa anorganik [4].

Selain itu, propolis memiliki sifat biologis dan farmakologis yang luas seperti antimikroba, antioksidan, antiinflamasi, imunomodulator, antitumor, antikanker, antiulcer, hepatoprotektif, kardioprotektif, dan tindakan neuroprotektif [4].

Propolis mengandung polifenol, yang disebut flavonoid. Flavonoid sendiri dapat berfungsi sebagai antioksidan [1].

Manfaat Propolis

Propolis memiliki sifat antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiinflamasi. Oleh karena hal tersebut, propolis banyak digunakan dalam perlindungan terhadap bakteri, virus, dan jamur. Berikut beberapa manfaat propolis:

  • Luka

Propolis memiliki senyawa khusus, yaitu pinocembrin. Pinocembrin sendiri merupakan senyawa sejenis flavonoid yang berfungsi sebagai antijamur. Propolis diketahui dapat menyembuhkan luka bakar, dengan mempercepat pertumbuhan sel baru yang sehat [1].

Sebuah studi menyatakan bahwa ekstrak alkohol propolis topikal, diketahui lebih efektif dibandingkan krim steroid, dalam mengurangi sel mast pada luka operasi mulut [1].

Pengobatan menggunakan salep yang mengandung 3% propolis, dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi gejala pada luka dingin atau luka akibat herpes genital [1].

  • Kanker

Propolis diketahui memiliki peran dalam mengobati kanker jenis tertentu, seperti kanker payudara. Namun, perlu diingat bahwa propolis bukanlah pengobatan tunggal untuk kanker. Adapun efek anti-kanker yang dihasilkan oleh propolis yaitu [1]:

  1. Menjaga sel kanker agar tidak berkembang biak
  2. Mengurangi kemungkinan sel akan menjadi kanker
  3. Memblokir jalur, sehingga sel kanker tidak saling memberi sinyal
  4. Penyakit Jantung

Propolis merupakan senyawa yang diketahui banyak mengandung flavonoid dan polifenol. Keduanya mampu membantu dalam menurunkan resiko medis tertentu, seperti penyakit jantung [2].

Salah satu efek propolis yang paling banyak dipelajari adalah aktivitas antimikrobanya, yang dapat membantu menyelesaikan masalah internal sebagai suplemen. Sebuah studi menunjukkan bahwa mengkonsumsi propolis, dengan atau tanpa madu, dapat membantu mengurangi gejala gastritis dan tukak lambung secara signifikan. Propolis bahkan dapat mendorong penyembuhan [2].

  • Mengurangi Peradangan

Propolis dapat membantu meringankan gejala beberapa kondisi kronis, yang memiliki kesehatan potensial seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit radang usus, dan radang sendi. Hal ini mungkin terjadi, karena propolis mampu membantu mengurangi peradangan [2].

  • Mengontrol Kadar Gula Darah

Berdasarkan percobaan pada sebuah studi, diketahui bahwa propolis dapat secara signifikan mengurangi kadar glukosa darah, yang dihitung saat puasa. Dimana kadar glukosa darah yang dihitung saat puasa, merupakan indikator dari diabetes yang tidak terkontrol [2].

Propolis kaya akan vitamin B kompleks, yang dianggap sebagai mikronutrien esensial dalam menjaga tubuh. Diketahui bahwa dampak dari kekurangan vitamin B6 yaitu mengalami anemia dan menyebabkan gejala seperti kebingungan dan depresi. Dengan mengkonsumsi propolis, dapat membantu mengurangi risiko defisiensi vitamin B kompleks dan anemia terkait [2].

Efek Samping Propolis

Hingga sekarang, belum ada studi yang jelas mengenai keamanan ataupun ketidakamanan produk propolis. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah resiko yang tinggi.

Seseorang yang memiliki alergi terhadap madu atau lebah, berkemungkinan mengalami alergi juga terhadap produk yang mengandung propolis. Reaksi alergi yang sering timbul yaitu kulit yang berjerawat, seperti eksim [1].

Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan propolis dalam perawatan. Terutama bagi seseorang yang memiliki alergi atau asma [1].

Sebuah studi yang dilakukan dalam observasi pasien kanker, tidak diketahui adanya efek samping negatif. Penggunaan propolis justru dapat meminimalkan adanya kerusakan hati atau ginjal, serta membantu mengurangi efek samping seperti penurunan berat badan, anoreksia, kerusakan oksidatif, dan apoptosis [3].

Dosis Propolis

Produk propolis hingga saat ini diketahui tidak membawa risiko kesehatan yang signifikan. Sehingga, Food and Drug Administration (FDA) tidak memiliki kadar minimum atau maksimum harian yang direkomendasikan untuk propolis. Suplemen propolis tidak diatur oleh FDA, sehingga dosisnya dapat bervariasi dari merek ke merek, bahkan dari batch ke batch [2].

Bagi seseorang yang ingin merasakan manfaat propolis, tidak harus mengkonsumsi suplemen propolis. Menambahkan madu dalam makanan yang hendak dikonsumsi, juga berarti mengkonsumsi propolis dalam jumlah kecil [2].

Apakah Propolis Aman?

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa propolis banyak memiliki manfaat bagi kesehatan. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa propolis sangat efektif dalam membantu penyembuhan. Sebuah studi juga menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum menemukan efek samping serius dari penggunaan propolis. Namun, berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli sebelum mengkonsumsi propolis, adalah hal yang mutlak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment