Rhabdomyolysis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Rhabdomyolysis adalah suatu kondisi serius dimana terjadi kerusakan serat otot sehingga mengeluarkan senyawa ke dalam darah yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Pada kasus rhabdomyolysis, ginjal tidak... dapat mengeluarkan senyawa dari kerusakan otot tersebut melalui urin, sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal. Rhabdomyolysis dapat terjadi akibat kecelakaan seperti terjatuh atau tertimpa benda berat, kompresi otot dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan imobilisasi, luka bakar, atau akibat gigitan beracun dari ular atau serangga. Rhabdomyolysis juga dapat diakibatkan oleh kasus nontrauma seperti penggunaan narkoba dan alkohol, penggunaan obat-obatan dalam dosis tinggi, hipertermia, kejang, atau gangguan metabolik. Gejala dari rhabdomyolysis dapat beragam bergantung dari penyebabnya. Gejala juga dapat muncul hanya di satu area tubuh atau pada seluruh tubuh. Gejala klasik dari rhabdomyolysis adalah nyeri otot di bahu, paha, atau punggung bawah; kelemahan otot atau sulit bergerak pada tangan dan kaki; serta urin yang berwarna merah gelap atau coklat. Pemeriksaan darah juga dibutuhkan untuk memastikan adanya senyawa yang dilepaskan oleh otot yang rusak, yang dapat membantu menegakkan diagnosis. Terapi rhabdomyolysis harus diberikan sesegera mungkin untuk mencegah kerusakan ginjal sebagai komplikasi. Read more

Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh cedera otot hingga robek atau mati dinamakan sebagai rhabdomyolysis. Akibat kondisi tersebut, keluarlah myoglobin dan masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan ginjal. [1,2]

Ginjal tidak lagi berfungsi normal karena tidak dapat membuang sisa hasil sistem eskresi alias urin. Jika kondisi semakin parah, rhabdomyolysis bahkan bisa mengakibatkan kematian. Namun jika segera didiagnosis, maka bisa segera diobati dan dihindari resiko buruknya. [3,4]

Gejala Rhabdomyolysis

Agar lebih cepat didiagnosis, tentu mengenal apa saja gejala rhabdomyolysis sangat penting dilakukan. Ada beberapa gejala utama rhabdomyolysis yang perlu diwaspadai, seperti di bawah ini:

  • Gangguan/ Masalah Otot

Masalah seperti kram otot yang menyebabkan rasa sakit disekitar pundah, paha, dan pinggang belakang adalah gejala rhabdomyolysis. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kandungan potasium dalam darah. Rasa sakit yang ditimbulkan tidak main-main dan bisa menyebabkan pembengkakan juga. [1,4,5]

Berikutnya, pasien yang menderita rhabdomyolysis juga akan menunjukkan gejala warna urin yang pekat. Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya fungsi ginjal untuk menyaring subtansi yang tidak diperlukan dalam urin. [1,2,3]

Alhasil urin penderita rhabdomyolysis biasanya akan berwarna kuning kecoklatan atau merah gelap. Jika gejala ini terjadi pada Anda, maka segeralah periksakan diri. [1,2,3]

  • Detak Jantung Tidak Normal

Peningkatan potasium dalam darah dapat menyebabkan kondisi jantung tidak normal. Detaknya biasa akan menjadi lebih cepat. Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan serangan jantung mendadak. Oleh sebab itu, gejala detak jantung tidak normal harus segera Anda periksakan dan jangan dianggap remeh. [5]

Karena salah satu penyebab rhabdomyolysis adalah infeksi, maka gejala demam sangat umum terjadi. Demam pada penderita rhabdomyolysis biasanya akan bersamaan dengan gejala lain seperti mual/ muntah dan sakit perut luar biasa. [1,4,5]

Penyebab Rhabdomyolysis

Selain memahami apa gejalanya, penting juga untuk mewaspadai apa penyebab rhabdomyolysis bisa terjadi. Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing penyebab rhabdomyolysis yang mungkin menyerang:

  • Cedera dan Trauma

Cedera dan trauma akibat berolahraga adalah penyebab rhabdomyolysis yang paling harus diwaspadai. Anda biasanya tidak akan menyadari ketika jaringan otot rangka Anda cedera dan luka ketika berolahraga, padahal efeknya berbahaya nantinya. [3,4,5]

Selain itu, Anda juga harus mewaspadai trauma otot yang disebabkan oleh pukulan benda berat, kecelakaan, dan tersambar petir. Beberapa kecelakaan tersebut bisa membuat trauma otot dan menjadi pemicu rhabdomyolysis. [1,2]

  • Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dikonsumsi secara rutin juga bisa menyebabkan rhabdomyolysis. Obat-obatan seperti statin dan antipsikotik dalam dosis tinggi, sangat mudah memicu rhabdomyolysis terjadi dan menyerang otot Anda. [1,2]

Jenis obat lain seperti untuk mengobati kolesterol tinggi dan mengatasi demam seperti salicylate dan gemfibrozil, juga perlu Anda perhatikan jumlah konsumsinya. Jika tidak obat-obatan tersebut bisa menjadi racun yang merusak jaringan otot rangka Anda. [3,4]

  • Faktor Genetik

Waspadai juga rhabdomyolysis yang disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik. Orang-orang yang memiliki masalah dengan metabolisme lemak dan karbohidrat, serta purin lebih tinggi resikonya mengidap rhabdomyolysis ini. [1]

Gangguan kesehatan lain yang juga bisa menurun ke generasi berikutnya seperti hipotiroid dan diabetes, juga menjadi salah satu penyebab rhabdomyolysis yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu, Anda perlu memeriksakan diri mengenai beberapa resiko penyakit menurun yang Anda miliki. [2]

  • Infeksi dan Inflamasi

Infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri juga bisa menyebabkan rhabdomyolysis. Bakteri seperti salmonella dan virus influenza contohnya, dapat menyebabkan kerusakan jaringan rangka otot dan membuat ginjal Anda rusak. [5]

Tidak hanya itu, infeksi dan inflamasi yang disebabkan oleh gigitan ular juga diketahui besar pengaruhnya untuk kesehatan otot. Jadi pastikan untuk segera mengatasi infeksi dan inflamasi yang terjadi pada tubuh agar tidak menyebabkan komplikasi. [1]

Diagnosis Rhabdomyolysis

Setelah merasakan gejala rhabdomyolysis, Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter kemudian akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan untuk mendiagnosa kemungkinan Anda mengalami rhabdomyolysis. [1,2]

Pemeriksaan yang pertama adalah pemeriksaan fisik. Dokter akan mencoba menemukan adanya pembengkakan otot rangka pada bagian tubuh Anda. Biasanya akan ditanyakan juga adakah bagian tubuh Anda yang sering terasa sakit.[1,2]

Selain itu, dokter juga akan mengambil urin dan darah untuk pemeriksaan selanjutnya. Melalui sampel urine, dokter akan menemukan informasi mengenai kadar kreatinin dalam darah Anda. Tidak hanya itu, dokter juga akan menentukan adakah myoglobin pada darah dan urin Anda. [1,4,5]

Jika ditemukan kreatinin dan myoglobin pada darah dan urin, serta potassium, maka Anda akan terdiagnosa mengidap rhabdomyolysis. [1,4,5]

Pengobatan Rhabdomyolysis

Karena rhabdomyolysis menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada ginjal, maka langkah pengobatan yang utama dilakukan adalah resusitasi cairan. Jadi cairan IV yang mengandung bikarbonat akan diberikan pada pasien untuk mendorong myoglobin keluar dari ginjal. [3,5]

Tidak hanya itu saja, resusitasi cairan ini juga bisa membantu mengurangi kadar potasium dalam darah dan meningkatkan kalsium, sehingga jaringan rangka otot kembali sehat. Tidak jarang dilakukan juga operasi untuk mengobati masalah kerusakan otot akibat tekanan pada sirkulasi darah. [3,5]

Pada kondisi yang sudah sangat parah, ada juga pasien yang harus melalui pengobatan dengan cara dialisis atau cuci darah. Cara ini akan membantu membersihkan darah dari kandungan yang tidak dibutuhkan tubuh sebelum memasukkannya kembali. [3,5]

Pencegahan Rhabdomyolysis

Agar rhabdomyolysis tidak muncul kembali, perlu dilakukan beberapa upaya pencegahan. Tentunya langkah-langkah pencegahan rhabdomyolysis akan sangat berkaitan dengan apa yang jadi penyebabnya. Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk berhenti mengonsumsi obat tertentu yang bisa menjadi penyebabnya. [4]

Selain itu, agar ginjal Anda tidak semakin parah kondisinya disarankan untuk banyak mengonsumsi air. Cairan akan membantu ginjal untuk menyaring substansi yang membahayakan. Jadi pastikan untuk banyak minum khususnya sebelum dan sesudah melakukan olahraga. [1,4]

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang membatasi jumlah air yang Anda minum, maka konsultasikan dengan dokter sebelum meningkatkan jumlah air minum Anda setiap harinya. Begitu juga jika Anda mulai merasakan gejala-gejala rhabdomyolysis muncul kembali, segeralah periksakan diri Anda. [4,5]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment