Tes Cepat Molekuler (TCM): Fungsi – Prosedur dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Pemeriksaan untuk mendeteksi kehadiran mikroorganisme patogen dalam tubuh bisa dilakukan dalam beberapa modalitas pemeriksaan, misalnya pemeriksaan serologis dan pemeriksaan virologis/bakteriologis. Pemeriksaan... serologis adalah pemeriksaan yang umumnya digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi atau antigen di dalam darah, sedangkan pemeriksaan virologis/bakteriologis adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya asam nukleat pada sampel. Salah satu pemeriksaan yang mendeteksi asam nukleat (DNA/RNA) adalah pemeriksaan TCM (Tes Cepat Molekular). Pemeriksaan ini sebenarnya memiliki prinsip RT (Real Time) PCR yang sama dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), namun memiliki waktu pemeriksaan yang lebih singkat, oleh karenanya pemeriksaan ini disebut tes cepat molekuler. Pemeriksaan TCM sebenarnya bisa digunakan untuk berbagai penyakit infeksi, misalnya TBC, Influenza, bahkan SARS-CoV2 yang saat ini sedang menjadi pandemi. Di Indonesia sendiri, penggunaan TCM ini sudah dijadikan alur diagnostik untuk TBC kasus baru, oleh karenanya Indonesia memiliki banyak alat TCM yang tersebar di berbagai daerah. Kelebihan pemeriksan TCM adalah akurasi (sensitifitas dan spesifisitas) yang tinggi seperti halnya PCR, namun kelemahannya adalah menggunakan catridge yang berbeda pada setiap pemeriksaannya. Misalnya Catridge pemeriksaan TBC akan berbeda dengan pemeriksaan SARS-CoV2. Read more

Semua jenis virus dan bakteri, masing-masing memiliki DNA dan RNA yang unik. Tes Cepat Molekuler (TCM) bisa menggunakan DNA dan RNA tersebut untuk memberi tahu infeksi apa yang sedang terjadi pada tubuh, meskipun hanya dalam jumlah kecil.

Fungsi TCM

Influenza atau flu yang muncul secara musiman seringkali tidak bisa diduga kapan terjadinya dan tingkat keparahannya pun bisa berbeda.

Flu adalah penyakit menular paling umum dan paling mudah menyebar dari orang ke orang. Virus influenza menyerang sekitar 5-10% orang dewasa dan 20-30% anak-anak secara global dan menyebabkan infeksi, perawatan di rumah sakit, hingga kematian. [3]

Meskipun cara paling efektif untuk mencegah wabah influenza adalah dengan vaksinasi, namun outbreak atau wabah masih terus terjadi. Karena gejala flu bisa bertumpuk dan mirip dengan banyak infeksi pernafasan lainnya yang disebabkan oleh virus, pasien seringkali dirawat tanpa diagnosis yang formal. [5]

Untuk itu, ada tes cepat molekuler (TCM) yang bisa memberikan diagnosis dengan lebih cepat dan akurat, serta mampu mendeteksi virus atau bakteri yang mungkin terlewat oleh tes jenis lama. [5]

TCM adalah tes diagnostik influenza molekuler jenis baru yang mendeteksi keberadaan RNA atau DNA virus flu dari sampel yang diambil dari saluran nafas bagian atas. Hasil tes-nya sudah bisa didapat dalam 15 hingga 30 menit. [4, 5]

Siapa yang Membutuhkan TCM?

Kebanyakan orang yang terjangkit flu melakukan pengobatan sendiri di rumah dan seringkali tidak perlu pergi ke dokter. [3]

Tapi, bagi mereka yang memiliki penyakit lain atau komplikasi, menemui dokter segera dan minum obat antivirus dalam 48 jam pertama setelah gejala awal muncul bisa mengurangi waktu terinfeksi dan membantu mencegah terjadinya masalah yang lebih serius. [1]

Di dunia medis, tes cepat molekuler digunakan untuk situasi-situasi berikut: [5]

1. Membuat Keputusan Klinis

  • Tes influenza tidak selalu dibutuhkan oleh pasien rawat jalan yang menunjukkan gejala flu. Namun, jika flu sudah mewabah dan menyebar di suatu wilayah, maka orang dengan gejala flu yang konsisten dengan wabah tersebut, sebaiknya di-tes untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
  • TCM direkomendasikan untuk semua pasien yang dirawat di rumah sakit dengan dugaan influenza.
  • Bagaimanapun, sambil menunggu hasil tes keluar, pasien harus tetap dirawat menggunakan pengobatan antiviral.

2. Tes Flu Untuk Pasien yang Dirawat di Rumah Sakit

  • Pasien yang dirawat dengan dugaan influenza tanpa penyakit saluran nafas bawah harus diambil sampel saluran nafas atas-nya untuk di-tes.
  • Sampel yang diambil dari saluran nafas bawah dari pasien dirawat dengan dugaan flu dan pneumonia bisa diperiksa menggunakan TCM jika hasil dari tes sampel saluran nafas atas hasilnya negatif.

3. Mendeteksi Wabah Flu yang Terjadi dalam Sebuah Fasilitas

  • TCM khususnya berguna untuk mengidentifikasi infeksi akibat virus flu sebagai penyebab wabah penyakit pernafasan dalam sebuah fasilitas (misalnya panti jompo, fasilitas perawatan penyakit kronis, dan rumah sakit).
  • Hasil positif dari satu orang atau lebih dengan dugaan influenza bisa digunakan untuk melakukan pencegahan dan langkah-langkah pengamanan yang dibutuhkan dalam fasilitas tersebut.

4. Mendeteksi Kasus Influenza A Baru

TCM dirancang untuk mengidektifikasi RNA viral pada influenza A dan B secara lebih akurat dengan menggunakan gen.

Beberapa jenis tes bisa mendeteksi virus flu A atau B tapi tidak bisa menentukan subtipe-nya, sehingga tidak bisa memberi tahu apakah infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus influenza A yang masih baru jenisnya.

Virus baru ini biasanya berasal dari hewan yang kemudian berpindah pada manusia.

Prosedur dan Hasil TCM

Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien untuk menjalankan tes ini. [6]

Sampel saluran nafas yang digunakan untuk tes cepat molekuler diambil melalui swab nasofaring atau nasal. Sampel harus diambil dalam jangka waktu 3-4 hari sejak muncul gejala. [1, 3, 6]

  • Pasien akan diminta untuk membuang ingus dari hidung lebih dulu, jika ada, untuk membersihkan saluran nasal
  • Kepala pasien akan dimiringkan sedikit ke arah belakang agar saluran nasal lebih mudah diakses
  • Dokter atau perawat kemudian akan memasukkan swab melalui hidung menuju nasofaring – swab ini berbentuk mirip seperti cotton bud namun dengan tangkai yang lebih panjang
  • Setelah sampai di nasofaring, swab akan didiamkan disana selama beberapa detik untuk menyerap lendir yang dibutuhkan
  • Swab dikeluarkan dari hidung dengan gerakan memutar, atau swab mungkin juga diputar ketika masih berada di nasofaring
  • Pengambilan sampel selesai

Sampel kemudian dimasukkan ke dalam tabung untuk diperiksa di laboratorium. Hasil tes melalui metode ini bisa didapat dalam waktu sekitar 15 hingga 30 menit dengan sensitivitas dan akurasi yang tinggi. [2, 3, 4]

TCM untuk Deteksi COVID-19

Seperti yang disebutkan diatas, TCM bisa digunakan sebagai alat tes untuk mendeteksi jenis influenza baru. Wabah Covid-19 yang tengah berlangsung secara global saat ini terus melakukan perbaikan di area tes pasien agar hasil yang didapat bisa lebih cepat dan akurat. [2]

Seperti yang sudah diketahui, tes Covid-19 yang saat ini gencar digunakan adalah PCR (Polymerase Chain Reaction) yang menggunakan metode swab dan tes antibodi yang menggunakan sampel darah. [5]

Bila TCM digunakan juga untuk deteksi Covid-19, apa kelebihan dan kekurangannya dibanding dua tes lainnya?

Kelebihan TCM

  • Hasilnya bisa didapatkan dalam waktu yang singkat (dari 15-30 menit hingga kurang dari 1.5 jam).
  • Tes mulekular lebih sensitif dan spesifik untuk mendeteksi virus influenza dibanding tes flu lainnya.
  • Kemungkinan hasil positif atau negatif yang salah sangat rendah.
  • Beberapa tes molekuler bisa membedakan virus influenza A berdasarkan subtipe-nya.

Kekurangan TCM

  • Pemeriksaan sampel TCM tidak selalu tersedia on-site, yang artinya harus dikirim ke laboratorium dan menunggu antrian (bila kondisinya massal seperti saat terjadi wabah), sehingga waktu aktual untuk mendapatkan hasil tes bisa jadi lebih lama.
  • Biaya tes lebih mahal dibandingkan tes flu lainnya.

Saat ini TCM yang tersedia di rumah sakit-rumah sakit dan laboratorium di Indonesia adalah yang sudah digunakan untuk deteksi tuberkulosis (TBC).

Namun di beberapa fasilitas kesehatan sudah direncanakan untuk diberdayakan juga sebagai tes deteksi Covid-19 dengan harapan hasil bisa didapatkan lebih cepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment