Iritis : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Iritis adalah pembengkakan dan iritasi (peradangan) pada cincin berwarna di sekitar pupil mata (iris). Jika tidak ditangani, iritis dapat menyebabkan glaukoma atau kehilangan penglihatan. Iritis dapat... terjadi pada satu atau kedua mata. Biasanya terjadi secara tiba-tiba, dan dapat bertahan hingga tiga bulan. Tanda dan gejala iritis meliputi mata merah, rasa tidak nyaman atau pegal di mata yang terkena, sensitivitas terhadap cahaya, dan menurunnya penglihatan. Iritis yang terjadi tiba-tiba, dalam beberapa jam atau hari, dikenal sebagai iritis akut. Gejala yang berkembang secara bertahap atau bertahan lebih dari tiga bulan disebut dengan iritis kronis. Iritis dapat disebabkan oleh cedera pada mata, infeksi, dan obat-obatan tertentu. Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan mata lengkap, seperti pemeriksaan luar mata, pemeriksaan visual untuk melihat seberapa tajam penglihatan Anda, dan pemeriksaan dengan menggunakan slit-lamp untuk melihat kondisi di dalam mata Anda. Konsultasikan dokter Anda sesegera mungkin jika Anda mengalami gejala iritis. Read more

Apa Itu Iritis?

Iritis
Iritis ( img : Spondylitis Association of America )

Iritis merupakan sebuah kondisi iritasi yang disertai pembengkakan pada iris mata karena peradangan [1,2,12].

Iris mata sendiri merupakan bagian mata yang juga disebut dengan istilah selaput pelangi, yakni area gelang pada mata di mana pupil dan sklera (bagian putih mata) membatasinya [1].

Iritis juga dikenal sebagai salah satu jenis uveitis, yaitu uveitis anterior [1,2].

Iris terdapat pada bagian depan uvea yang dapat terlihat melalui kornea, sedangkan uvea sendiri merupakan lapisan tengah mata antara bagian putih mata dan retina [13]

Jika uveitis adalah peradangan pada seluruh atau sebagian uvea, maka iritis merupakan jenis uveitis di mana radang terjadi pada sebagian uvea [14].

Tinjauan
Iritis adalah peradangan iris mata yang ditandai dengan bengkak dan iritasi pada iris. Iritis juga dikenal dengan kondisi uveitis anterior, yakni salah satu jenis uveitis.

Fakta Tentang Iritis

  1. Iritis merupakan jenis uveitis yang paling umum dengan prevalensi 12 per 100.000 kasus [1].
  2. Sebanyak 50-70% kasus uveitis di negara-negara Barat rupanya tergolong sebagai uveitis anterior atau iritis [1].
  3. Orang-orang dewasa muda dan usia paruh baya memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi dalam mengalami iritis [1].
  4. Sebagian besar kasus iritis tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik, namun sebanyak 20% kasus diketahui rata-rata disebabkan oleh cedera mata akibat benda tumpul [1].
  5. Gejala cenderung dapat sembuh dengan sendirinya pada kasus uveitis anterior ringan hingga sedang, namun risiko penurunan tingkat ketajaman mata dapat terjadi pada uveitis anterior berat [2].
  6. Di Indonesia, data prevalensi nasional iritis belum tersedia sehingga belum diketahui secara spesifik.

Penyebab Iritis

Penyebab iritis seringkali tak diketahui secara pasti, namun beberapa faktor di bawah ini memiliki kaitan erat dengan terjadinya iritis :

  • Infeksi

Infeksi virus yang mampu menyebabkan iritis adalah virus herpes yang biasanya menyerang area wajah [1,2,3].

Selain itu, toksoplasmosis juga merupakan jenis infeksi yang perlu diwaspadai, terutama karena penularannya terjadi ketika mengonsumsi makanan setengah matang atau mentah [1,3].

Histoplasmosis atau infeksi baru ketika menghirup spora jamur, sifilis, hingga tuberkulosis adalah beberapa jenis infeksi yang juga dapat memicu uveitis dan iritis [1,2,3].

  • Cedera Mata

Cedera pada mata, seperti luka bakar atau cedera akibat terpapar zat kimia berbahaya mampu memicu iritis [1].

  • Efek Pengobatan Tertentu

Penggunaan obat tertentu mampu menyebabkan iritis, seperti halnya antivirus cidofovir dan antibiotik rifabutin [5].

Obat osteoporosis seperti bisphosphonates juga mampu menyebabkan iritis [6].

Meski demikian, kasus iritis karena obat-obatan ini sangat jarang terjadi.

Penyakit autoimun ini dapat berbahaya dan memicu iritis karena sel-sel inflamasi di area mata dapat tumbuh karenanya [1,2,3,4].

  • Predisposisi Genetik

Penyakit autoimun karena faktor genetik mampu meningkatkan risiko iritis akut [1,2].

Arthritis psoriatik, penyakit radang usus besar, arthritis reaktif, dan ankylosing spondylitis merupakan jenis-jenis arthritis yang perlu diwaspadai [2,7].

  • Juvenile Rheumatoid Arthritis

Pada anak-anak dengan kondisi ini, risiko mengalami iritis kronik pun semakin tinggi [1,7].

  • Penyakit Bahcet

Penyakit ini adalah penyakit yang cukup jarang dijumpai, begitu pula diketahui jarang menyebabkan iritis akut, khususnya di negara-negara Barat [3,7].

Namun, kondisi yang ditandai dengan luka pada mulut, luka pada alat genital, dan gangguan sendi ini tetap perlu diketahui sebagai salah satu penyebab iritis [3,7].

Faktor Risiko Iritis

Selain sejumlah kondisi yang dikaitkan dengan iritis di atas, beberapa faktor di bawah ini pun diketahui memperbesar potensi seseorang menderita iritis, yaitu :

  • Kebiasaan merokok [8].
  • Memiliki penyakit autoimun [1,2,7].
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah [1,3,4].
  • Mengidap infeksi menular seksual, seperti HIV/AIDS atau sifilis [1,2,3,4].
  • Perubahan genetik tertentu, seperti HLAB27, yakni perubahan gen yang memengaruhi fungsi sistem imun sehingga iritis lebih mudah terjadi [1,3,7].
Tinjauan
Iritis dapat terjadi karena cedera pada mata maupun karena predisposisi genetik. Selain itu, infeksi seperti toksoplasmosis, herpes, sifilis, dan tuberkulosis juga perlu diwaspadai sebagai penyebab iritis.

Jenis Iritis Menurut Gejala

Iritis atau uveitis anterior terbagi menjadi dua jenis kondisi menurut gejalanya, yakni iritis akut dan kronik [1,2].

Iritis Akut

Pada kondisi iritis akut, penderitanya biasanya mengalami nyeri di bagian mata yang disertai dengan kemerahan.

Tak hanya itu, beberapa keluhan lain yang perlu dikenali adalah [1,4] :

  • Mata berair
  • Penurunan daya penglihatan
  • Fotofobia (peningkatan sensitivitas mata terhadap cahaya)

Iritis Kronik

Pada kasus iritis kronik, nyeri yang dirasakan pada mata tidak seberat pada kondisi akut.

Selain nyeri, berikut ini adalah keluhan lain yang dapat menyertai [1,4] :

  • Mata kemerahan
  • Penglihatan buram
  • Fotofobia

Gejala-gejala iritis dapat berkembang cukup cepat, baik itu dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam, khususnya pada kasus iritis akut.

Namun jika gejala-gejala yang dialami tak menunjukkan tanda membaik dalam waktu 3 bulan atau lebih, maka hal ini menandakan bahwa penderita mengalami iritis kronik.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Segera ke dokter spesialis mata untuk memeriksakan diri bila mata memerah, mata terasa nyeri, penglihatan memburam, dan/atau mengalami fotofobia.

Deteksi dan penanganan dini dapat membantu pasien dalam mencegah komplikasi-komplikasi serius yang fatal.

Tinjauan
Gejala umum iritis adalah nyeri di bagian mata, kemerahan, serta fotofobia.

Pemeriksaan Iritis

Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode pemeriksaan yang perlu ditempuh oleh pasien antara lain adalah :

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan eksternal adalah prosedur diagnosa utama yang dilakukan oleh dokter menggunakan senter seukuran pulpen agar dapat melihat ke arah pupil [1].

Dokter kemudian juga akan mengobservasi salah satu atau kedua sisi mata yang mengalami kemerahan [1].

Pola kemerahan tersebut akan diperiksa oleh dokter [1].

  • Ketajaman Visual

Pemeriksaan ketajaman penglihatan pasien juga perlu diterapkan [1,3,4].

Biasanya dokter dalam hal ini menggunakan grafik khusus untuk pemeriksaan mata [3,4].

Selain itu, ada pula beberapa tes standar lainnya yang mungkin dokter sarankan agar pasien menempuhnya.

  • Slit Lamp

Pada prosedur pemeriksaan ini, dokter biasanya menggunakan mikroskop khusus yang sudah dilengkapi dengan cahaya [1,3,4].

Bagian dalam mata akan dicek oleh dokter untuk mengetahui tanda-tanda iritis.

Dokter juga akan meneteskan obat tetes mata untuk membesarkan pupil supaya bagian dalam mata pasien terlihat lebih jelas [1,3,4].

Untuk mengetahui dan memastikan apakah pasien mengalami tuberkulosis atau sarkoidosis [1,4].

Karena kedua kondisi tersebut mampu menyebabkan uveitis, maka pemeriksaan ini dapat pasien jalani.

  • Tes Laboratorium Lainnya

Beberapa metode pemeriksaan laboratorium juga perlu ditempuh oleh pasien apabila dokter menemukan keberadaan uveitis granulomatosa bilateral atau uveitis rekuren [1].

Tes darah lengkap, antibodi antinuklir, tes HIV, tes tingkat sedimentasi eritrosit, urinalisis, tes plasma reagin cepat, lyme titer, purified protein derivative hingga tes VDRL (venereal disease research laboratory test atau tes skrining pendeteksi sifilis) [1,4].

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, ketajaman visual, radiografi dada, dan slit lamp adalah metode-metode utama pemeriksaan untuk mendiagnosa iritis.

Pengobatan Iritis

Pengobatan iritis biasanya bertujuan utama meredakan nyeri dan radang sekaligus menjaga fungsi penglihatan pasien tetap baik.

Beberapa metode pengobatan untuk kasus iritis pada umumnya adalah :

  • Tetes Mata Steroid

Untuk mengatasi peradangan, biasanya glukokortikoid diresepkan oleh dokter [1,3,4,6,7].

Biasanya obat jenis steroid ini diberikan dalam bentuk tetes mata.

Selain dalam bentuk tetes mata, obat steroid seperti prednisolone 1% dapat digunakan untuk mengatasi masalah iritis [1,3,4,6,7].

Pilihan terbaik untuk uveitis adalah steroid yang paling kuat seperti prednisolone 1% [1,3,4].

Guna obat ini adalah untuk meredakan peradangan melalui penekanan migrasi leukosit polimorfonuklear dan pembalikan permeabilitas kapiler yang mengalami peningkatan [1].

  • Penghambat Faktor Nekrosis Tumor

Obat lainnya yang kemungkinan dokter resepkan adalah adalimumab atau infliximab yang umumnya diperuntukkan bagi pasien uveitis kronik yang disebabkan oleh spondyloarthropathy seronegatif [1,9].

Uveitis kronik ini umumnya mengancam kesehatan dan fungsi penglihatan [1,2].

  • Antikolinergik

Contoh obat antikolinergik salah satunya adalah homatropine yang bertujuan memblokir impuls saraf ke otot siliaris dan sfingter pupil [1,10].

Obat ini juga akan meredakan rasa nyeri maupun fotofobia yang dikeluhkan pasien [1].

Selain homatropine, cyclopentolate 0,5-2% yang memiliki fungsi sama dengan homatropine [1,10,11].

Hanya saja bila mempertimbangkan dari segi efektivitas, homatropine masih lebih baik [1].

Hal ini dikarenakan efek cyclopentolate hanya bertahan 1 hari bagi penggunanya [1].

Apakah prognosis iritis baik?

Prognosis iritis tergolong bagus, namun tentunya jika penderita mendapatkan penanganan yang tepat secepatnya [1].

Agar prognosis baik, segera ke dokter spesialis mata dalam waktu 24 jam dari timbulnya gejala atau dari sejak cedera pada mata terjadi (bila hal ini terkait dengan cedera) [1].

Bahkan ketika selesai ditangani, pasien sebaiknya masih dipantau oleh dokter dengan melakukan pemeriksaan slit lamp dan tekanan intraokular setidaknya beberapa hari sekali [1].

Saat kondisi mata pasien menurut dokter sudah stabil sekalipun, 1-6 bulan sekali pasien tetap diminta datang untuk pengecekan kondisi mata [1].

Tinjauan
Penanganan iritis adalah dengan obat tetes mata atau obat oles (topikal) steroid, antikolinergik, atau penghambat faktor nekrosis tumor; hal ini akan disesuaikan dengan penyebab iritis.

Komplikasi Iritis

Iritis dapat menjadi berbahaya dan menimbulkan beberapa risiko komplikasi di bawah ini apabila tidak ditangani atau terjadi rekuren.

  • Glaukoma

Iritis dapat kambuh walau sudah diobati dan jika sampai kondisi ini terjadi berulang, risiko glaukoma pun semakin tinggi [1,3,4,7].

Ketika iritis mengalami rekuren, tekanan di bagian dalam mata meningkat di mana hal ini memperbesar kemungkinan kebutaan.

Iritis yang tak kunjung diobati atau bahkan mengalami rekuren yang terlampau sering mampu meningkatkan risiko katarak [1,3,4,7,8].

Keruhnya lensa mata dapat terjadi karena peradangan yang tak segera memperoleh penanganan.

  • Pupil Tidak Beraturan

Ketidakteraturan bentuk pupil mata biasanya disebabkan oleh jaringan parut yang menempel pada kornea atau lensa mata [1].

  • Deposit Kalsium di Kornea

Kornea pada kondisi deposit kalsium akan mengalami degenerasi. Bila degenerasi kornea terjadi, maka sebagai akibatnya penglihatan dapat menurun [11].

  • Atrofi Saraf Optik

Atrofi saraf optik adalah risiko komplikasi lainnya akibat tekanan pada intraokular yang meningkat [1].

Kondisi ini dapat terjadi bersama dengan kehilangan penglihatan permanen katastrofik sehingga pastikan untuk memperoleh penanganan iritis secepatnya [1].

Tinjauan
Berbagai risiko komplikasi iritis adalah glaukoma, katarak, ketidakteraturan pupil, deposit kalsium di kornea, hingga atrofi saraf optik dan kebutaan permanen.

Pencegahan Iritis

Iritis memungkinkan untuk dicegah, namun tak banyak yang bisa dilakukan.

Bagi penderita gangguan autoimun, penting untuk menggunakan obat sesuai resep dokter dengan benar [12].

Iritis setidaknya dapat diminimalisir risikonya dengan penggunaan obat resep dokter secara rutin [12].

Pemeriksaan mata rutin juga sangat membantu dalam deteksi dini adanya gejala iritis [1,12].

Bila mengalami cedera pada mata, segera ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan penanganan dini supaya mampu mencegah risiko komplikasi [1,12].

Tinjauan
Pencegahan iritis pada penderita penyakit autoimun adalah dengan menggunakan obat resep dokter dengan baik. Pertolongan pertama pada cedera mata serta pemeriksaan mata rutin juga sangat disarankan dalam meminimalisir risiko iritis dan komplikasinya.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment