Tubuh Anda mempunyai sistem yang rumit untuk menutup kulit yang luka. Setiap tahap dibutuhkan untuk penyembuhan luka secara layak. Penyembuhan luka terdiri atas beberapa bagian dan langkah yang secara bersama-sama bertujuan untuk memperbaiki tubuh. [1]
Penyembuhan luka merupakan reaksi fisiologis alami terhadap adanya cedera pada jaringan. Akan tetapi, penyembuhan luka bukanlah merupakan hal yang sederhana namun melibatkan hubungan rumit saling mempengaruhi berbagai jenis sel, sitokin, perantara, dan sistem peredaran darah. [2]
Ketika kulit cedera, tubuh Anda mengatur serangkaian kejadian agar jaringan yang rusak diperbaiki. Proses penyembuhan luka terbagi ke dalam 4 tahap yaitu: tahap hemostasis, tahap peradangan, tahap proliferatif (pembangunan jaringan baru), dan tahap maturasi (penguatan jaringan). [3]
Daftar isi
1. Tahap Hemostasis
Hemostasis merupakan proses penutupan luka dengan cara membekukan darah. Hemostasis dimulai ketika darah bocor keluar dari tubuh. Langkah pertama dari hemostasis adalah ketika pembuluh darah menciut untuk membatasi aliran darah. Kemudian, keping darah bergerombol untuk menyegel dinding pembuluh darah yang pecah. [4]
Akhirnya, penggumpalan darah terjadi. Hal ini diperkuat dengan penyumbatan oleh keping darah dengan bantuan benang fibrin yang bertindak mirip agen pengikat molekuler. Tahap hemostasis dari penyembuhan luka terjadi sangat cepat. Keping darah melekat di permukaan sub-endotelium pada dinding epitelium pembuluh darah yang pecah dalam beberapa detik. [4]
Setelah itu terjadi, untaian fibrin pertama mulai melekat dalam waktu sekitar 60 detik. Karena fibrin mulai membentuk struktur mirip jala, darah berubah bentuk dari cairan menjadi gel. Proses ini berkat bantua pro-koagulan dan pelepasan protrombin. Pembentukan trombus atau gumpalan darah menjaga keping darah dan sel darah terperangkap pada area yang terluka. [4]
Pada umumnya, gumpalan darah penting pada langkah penyembuhan luka namun menjadi masalah bila terlepas dari dinding pembuluh darah dan ikut beredar dalam sistem peredaran darah. Sebab hal ini dapat menimbulkan stroke, embolisme paru, dan serangan jantung. [4]
2. Tahap Inflamasi/ Peradangan/ Pertahanan
Jika pada tahap 1 utamanya tentang penggumpalan darah, maka di tahap kedua ini disebut sebagai tahap inflamasi/ peradangan/ pertahanan. Tahap ini berfokus pada menghancurkan bakteri dan menghilangkan sisa-sisa serpihan darah. Hal ini penting untuk mempersiapkan lapisan agar jaringan baru dapat tumbuh. [3]
Selama tahap inflamasi ini, suatu jenis dari sel darah putih yang disebut neutrofil memasuki luka untuk menghancurkan bakteri dan menghilangkan sisa-sisa serpihan darah. Sel-sel ini sering kali mencapai konsentrasi puncak 24-48 jam setelah cedera, dan jumlahnya berkurang banyak setelah 3 hari. [3]
Setelah sel darah putih pergi meninggalkan luka, sel khusus yang disebut makrofag tiba untuk melanjutkan menghilangkan sisa-sisa serpihan darah dan bakteri. Sel ini juga menyekresikan faktor pertumbuhan dan protein yang menarik sel sistem kekebalan tubuh terhadap luka untuk membantu perbaikan jaringan. [3]
Tahap ini sering kali bertahan selama 4-6 hari. Tahap inflamasi kerap dikaitkan dengan pembengkakan, eritema (berubahnya warna kulit menjadi kemerahan), panas dan adanya rasa sakit. [3]
3. Tahap Proliferatif/ Pembangunan Jaringan Baru
Tahap proliferatif dari penyembuhan luka ketika kulit yang luka dibangun kembali dengan jaringan baru yang tersusun atas kolagen dan matriks ekstraseluler. Pada tahap ini, luka bertindak seagai jaringan baru yang sedang dibangun kembali. Sebagai tambahan, sebuah jaringan pembuluh darah yang baru harus dibangun. [4]
Hal ini dilakukan agar jaringan granulasi dapat tumbuh menjadi jaringan yang sehat dan menerima oksigen dan zat gizi yang memadai. Miofibroblas menyebabkan luka berkontraksi dengan cara mencengkeram ujung luka dan menariknya secara bersamaan menggunakan mekanisme yang mirip dengan yang dilakukan sel otot polos. [4]
Pada tahap penyembuhan luka yang sehat, jaringan granulasi berwarna merah atau merah jambu dan memiliki tekstur yang tidak rata. Terlebih lagi, jaringan granulasi yang sehat tidak mudah berdarah. Jaringan granulasi yang berwarna gelap menjadi pertanda infeksi, iskemia (kekurangan pasokan darah), atau buruknya perfusi. [4]
4. Tahap Maturasi/ Penguatan Jaringan
Pada tahap ini, jaringan baru secara perlahan mendapatkan kekuatan dan kelenturannya. Serat kolagen diatur kembali, jaringan dirombak dan menguat. Terdapat peningkatan kekuatan tarik secara keseluruhan (meskipun kekuatan tarik maksimum hanya sampai 80% dibandingkan sebelum cedera). Tahap maturasi dapat bervariasi antara luka yang satu dengan yang lain, sering kali bertahan 21 hari sampai dengan 2 tahun. [3]
Berapa Lama Waktu Penyembuhan Luka
Waktu penyembuhan luka bergantung pada seberapa lebar dan seberapa dalam luka. Butuh waktu sampai beberapa tahun bagi luka untuk benar-benar sembuh. Suatu luka terbuka mungkin lebih lama sembuh dibandingkan luka tertutup. [1]
Menurut John Hopkins Medicine, kira-kira setelah 3 bulan kebanyakan luka telah sembuh. Kulit dan jaringan baru memiliki kekuatan 80% dari kekuatan kulit sebelum cedera. Luka besar atau dalam akan lebih cepat sembuh bila tenaga kesehatan menjahit luka Anda. [1]
Penyebab Luka Lambat Sembuh
Banyak faktor dapat berujung pada lambatnya luka untuk sembuh. Faktor utama yaitu hipoksia (kurangnya pasokan oksigen ke jaringan), kolonisasi bakteri, iskemia, cedera reperfusi (rusaknya jaringan akibat pasokan darah kembali ke jaringan setelah mengalami iskemia), berubahnya tanggapan seluler, dan cacatnya sintesis kolagen. [2]
Faktor-faktor di atas mungkin merupakan hasil dari penyakit sistemik seperti diabetes, atau kondsi kronis, misalnya merokok atau kurang gizi. Faktor setempat yang dapat memperlambat penyembuhan luka adalah tekanan, pembengkakan jaringan, hipoksia, infeksi, maserasi (pelunakan dan perusakan jaringan akibat paparan terhadap lembab yang terlalu lama), dan dehidrasi. [2]
Tanda-Tanda Infeksi pada Luka
Jika luka Anda terinfeksi, maka luka akan memburuk. Nyeri, kemerahan, pembengkakan akan meningkat intensitasnya. Infeksi luka dapat juga berujung pada gejala lain seperti: [5]
- Kulit di sekitar luka terasa hangat
- Adanya cairan berwarna hijau atau kuning yang keuar dari luka
- Luka menjadi berbau tidak sedap
- Adanya garis merah pada kulit di sektar luka
- Demam dan menggigil
- Nyeri dan sakit
- Mual
- Muntah
Kapan Harus ke Dokter
JIka Anda memiliki luka dengan ciri-ciri seperti di bawah ini, segera cari pertolongan medis: [5]
- Luka lebar, dalam, dan ujungnya bergerigi
- Ujung luka tidak menyatu
- Terjadinya gejala infeksi seperti demam, peningkatan nyeri atau kemerahan, atau keluar cairan dari luka
- Tidak memungkinkan untuk membersihkan luka secara layak atau menghilangkan seluruh serpihan misalnya kaca atau batu
- Penyebab luka adalah gigitan atau cedera dari benda kotor, berkarat atau tercemar