Sering USG Saat Hamil – Efek Samping, dan Cara Penggunaanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Ultrasonografi atau USG adalah teknologi elektronik canggih yang memanfaatkan gelombang suara tinggi untuk menghasilkan gambar. Ultrasonografi ada beberapa jenis, salah satunya USG kandungan. Pemeriksaan USG kehamilan dapat digunakan selama tahapan kehamilan, seperti untuk melihat pertumbuhan janin, posisi janin, denyut jantung bayi dan mengetahui jenis kelamin[1].

USG rutin pada semua tahapan kehamilan terbukti bermanfaat untuk melihat faktor resiko atau potensi masalah yang tidak diharapkan. Skrining rutin dapat direncanakan untuk awal kehamilan, akhir kehamilan atau keduanya [1]. Terdapat beberapa jenis ultrasonografi dalam kehamilan, mulai dari ultrasonografi standar, 3-D, 4-D dan ekokardiografi janin. Sebagai jenis yang paling umum adalah USG 2-D yang memberikan gambaran datar dari satu aspek bayi [2].

Efek Samping sering USG saat Hamil

Pemeriksaan USG tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama yaitu sekitar 20 hingga 30 menit. Namun apabila dalam kondisi tertentu, seperti belum mendapatkan gambar pemindaian yang bagus, maka membutuhkan sedikit waktu lebih lama. Hal ini disebabkan karena posisi bayi atau bayi terlalu banyak bergerak [3]. Berikut efek samping atau resiko terlalu sering USG.

  • Menghasilkan efek biologis pada tubuh

Ultrasound atau dalam hal ini USG dianggap aman jika digunakan dengan hati-hati oleh penyedia layanan kesehatan yang terlatih. Energi ultrasound berpotensi menghasilkan efek biologis pada tubuh. Penggunaan yang terlalu lama dan tidak perlu atau saat penyedia layanan USG tidak terlatih, dapat meningkatkan resiko paparan energi ultrasound [7]. Pengalaman dan keahlian operator juga menentukan kualitas pencitraan ultrasound dan meminimalisir efek sampingnya [1].

  • Menghasilkan kantong-kantong gas kecil

Selain efek biologis pada tubuh, dalam beberapa kasus, gelombang ultrasound dapat menghasilkan kantong-kantong gas kecil dalam cairan atau jaringan tubuh (kavitasi). Konsekuensi jangka panjang dari efek tersebut masih belum diketahui dan memerlukan penelitian lebih lanjut [7].

Rekomendasi USG Kehamilan

Pemeriksaan USG rutin dilakukan untuk menilai dan memantau status kesehatan janin. USG juga memberi orangtua kesempatan berharga untuk melihat dan mendengar detak jantung janin dan mendapatkan gambar sebagai kabar gembira bagi keluarga dan teman. Namun tujuan medis harus tetap diutamakan.

Dianjurkan melakukan USG secara hati-hati dan semata-mata untuk tujuan medis. Untuk tujuan non-medis tidak dianjurkan, seperti untuk kenang-kenangan, mengabadikan momen dengan video atau foto dan keinginan melihat janin yang terlalu sering. USG diharapkan hanya untuk memberikan perhatian pada janin dan tumbuh kembangnya. Orangtua yang melakukan pemeriksaan USG dianjurkan untuk mengikuti arahan penyedia layanan kesehatan atau dokter tempat melakukan pemeriksaan. Ibu hamil juga harus mewaspadai membeli dan menggunakan alat pemantau detak hantung yang dijual bebas. Perangkat ini hanya boleh digunakan oleh tenaga medis terlatih [7].

Persiapan Sebelum USG

Beberapa pendapat menyarankan untuk meminum air putih 4-6 gelas sebelum tes. Hal tersebut bertujuan agar kandung kemih penuh dan membantu dokter memeriksa dengan lebih baik pada USG. Selain itu, ibu hamil yang akan USG juga diminta menahan buang air kecil sampai pemeriksaan selesai [9].

Hasil USG

Jika hasil USG kehamilan normal berarti bayi tumbuh dengan normal, jumlah cairan ketuban yang tepat dan tidak ada cacat lahir yang ditemukan, meskipun tidak semua terlihat pada USG. Hasil USG normal tidak menjamin bayi sehat. Sedangkan jika hasil USG tidak normal, maka terdapat beberapa kemungkinan, seperti bayi tidak tumbuh pada tingkat normal, cairan ketuban terlalu banyak atau sedikit dan memiliki cacat lahir. Selain itu ada potensi janin tumbuh diluar rahim atau posisi bayi dalam rahim [5]. Hasil USG dapat membuat ibu hamil menjadi khawatir namun perlu diutamakan juga pikiran yang tenang dan tetap melakukan pemeriksaan pada dokter atau tenaga medis lain secara rutin.

Tahapan penggunaan USG untuk ibu hamil yang benar

USG dilakuakan pada berbagai waktu selama kehamilan untuk alasan yang berbeda. Umumnya disarankan melakukan USG pada tiga tahapan. Berikut tahapan, tujuan dan manfaat USG:

Pada trimester pertama [4]:

  • Dilakukan untuk menentukan usia kehamilan
  • Jumlah janin dan mengidentifikasi struktur plasenta
  • Untuk mendiagnogsis kehamilan ektopik atau keguguran
  • Untuk memeriksa rahim dan anatomi panggul lainnya
  • Dalam beberapa kasus untuk mendeteksi kelainan janin

Pada pertengahan trimester (pemindaian 18 hingga 20 minggu) [4]:

  • Untuk mengkonfirmasi tanggal/usia kehamilan
  • Menentukan jumlah janin dan strukstur plasenta
  • Untuk membantu dalam tes amniosentesis
  • Memeriksa anatomi janin dan kelainan pada janin
  • Memeriksa jumlah cairan ketuban
  • Memeriksa pola aliran darah
  • Memeriksa perilaku dan aktivitas janin
  • Untuk memeriksa pertumbuhan janin

Pada trimester ketiga [4]:

  • Untuk memantau pertumbuhan janin
  • Untuk memeriksa jumlah cairan ketuban
  • Sebagai bagian dari profil biofisik
  • Untuk menentukan posisi janin
  • Untuk menilai plasenta

Menurut berbagai pendapat, USG tidak memiliki efek samping yang diketahui pada ibu dan bayi [1, 2, 3, 4, 5, 6]. Namun USG bisa berbahaya jika menemukan hasil yang tidak jelas atau kelainan sehingga dibutuhkan lebih banyak pemeriksaan tambahan secara intensif dan terkadang memiliki efek serius yang sulit diatasi oleh calon orangtua [6].

Ultrasonografi telah digunakan lebih dari 20 tahun dan memiliki keamanan yang sangat baik. Ini didasarkan pada radiasi non-region sehingga tidak memiliki resiko yang sama seperti sinar-X atau jenis sistem pencitraan lain yang menggunakan radiasi pengion [7]. Meskipun demikian, ultrasound adalah suatu bentuk energi dan dengan demikian menunjukkan efek pada jaringan biologis yang dilaluinya (bioefek). Mekanisme fisik yang bertanggungjawab atas efek ini adalah termal atau non-termal (mekanis) [8].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment